Perkutut

Yudistira BF Sugeng Batubulan: Kembangkan Trah Cristal B8 dari Bali Ayu dan Adipati

Hampir 15 tahun menekuni hobi perkutut, Sugeng yang tinggal di Jalan Batu Intan Batubulan ini merasakan pahit getirnya sebagai pemain. Pedagang grosir kerajinan tas yang membuka toko Usyana di bilangan depan kantor Desa Guwang Gianyar ini sudah berulang kali membeli jago untuk bisa dilombakan, namun harapan untuk bisa membawa pulang trofi tidak pernah kesampaian.

Berulang-ulang merasakan kekecewaan di lapangan pelan-pelan mengikis kepercayaan ayah dua putra ini. Sempat Sugeng memilih vakum bermain perkutut selama beberapa tahun untuk menenangkan diri. Hingga pada suatu ketika bertemu almarhum Ngurah Mahayana.

Seperti biasa, pertemuan sesama penghobi perkutut akan cepat nyambung yang berakhir Ngurah Mahayana mengundangnya ke rumah.  Sugeng menyempatkan diri memenuhi undangan sekaligus untuk mengetahui rumah tinggal Ngurah Mahayana.

Dalam pertemuan pertama kali di markas Mahabali waktu itu yang kini bernama Bali Ayu, Sugeng tidak bermaksud bakal membeli burung. Berbicara ngarol ngidul salah satu burung ring Mahabali anak dari Gazes (Cristal B8) bunyi nutut tengah banyak tanpa ujung di ranji. ‘’Pak Sugeng suka bawa aja pulang pakai main,’’ begitu Sugeng menirukan ucapan Ngurah Mahayana.

sugeng
YUDISTIRA BF: Kandang Cukup Sederhana, Tetapi dari Sini Sugeng Merasakan Ikmah yang Luar Biasa.

Sugeng yang hanya sekedar lancong bersilaturahmi sempat menolak, apalagi kebetulan tidak membawa uang. Namun Ngurah Mahayana sedikit mendesak untuk membawa pulang. Akhirnya burung tersebut diterima. Empat hari jelang LPB yang digelar di Uma Abian, Ngurah Mahayana menghubunginya  agar mencoba membawa ke lapangan. Sugeng pun mempersiapkan diri dengan memandikan dan memberikan jamu di hari Jumat. Diturunkan di kelas dewasa junior Sugeng harap-harap cemas.

Tanpa diduga jago yang diberi nama Mahaputra ini dari babak ke babak berbunyi sempurna baik suara depan tengah dan ujungnya delosor. Beberapa kali mendapat bendera tiga warna usulan ke hitam. Mahaputra pun akhirnya meraih juara pertama. Banyak rekan-rekan dari Kampung Jawa menawar sesaat diturunkan, bahkan dengan harga yang cukup tinggi. Ketika itu, Sugeng secara jujur mengatakan kepada Ngurah Mahayana tidak sanggup membayar Mahaputra.

Baca Juga :  H.Djainuri Sultan BF Surabaya, Siapkan Sayonara Jadi Tandem Marcopolo di Arena Konkurs Tanah Air

‘’Saya tidak menduga almarhum mengatakan: ‘Bawa aja, itu rejeki pak Sugeng. Berapa pun mau dibayar silakan’,’’ kenang Sugeng yang akhirnya dibayar sekedarnya jauh dari penawaran dari rekan-rekan Kampung Jawa. Bahkan ketika penawaran datang semakin tinggi, Ngurah Mahayana menyilakan untuk menjual, namun Sugeng justru semakin menetapkan hati untuk menernakkan.

Dari sanalah semangat Sugeng kembali tumbuh. Hubungan yang semakin dekat menumbuhkan kepercayaan Ngurah Mahayana untuk mempercayakan Geblek (Cristal B8) kakak dari Gazes dikembangkan di Yudistira BF. Begitu juga anak Raja (SMS) yang bervolume besar. Ada juga beberapa anak Gazes cewek saudara Mahaputra.

Suatu kali LPB di Uma Abian, Sugeng kembali membawa Mahaputra. Ketika lomba selesai Sugeng sempat berbicang-bincang dengan Gustu, pemilik Adipati BF. Tanpa terasa perbincangan begitu akrab hingga jam 5 sore. Sugeng begitu kepincut dengan trah Cristal B8 yang ada di Adipati. Ketika berkunjung ke Adipati BF di Buduk Badung, Sugeng tidak punya keberanian untuk membeli. Tetapi Gustu sudah punya rencana. Trah Cistal B8 dibutuhkan di Yudistira dimiks dengan trah Bali Ayu. Tidak saja beberapa trah B8 juga saudara Karma yang menjuarai lomba di Lombok dan juga adiknya diberikan untuk materi Yudistira. ‘’Saya tidak menduga, burung perkutut mempertemukan kami. Mempererat persabahatan kami. Terimakasih Gustu, terimakasih Pak Ngurah,’’ ujar Sugeng berlinang air mata mengingat kenangannya di rumah sakit sesaat beliau meninggal.

Sugeng kembali bercerita, ketika dirinya menjenguk Pak Ngurah, ia sempat menyuapi bubur, memberi minum dan obat seharian. Tampak wajahnya bersemangat dan sempat bercanda bakal ikut berlomba lagi. Namun esok harinya dirinya menerima telepon bahwa pak Ngurah berpulang.

Setelah upacara pelebon selesai, Sugeng kembali menjenguk Ngurah Gede, putra almarhum. Menyampaikan bahwa Geblek kini berada di kandang Yudistira. Tetapi Ngurah Gede mengizinkan tetap diternak di Yudistira seperti amanah almarhum. Begitu juga Sugeng berharap agar Ngurah Gede meneruskan Bali Ayu BF yang kini bahkan mulai ikut berlomba.

Baca Juga :  Sapta Windu BF Bali, Peternak Perkutut Terbaik 2017

Kini di Yudistira dikombinasikan antara Bali Ayu dan Adipati. Dari delapan kandangnya ada Geblek (Cristal B8) dengan anak Gazes (saudara Geblek). NIKI dengan anak Raja suara besar. Adipati (anak Cristal B8) dengan Yudistira (cucu Raja — Mahaputra (anak Gazes) dengan anak Raja). Sempat juga NIKI dikawinkan dengan Adipati saudara Karma. Adipati (C B8) dengan cucu Raja. Ada juga Adipati adik Karma dengan betina Junior. Adipati dengan Randu Sari. Kini seluruh anak-anakannya disimpan untuk kembali dikembangkan.

Namun dari kandang yang ada, Sugeng mencoba untuk fokus di trah Cristal B8 yang kini sudah mulai mengerucut dari Geblek, Gazes, saudara Karma, dan Adipati anak dari Critsal B8. Sugeng bukan peternak yang piawai bermain trah darah tetapi tuntunan yang diberikan Gustu dan juga almarhum semakin menumbuhkan semangat Sugeng untuk terus melanjutkan harapannya. Pesan yang selalu diingat adalah terus membantu rekan-rekan kung mania pemula agar semakin bersemangat ke lapangan.  *kb3

Related Articles

Back to top button