Breeding

Menangkar Murai Batu Trah Juara ala Ir H Wahyu, Jakarta

Sebagai salah satu pengurus Ketua Bidang Organisasi Wilayah Barat di Pelestari Burung Indonesia (PBI) Ir H Wahyu pun turut perduli menangkar burung kicauan. Penangkaran murai batunya ini diawalinya sejak dua tahun silam, semua indukanya pejantannya bekas burung-burung juara di lapangan.

Murai Batu
H Wahyu Bersama Anakan Siap Lomba

Di sela kesibukannya sebagai pengusaha sukses dibidang kuliner, H Wahyu masih sempat meluangkan waktunya membudidayakan murai batu dengan nama Bejo Bird Farm. Pasangan indukan yang diternaknya di kediamannya kawasan Petukangan Utara Jakarta memang tidak banyak. Tidak lebih dari hanya 7 petak kandang saja. Namun, produknya yang terbatas ini justru kerap ditunggu kalangan kicaumania. Setiap muncul anakannya selalu laris manis diserbu para peminatnya.

Karena produknya yang terbatas ini, peminat terpaksa harus inden bersabar menunggu gilirannya, tidak hanya dari Jabodetabek tapi juga dari luar kota seperti Bali, Gresik, dan kota-kota besar lainnya. Berapa banderol trotolannya? Tidak kurang dari Rp 10 juta seekor. “Sebagian besar yang mengambil anakannya kalangan pemain lomba,” jelasnya.

Murai Batu
Anakan Saat Pasca Panen.

H Wahyu memang tidak sembarangan menggunakan materi indukan penangkaran murai batunya. Burung-burung yang dulunya pernah prestasi dimasukannya ke kandang ternak. Salah satunya adalah indukan pejantan bernama Jose milik Sien Ronny Surabaya yang dititipkannya. “Ini sedang proses penjodohan dengan indukan betina pilihan,” lanjut dia.

Di atas lantai 3 kediamannya di Jl Muchtar Raya, Gg Pitoenk Rt 05/Rw 11 No 39, Petukangan Utara Jakarta Selatan (WA 081210994999) sederet kandang diisi beberapa burung unggulan diantaranya King Salmon, Seksi dan lainnya. Satu lagi yang kini dijadikan indukan pejantan ada Master King, burung ini anakan dari Kawaguchi jawara legendaris milik Mr King Tangerang.

Anakan Murai Batu
Sebagian Anakan Dibesarkan Indukannya

Kandang ternaknya dibuat sederhana, ukuran setiap petaknya tidak lebih dari lebar 1,2 meter x panjang 2 meter dan tinggi 2 meter. Namun yang penting burung bisa nyaman dan mau berproduksi. Itu terbukti, sudah banyak anakan yang terlahir dari nama indukan-indukan tersebut diatas tadi. “Tapi sekarang indukannya sedang diistirahatkan, karena sedang pada mabung, jadi dipisah-pisah. Belum dimulai lagi,” ungkap H Wahyu.

Baca Juga :  Mejeng Murai Batu Mania, Bangkitkan Murai Batu Tumbuhkan Semangat Beternak

Bilamana indukan sudah berproduksi, awalnya dia hanya memanen anakan diumur 7 hari, kemudian diloloh perawat hingga makan sendiri. Namun, sebagian besar kini dia lebih suka anakan dibesarkan indukannya langsung hingga besar. Dengan cara ini, pertumbuhan anakan alami kualitasnya lebih bagus baik dari fisik, mental dan lainnya.

Dengan cara seperti itu anakan tidak sejinak dibesarkan dengan cara diloloh perawat, burung lebih gesit dan cenderung liar bila didekati. Namun demikian burung jadi lebih sehat dan fisiknya kuat. (kb-4)

Related Articles

Back to top button