Amunisi Budi SP, Sapu Bersih Podium Tertinggi Empat Kelas, Konkurs Walikota Semarang Cup
Gelaran konkurs Walikota Semarang Cup, Minggu 18 November 2018 benar-benar memperlihatkan kekuatan jago-jago orbitan Budi Setyo Purnomo (Budi SP), kung mania Semarang. Betapa tidak, empat kelas yang dilombakan (Dewasa Senior, Dewasa Yunior, Piyik Yunior.dan Piyik Hanging), berhasil dikuasainya lewat penampilan apik Basa Basi di Kelas Dewasa Senior, Arto Moro di Kelas Dewasa Yunior, Debar-Debar di Kelas Piyik Yunior dan Dewa Cinta yang turun di Kelas Piyik Hanging.
“Alhamdulillah jago-jago saya berhasil meraih hasil bagus hari ini sebagai juara pertama di empat kelas yang dilombakan sekaligus. Mudah-mudahan prestasi ini akan terus bertahan,” jelas Ketua P3SI Semarang. Prestasi ini tentu menjadi sebuah catatan luar biasa, karena seorang kung mania mampu menguasai podium kejuaraan di barisan paling depan daftar kejuaraan dengan angka yang cukup banyak, empat kelas sekaligus.
Lapangan Royal Family Residen Semarang, lokasi penyelenggaraan seakan menjadi saksi bisu keperkasaan jago-jago yang diusung Budi Setyo Purnomo. Bisa dikatakan hasil ini baru pertama kalinya terjadi dalam sebuah gelaran konkurs di Semarang bahkan tanah air. Adapun hasil perebutan posisi kejuaraan di dalam lapangan untuk tiga barisan terdepan bisa diinformasikan sebagai berikut.
Kelas Dewasa Senior, sukses diraih Basa-Basi, orbitan Budi SP Semarang, ring Trimurti Bird Farm Surabaya. Keberhasilan Basa Basi meraih podium terdepan berkat nilai yang diraih. Babak pertama dan kedua, Basa Basi sukses mengkoleksi nilai bendera masing-masing 3 warna hitam. Memasuki babak kedua, bendera 3 warna hanya mampu diberikan juri pada Bada Basi. Kondisi ini bertahan sampai babak keempat.
Nilai sama masih diraih oleh Bada Basi yang dikerek pada nomor 37. Menyusul diposisi runner up, Minions andalan Henry Atlas Semarang. Perkutut hasil ternakan Cristal Bird Farm Surabaya yang dikerek pada nomor 66 ini dinyatakan sebagai juara kedua setelah pada empat babak berturut-turut meraih hasil sama yakni bendera 3 warna. Pitaloka milik Acek Semarang, perkutut ring HDL Bird Farm Surabaya.
Bendera 3 warna rata pada babak pertama, ketiga dan keempat serta bendera 2 warna hitam, mengantarkan perkutut yang dikerek pada nomor 22 berhasil meraih podium ketiga. Di Kelas Dewasa Yunior, Budi SP Semarang masih merasakan kemenangan lewat penampilan Arti Moro sebagai peraih juara pertama. Perkutut bergelang RMB Bird Farm Surabaya, yang dikerek pada nomor 110 meraih bendera 3 warna pada babak ketiga.
Memasuki babak kedua, performa Arto Moro mengalami peningkatan dengan raihan nilai 3 warna hitam. Usai turun minum, bendera 2 warna tertancap persis dimana Arto Moro dikerek. Diurutan kedua, pada kelas yang sama, diraih Dewa Ruci, andalan Teguh Surabaya. Kemenangan perkutut ternakan FDR Bird Farm Sidoarjo ini berkat bendera yang didapat. Babak pertama, hanya meraih bendera 2 warna, menyusul babak kedua, ketiga dan keempat, bendera 3 warna tertancap pada tiang nomor 158, dimana Dewa Ruci dikerek.
Podium ketiga diraih Pangeran milik Antok Solo yang dikerek pada nomor 150. Keberhasilan perkutut ring DNT meraih hasil ini berkat raihan nilai bendera 2 warna hitam pada babak pertama dan bendera 3 warna masing-masing babak kedua dan ketiga. Untuk kelas Piyik Yunior, sang pendatang baru yakni Debar-Debar, orbitan Budi SP langsung menyodok ke urutan terdepan.
Perkutut hasil ternakan Atlas Bird Farm Semarang ini sukses unggul di barisan depan dengan nilai bendera tiga warna hitam pada babak kedua dan ketiga. Memasuki babak akhir performanya tidak maksimal dan bendera tiga warna tertancap persis dibawah kerekan bernomor 250 miliknya. Urutan kedua diraih Star One milik Septian Solo.
Perkutut bergelang Batu Sangkan ini meraih nilai bendera 3 warna rata pada babak pertama, kedua dan ketiga. Sedangkan pada babak akhir, perkutut yang dikerek pada nomor 300 hanya meraih bendera dua warna. Posisi ketiga muncul nama Putra Sanjaya andalan Nawang Surabaya yang dikerek pada nomer 203. Perkutut bergelang RPM Bird Farm Surabaya ini meraih nilai bendera dua warna hitam pada babak pertama dan ketiga, semangat babak keempat menunjukkan kenaikan performa dengan nilai bendera 3 warna.
Untuk kelas perkutut dengan usia paling muda, yaitu Piyik Hanging, juara pertama didapat Dewa Cinta orbitan Budi SP Semarang, bergelang L’Drago pada kerekan 77. Raihan bendera dua warna hitam pada babak pertama, ketiga dan keempat serta bendera 3 warna babak kedua membawanya menjadi terbaik pertama.
Disusul oleh Ronggo milik Priadji Juwana perkutut bergelang Yunan pada kerekan 71 berhasil meraih nilai bendera dua warna pada babak pertama dan kedua, babak ketiga meraih bendera 3 warna dan babak keempat dapat bendera dua warna hitam. Dawet Ayu milik Arif Banjarnegara ring AD pad kerekan 21 meraih juara ketiga dengan nilai bendera dua warna hitam empat babak berturut-turut.
Dalam komentarnya usai acara, Budi SP mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mendukung gelaran yang merupakan agenda Liga Perkutut Jawa Tengah. “Tidak ada kata yang bisa kami sampaikan selain apresiasi yang paling dalam atas kerjasama yang baik dari seluruh peserta yang hadir. Saya atas nama panitia mengucapkan permintaan ma’af jika ada hal-hal yang kurang berkenan,” papar Budi SP.
Yan Suta, Ketua Pengwil P3SI Jawa Tengah yang hadir dalam acara tersebut mengaku senang dengan sukses gelaran kali ini. Apa yang diperjuangkannya untuk meramaikan konkurs di Semarang membuahkan hasil. “Saya senang lomba perkutut di Semarang bisa ramai dan sukses serta lancar, mudah-mudahan kondisi ini bisa terus berkembang,” tutur Yan Suta.