Breeding

D’Yan Bird Farm Bali, Pencetak Murai Batu Petarung

Berangkat dari kecintaannya pada murai batu, D’Yan Samurai tidak saja aktif berlomba tetapi juga suntuk mengembangbiakkan murai batu sejak 10 tahun silam di rumahnya di Banjar Ulun Uma Desa Gulingan Mengwi Badung. Sudah ratusan anakan murai trah juara bergelang D’Yan BF beredar di tangan penggemar murai khususnya di Bali, ikut serta menghidupkan denyut kelas murai batu di arena kontes. Bagaimana rahasia dapur D’Yan BF, Konbur mencoba mengupas tuntas di balik kesuksesannya mencetak anakan murai petarung.

dyan1
ANAKAN MURAI: Setelah Diisolasi, Siap Diambil Pemesan

Gonggongan rotwealer yang beberapa kali menjuarai lomba kontes di Bali menyapa tamu yang datang mengunjungi penangkaran murai batu D’Yan BF. Masuk lebih dalam, riuh suara murai batu dan cucak rowo bersahutan terdengar dari dalam kandang yang kini hanya mengembangkan 24 pasang indukan murai batu dan 8 pasang indukan cucak rowo. D’Yan BF terbatas dalam jumlah kandang, karena focus pada pengembangan murai trah petarung atau fighter. ‘’Cukup 24 pasang tetapi selektif memilih indukan,’’ terang D’Yan Samurai.

KEMBANGKAN TRAH PETARUNG

Berpijak dari teori umum bahwa mencetak murai petarung, berasal dari indukan murai petarung juga, maka D’Yan BF sejak mulai membuka kandang sudah membidik murai-murai eks lomba berkualitas plus. Di antara indukan yang kini menjadi basic blood D’Yan BF yakni trah Antrax, Jalu, Predator, Terror, Tarzan, Black Mamba, Red King, Bejo yang baru ditake over dari Blitar, dan teranyar trah betina Joshua. Sayang, ketika T-Rex jawara sejati murai batu dengan sebajibun prestasi dimasukkan ke kandang, untuk menghormati PBI memberlakukan murai batu ring, T-Rex meregang nyawa akibat makan serangga, sebelum sempat mencetak generasi baru.

dyan2
HASIL PRODUKSI D’YAN BF: Umur Berjenjang, Produksi Lancar

Konslet yang berada di tangan orang lain merupakan salah satu trah Antrax bergelang D’Yan BF yang beberapa kali moncer di arena kontes. Sedangkan sebagian anakan yang sudah moncer di latber dan lomba dimasukkan ke kandang. Rata-rata dipasangkan trah-trah fighter dari luar seperti darah Joshua. Indukan tidak saja berjenis medan, tetapi juga ada bordan dan nias yang sengaja dimiks. Tujuannya untuk menghasilkan anakan unggul dari ketiga jenis ini. Termasuk mengkombinasikan lima pasang ekor panjang 20 up maksimal 22 cm, yang juga rata-rata trah juara. Hasil maksimal juga dibuktikan dari 8 pasang indukan cucak rowonya. Rata-rata output yang dihasilkan mampu bersaing di arena kontes.  ‘’Kami selalu menyimpan anakan dari setiap pasang indukan untuk mengetahui sejauh mana kualitasnya, sekaligus sebagai bahan indukan nanti,’’ ujar D’Yan Samurai.

Baca Juga :  Murai Sadam Milik Edy Palma, Kuda Hitam yang Mengancam di Jayakarta Cup 2018

DIBONGKAR SETIAP SATU PERIODE

Setiap indukan memiliki fase jenuh pada pasangan. Biasanya terjadi ketika sudah beberapa kali berproduksi. Pada periode itu, indukan diistirahatkan dan dicarikan jodoh baru. Bagi D’Yan BF yang seluruh calon indukannya adalah trah fighter, begitu juga ketika menyuntikkan indukan baru dari luar dengan selektif memilih yang berlatar burung lomba, maka bongkar pasang dan saling silang indukan bukan menjadi persoalan. ‘’Namun setiap anakan memiliki catatan identifikasi untuk mengetahui berasal dari pasangan indukan yang mana,’’ ujar D’Yan.

dyan3
DOUBLE PINTU: Hindari Indukan Lepas dari Kandang

Cara bongkar indukan secara periodik dirasakan dengan hasil produksi yang stabil. Pejantan dan betina akan lebih bergairah di kandang. Dengan perkawinan yang maksimal maka diharapkan hasilnya akan sempurna. Tentu, lanjut D’Yan, didukung oleh higienis kandang dan pola makan yang tepat buat indukan. Selain ekstrapooding kroto dan jangkrik serta tetap tersedia voor juga bak mandi yang selalu bersih.

ANGKAT PIYIK GENJOT PRODUKSI

Untuk meningkatkan produksi, umur 6-10 hari piyik murai dan cucak rowo sudah diangkat dari sarang. Dimasukkan ke inkubator, piyik diloloh hingga bisa makan sendiri. Berselang beberapa hari indukan akan kembali berproduksi. Jika angkat piyik ditunjang pola makan yang tepat, maka sepasang indukan murai batu mampu berproduksi setiap 28 hari.

dyan4
ANAKAN MURAI: Disapih Umur 6-10 Hari, Genjot Produksi

Puluhan anakan murai diproduksi setiap bulan. Beberapa di antaranya disimpan, yang lain diserap penggemar murai di Bali. Jarang sampai berlama-lama di rumah karena permintaan anakan murai bergelang D’Yan BF begitu tinggi. Selain untuk bahan lomba juga tidak sedikit untuk breeding. ‘’Harapannya, apa yang kami kerjakan bisa mengurangi niat masyarakat untuk mengambil murai di alam bebas,’’ ujar D’Yan yang sempat menerima penghargaan peternak murai dari PBI Pusat saat ajang Piala Raja 2016 di areal Candi Prambanan Jogyakarta.

Baca Juga :  Mensiasati Mahalnya Milet Putih dengan Milet Merah

DUKUNGAN KELUARGA

Tidak mudah untuk menekuni hobi murai batu terlebih lagi ketika baru merintis. Selain membutuhkan banyak beaya untuk membeli murai dan cucak rowo yang terbilang mahal. Sepasang cucak rowo bisa sampai 25 juta, juga minim pengetahuan dan pengalaman. Syukur D’Yan memiliki pendamping istri yang mendukung penuh hobinya. Ternyata dari hobi lomba bisa menghasilkan rejeki ketika ditambah menekuni dunia breeding. Bahkan dukungan besar diberikan ketika memutuskan menggelar lomba bertajuk Bali Shanti yang digulirkan 2016 silam dan pada 22 April 2018 nanti digelar Bali Shanti jilid III.

dyan5
GELARAN BALI SHANTI: Didukung Tokoh Perburungan Bali

Jika di setiap mengikuti lomba, pria dua putra yang sehari-hari sebagai kontraktor villa dan bangunan lainnya ini selalu bersikap kritis dan sportif, serta dalam dunia penangkaran fokus berorientasi burung petarung, begitu juga dalam merancang bagun Bali Shanti Cup yang diagendakan setiap tahun, D’Yan Samurai concern membangun image fairplay tidak saja dari juri, tetapi juga datang dari panitia dan peserta.*kb3

Related Articles

Back to top button