News

Udung, Peternak Asal Ciamis – Ungkap Mitos yang salah Tentang Cucak Hijau

Kontesburung.com – Mitos atau keyakinan tentang Cucak Hijau susah ditangkar, seperti sudah mengakar dibenak kicaumania, bahkan mitos itu telah membuat sebagian kicaumania ogah mencobanya, padahal menurut Udung peternak aneka jenis burung asal Ciamis, mitos tersebut tidak benar, bahkan salah besar.

Karena Udung sendiri sudah membuktikan kalau menangkar Cucak Hijau tak jauh beda dengan menangkar burung pada umumnya. Termasuk kendalannya juga hampir sama dengan menangkar burung lain. Yang penting menurut pria yang memiliki nama lengkap Udung Abdulah, peternak itu perlu kesabaran dan harus tlaten.

Karena yang ditangkarkan hanya sepasang, maka Udung mengaku belum banyak mencatat kendala yang sering dialami dalam menangkar Cucak Hijau. Dari pengalaman ia menangkar cucak hijau juga sempat mengalami kendala diawal seperti menjodohkan yang perlu waktu agak lama, tak jauh berbeda dengan menangkar Cucak rowo.

f2 Telur dan satu anakan yang baru menetas

Karena dari pengalaman menangkar berbegai jenis burung, kendala yang dialami saat penjodohan cucak hijau hampir sama dengan Cucak rowo. Barangkai karena sama sama pemakan buah.

Tapi kalau sudah jodoh, maka sepasang indukan tersebut akan menghasilkan anakan secara rutin seperti burung burung lainya, apalagi kalau anakan segera dipisah dan diloloh sendiri, maka indukan akan segera kawin lagi.

PAHAMI KEBUTUHAN MAKANAN

Ada satu hal yang dicatat oleh pria yang tinggal didesa Handapherang, Kec.Cijunjing, kabupaten Ciamis untuk mempercepat keberhasilan menangkar Cucak hajau, yakni pahami pakannya. Dengan memahami kebutuhan pakannya akan mempercepat produksi.

“Cucak hijau jangan hanya diberi pakan pisang dan pepaya saja, tapi beri buah lain yang disukai kemudian ditambah serangga seperti jangkrik untuk memenuhi kebutuhan protein hewani sekaligus untuk meningkatkan birahi indukan. Dan itu salah satu kunci indukan cepat melakukan perkawinan,” terang pria berperawakan kurus ini.

Baca Juga :  The Sultan Special Bursa All Class G-24 Malang - Gagal Dapat Burung, H M Hidayat Ingin Gelar Even Bursa Lagi
f3 Anakan yang berumur satu minggu

Karena sebelum mengetahui kebutuhan protein harian, ia hanya memberi pakan pisang dan pepaya saja, akibatnya indukan ngak jodoh jodoh. Karena dari banyak pengalaman menangkar aneka jenis burung, ia batu tersadar untuk memberinya jangkrik secara rutin tiap hari, hasilnya benar benar terbukti. Dimana indukan mulai terlihat birahinya dan beberapa hari sudah mulai buat sarang, hal itu menandakan kalau keduanya sudah kawin dan siap bertelur.

“Setelah bertelur ada dua biji telur yang tidak besar berwarna bintik bintik, saat saya masuk ke kandang, kedua indukan tidak takut . Setelah kurang lebih dua minggu telur tersebut menetas,” terang Udung yang juga sukses menangkar Hwa mei.

f4 Udung dengan anakan Cucal hijau umur sebulan

Setelah menetas anakan dibiarkan dibesarkan oleh indukan, hanya sesekali diambil untuk diberi makan sendiri agar jinak. Dan setelah umur tiga mingguan anakan sudah mulai belajar terbang. Dari pengalaman diatas, Udung menjelaskan bahwa sebenarnya menangkar Cuncak Hijau tak jauh beda dengan menangkar Murai Batu, Kacer, Cucak rowo dan lainnya.

Yang menjadi kendala terbesar adalah dari peternak sendiri yang ogah ogahan menangkarnya. Mengapa demikian? karena harga anakanya yang relatif murah, bahkan tak jauh beda dengan harga burung Cucak Hijau tangkapan hutan. Hal itu beda dengan menangkar Murai batu, Cucak rowo, Hwa mei, Punglor Kembang yang harga anakannya lumayan mahal sehingga peternak bersemangat dalam menangkarkanya, karena bisa dijadikan side income yang menjanjikan.

f5 Udung didepan Farmnya yang komplit ternakannya

“Saya rasa hampir semua jenis burung bisa ditangkar, kalau ada yang tidak mau menangkar bukan karena susah, tapi karena alasan harga anakannya yang murah. Buat apa kita menagkar kalau hasil yang didapat nilai jualnya sama dengan hasil tangkapan alam,” begitu penjelasan Udung pada kontesburung.com.

Baca Juga :  SKMM Festival G-24 Mojokerto – MB Titik Ae Masih Sulit Kalah, CH Kaisar Nyeri

Related Articles

Back to top button