Bumi Marinir Karangpilang Surabaya kembali menjadi saksi bisu pertarungan burung-burung terbaik lintas Propinsi se Indonesia demi memperebutkan tropi mewah berlapis emas berbentuk replika kapal tanker pada gelaran SMM feat Tanker 86 (9/10).
Rasa bangga tentu dirasakan oleh Kicaumania yang akhirnya bisa menjadi rekom, baik yang udah kesekian kalinya jadi rekom atau pun yang baru pertama kali merasakan deg-deg an yang cukup kencang lantaran sang burung handalan harus bertarung dengan burung-burung jawara dari berbagai daerah se tanah air. Hal itu cukup beralasan mengingat sulitnya bagi pecinta Murai untuk bisa menjadi rekom atau peserta pada gelaran yang dikemas SMM selama ini, seperti halnya di gelaran yang dikomandoi Fiky Tanker 86 selaku ketua pelaksana tersebut.
“Sampai saat ini sebenarnya masih banyak daftar tunggu calon rekom yang masih belum kebagian tiket,” ujar Yogi Asgar selaku divisi rekom yang mengaku bahwa meski masih memprioritaskan para rekom yang udah pernah ikut di gelaran SMM, namun untuk gelaran kali ini cukup banyak rekom baru yang akhirnya bisa kebagian tiket.
Salah satunya dirasakan H Sadat B16 Tangerang yang akhirnya bisa ikut gelaran SMM yang pertama kalinya. “Saya baru dapat tiket hari Selasa kemarin. Walau tak dapat tiket utama, namun saya bersyukur masih bisa main di SMM,” ucap H Sadat yang sukses mengantar gaco yang diberi nama Megaloman sebagai juara di kelas Seduluran.
Menurutnya even di SMM ini adalah lomba yang paling fair, mulai dari pengajuannya yang terbuka, lombanya yang tenang non teriak ataupun bersuara dan pastinya lombanya burung lawan burung atau bukan burung lawan boss. “Saya belain jauh-jauh datang ke sini, karena di SMM memilih burung berdasarkan kualitas. Jadi ya jangan ke sini kalau kualitas burungnya belum mumpuni,” ujarnya seraya berkata bahwa baru berani ke lombanya SMM ketika burungnya dirasa benar-benar siap, karena haruslah memiliki burung yang benar-benar berkualitas untuk bisa bertarung di lomba yang dikomandoi Abah Tatuk selaku ketua SMM.
Hal senada juga dirasakan Agung Mahadewa Sumenep, yang akhirnya baru berani memutuskan untuk main di SMM setelah burung andalannya yakni Petersen sempat menorehkan prestasi di Kopdar SKN yang merupakan anak didikan SMM.
“Ya Alhamdulillah masih dapat tiket sehingga saya akhirnya bisa main yang pertama kalinya di SMM. Walau hari ini belum hoki sebagai juara lantaran Petersen kurang tampil maksimal, namun saya sangat puas ikut lomba di SMM,” ujar Agung Mahadewa yang mengaku akan kembali ikut di lomba-lombanya SMM mendatang.
Hal senada juga dirasakan H Bianto Batu Malang, yang juga merasa senang akhirnya mendapat kesempatan untuk bisa main di SMM. “Menurut saya even di SMM ini sangat sangat bagus, karena inilah even yang diharapkan baik dari segi penjurian maupun konsep lomba yang berbeda,” ujar H Bianto yang ingin ikut kembali lomba di SMM berikutnya.
Sementara itu. Rekor terbaru di dunia perburungan akhirnya terpecahkan. Karena untuk pertama kalinya, seorang peserta dengan burung yang sama sukses meraih juara di kelas utama sekaligus memboyong 2 mobil dalam waktu yang bersamaan. Adalah Umi Kasum Jakarta yang akhirnya sukses mendapat 2 mobil Brio yang merupakan 2 hadiah utama, berkat penampilan apik dari gaco andalannya yang diberi nama SS.
“Saya gak menyangka di penampilan keduanya (SS) setelah mabung bisa tampil totalitas dan bisa kerja apik di 2 kelas utama tiket 11 juta,” ujar Umi Kasum yang menjadi satu-satunya peserta yang berhasil mendapatkan total 5 mobil berkat Keikut sertaannya di even SMM selama ini.
Dan sengitnya persaingan tak hanya terjadi di kelas utama saja. Di semua kelas tersisa juga banyak burung-burung peserta yang rata-rata berada dalam kondisi on fire atau bekerja. Tentunya hal itu membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi dari para juri yang bertugas dalam menentukan juara, yang pastinya hal tersebut sudah ada pada setiap juri-juri andalan SMM yang sudah sangat mumpuni dalam melakukan tugasnya. Apalagi mereka selama ini sudah sangat terlatih saat dihadapkan pada kondisi persaingan sengit burung-burung papan atas.
Walau banyak dimiliki oleh para Boss yang berjuluk para Sultan, namun kualitas burung lah yang menentukan untuk bisa meraih prestasi di setiap kelas yang digelar.
Dan pemandangan menarik terjadi seusai kelarnya 12 kelas yang digelar. Bak serasa jualan kacang, tiket tantangan yang dibanderol Rp 1 juta itu langsung diserbu oleh para member dan hanya dalam itungan kurang dari 5 menit tiket yang berjumlah 24 nomer itu langsung ludes. Yang akhirnya, kelas tambahan yang start sekitar jam 16.50 wib itu berhasil dimenangkan Sakral besutan Andri Bolang Ngawi.
Di akhir gelaran. Panitia juga kembali melakukan pengundian bagi para member yang belum mendapatkan doorprize sepeda motor. Adalah H Jui Saber BC dan H Novie Gresik yang akhirnya masing-masing sukses membawa pulang sepeda motor.*
Klik Daftar juara :