Yogi Gresik, Siap Lanjutkan Jejak Sang Abah Jadi Perawat Perkutut Handal
H.Cholik dikenal sebagai salah satu perawat perkutut handal yang sampai saat ini masih terus eksis. Tidak sedikit perkutut jawara yang berhasil diorbitkan berkat tangan dinginnya. Dan tidak sedikit pula kung mania yang mengakui kehebatannya dalam memoles perkutut sampai meraih prestasi tertinggi. Sebut saja Irama Agung, perkutut milik H.Tohir JBN Galis Bangkalan yang sukses menjadi jawara tanpa tanding.
Di tangan H.Cholil inilah, Irama Agung mampu mempertahankan predikat sebagai burung terbaik versi Liga Perkutut Indonesia. Seiring perjalanan waktu, ketika usia H.Cholil semakin bertambah, ada keinginan untuk menularkan ilmunya agar keahliannya sebagai perawat handal bisa terus ada. Beberapa kung mania yang sempat “berguru” kepadanya tak ada yang dinilai bisa meneruskan keahlian sebagai perawat.
Ahli waris sebagai perawat ternyata dimiliki oleh Yogi, salah satu putra H.Cholil. “Saya melihat Yogi nampaknya bisa meneruskan ilmu perawat perkutut yang saya miliki, dia mau belajar meski seluruh ilmu yang saya miliki sudah saya serahkan. Saya salut dengan besarnya minat dia untuk menjadi perawat meneruskan apa yang saya lakukan,” terang H.Cholil. Yogi sendiri ketika ditanya, dirinya mengaku selalu siap untuk menggantikan posisi sang Abah.
“Selama ini saya terus belajar dan belajar dari Abah soal rawatan perkutut. Ilmu yang saya miliki saya terapkan ke beberapa burung milik orang lain, yang saya ikuti,” jelas Yogi. Meski sang Abah adalah perawat handal, selama ini dirinya lebih memilih ikut orang lain mengorbitkan burung. Hal ini dilakukan sebagai bentuk keinginan yang kuat bahwa dirinya tidak ingin berada dalam bayang-bayang sang Abah.
Dia merasa bahwa dengan memilih jalan sebagai perawat burung milik orang lain, dia ingin membuktikan bisa mengorbitkan burung meski tanpa campur tangan sang Abah. Namun demikian ilmu yang ia dapatkan tetap dari sang Abah dan dirinya menerapkan ilmu tersebut tanpa ada campur tangan orang tua.
Lambat laun namun pasti, Yogi merasa bahwa inilah saatnya, membuktikan diri bahwa dirinya bisa meneruskan ilmu yang didapat dari Abah secara gratis. Beberapa burung kelas lomba, mulai ia orbitan lewat tangannya sendiri. Ilegal, Romeo, Bos Muda, Satria Muda adalah sederet nama perkutut level atas yang sudah dalam rawatannya. Yogi mengaku kunci perawatan burung sebenarnya terletak pada faktor rawatan harian.
“Rawatan harian memegang peran penting dalam perawatan burung. 80 persen performa burung tergantung dalam rawatan harian, sedangkan 20 persen berasal dari faktor jamu” kata Yogi lagi. Rawatan harian yang dimaksudkan adalah menemukan menu pakan yang cocok untuk perkutut. Ada burung yang cocok dikasih ketan hitam, ada yang cocok dicampur gabah, ada yang cocok hanya gabah saja.
Begitu pula ketika ada dua bahan pakan, proses pencampuran kedua bahan tersebut, masing-masing butuh berapa persen. Hal-hal seperti itu kadang dianggap remeh, namun sebenarnya cukup penting dan vital. Karena setiap burung memiliki karakter yang berbeda. Yogi melakukan hal itu setiap hari. Memantau perkembangan burung, hari demi hari, menjadi rutinitas yang tidak pernah terlewatkan.
Bahkan untuk masalah jamu, Yogi mengaku meracik sendiri tanpa bantuan sang Abah. H.Cholil mengaku saat ini sudah tidak terlalu sering mengutak atik perkutut karena sudah ada sang anak. Dan dirinya mengaku sudah yakin bahwa Yogi bisa melanjutkan profesi perawat yang pernah disandangnya.
“Saya memang akan meninggalkan profesi seorang perawat dan fokus untuk ternak, alasannya selain umur sudah mulai tua, saya tidak mungkin bersaing dengan anak saya sendiri. Biarlah Yogi yang tampil menggantikan posisi saya, karena saya yakin dia bisa melakukannya,” imbuh H.Cholil. Yogi sendiri mengaku meski seluruh ilmu yang dimiliki sudah bisa menggantikan posisi sang Abah, dia tetap akan belajar dan belajar.
Apalagi dengan usia diangka 28 tahun, memberikan peluang baginya untuk terus mengasah kemampuan sebagai seorang perawat handal. Setelah nanti H.Cholil benar-benar vakum sebagai perawat, Yogilah yang akan tampil. “Saat ini saya membantu Abah mengorbitkan burung-burung team ALF Semarang. Saya punya misi untuk bisa mengorbitkan burung ALF sampai ke puncak prestasi,” kata Yogi lagi.