Perkutut

Yosi Bird Farm Denpasar Laris Manis, Jodohkan Dari Tipikal Suara

BERADA di lahan sempit dengan jumlah kandang terbatas, ternyata tidak membuat Mulyadi berkecil hati. Justru kondisi serba minim itu memacu adrenalinnya untuk bisa tetap eksis di dunia perkututan. Dari hasil otak-atiknya, tidak sedikit tetasan YOSI BF mampu bersaing tidak saja di kontes local Bali tetapi juga eksis di kancah nasional.

mul
MULYADI: Ikut Kontes Di Skala Lokal Dan Nasional

Salah satu tetasan Yosi BF sempat nangkring di konkurs LPI di lapangan Badak Agung Renon sebagai runner up kelas piyik hanging. Burung yang benomor ring 116 ini pun dipinang ketua pengwil P3SI Bali Budi Dharma. ‘’Satu penghargaan buat saya sebagai peternak gurem, seorang tokoh kung mania Bali mau memakai produk saya,’’ ujar Mulyadi merendah.

mul
WUJUD KEBERSAMAAN: Ikut Bergabung Di P3SI

Bukan itu saja, di kompetisi local baik LPB maupun latber, tetasan Yosi BF seringkali nyantol tidak saja di hanging tetapi juga di kelas dewasa. Tidak mudah mencetak anakan yang berkualitas lomba terlebih lagi dengan indukan yang sangat terbatas. Bahkan rata-rata tetasan Yosi BF tipe lomba ludes terjual baik di Bali maupun di Jawa. ‘’Saya bersyukur karena usaha saya bisa dilancarkan. Tentunya terimakasih buat rekan-rekan yang sudah menggunakan ring Yosi,’’ kata Mulyadi yang sehari-hari bertugas di Bandara Ngurah Rai.

BERMULA DARI IIS DAHLIA

Sebagai penggemar lomba dengan modal minim, Mulyadi benar-benar hati-hati memilih bahan. Nyoto K13 bergelang 640 dipilihnya. Sempat masuk nominasi di Liga Anak Manja tahun 2013 dan juga moncer di Bali, kemudian  Iis Dahlia dimasukkan ke kandang. Dengan dipasangkan beberapa betina hingga tahun 2017 terakhir dipasangkan dengan LBF ring 3009 sudah menetaskan puluhan anakan yang rata-rata tipikal suara depan ngayun, tengah satu-satu nata dengan ujung yang panjang-panjang. Bahkan volumenya luamayan besar. Termasuk juara piyik 2014 di LPI Bali. Sayang, hanya menyisakan satu betina karena semua diambil buat lomba dan ternak.

Baca Juga :  Produk Ternak Laku Keras, H.Muhari Kharisma BF Surabaya Tak Pernah Sempat Orbitkan Jawara Sampai Usia Dewasa

Ada satu pejantan yang kini menghuni kandang E03 Yosi BF yakni Ronggolawe yang dipasangkan dengan Wiras K5. Ronggolawe merupakan tetasan DWR 6149 K New Trans (Padma 828 K New Ireka dengan DND 11 N1) yang pernah nangkring juara 5 di konkurs ASEAN di Surabaya.  Sedangkan Wiras K5 merupakan anak dari Wiras 374 N222 dengan Wiras 324 Biaver Fall. Wiras K5 sempat juga dipasangkan dengan Nyoto 1666 A13. Dua pasang anaknya bagus dan sempat ngoncer tetapi dipisah lagi digandengkan dengan Ronggolawe. Sedangkan Nyoto 1666 kini dipasangkan dengan DND 301 N1 (Cristal 278 K A20 dengan MMC 630 K15) yang menghuni kandang E01.

Dari delapan kandang bertingkat yang dimiliki Yosi BF, hanya tiga kandang berindukan dari ring luar. Sedangkan lima kandang lagi ada yang Yosi x Yosi ada juga silang dengan Yosi yang merupakan trah dari Iis Dahlia, Ronggolawe, Wiras K5. Seperti  Kandang E04 berindukan anak Cleopatra (Yosi 230) dengan DND 301 N1, Yosi K Y04 yakni IBM 1651 K36 dengan Yosi.

mul
RAIH TROFI: Kebanggaan Peternak Moncerkan Tetasannya

JODOH DARI TIPIKAL SUARA

Setiap peternak punya cara pandang yang berbeda dalam mengelola kandangnya. Ada yang lebih fokus pada trah darah, tetapi ada juga yang menitikberatkan pada tipikal suara. Mulyadi memilih tipikial suara untuk menjodohkan indukan. Soal trah darah, saatnya nanti pasti ketemu karena rata-rata setiap perkutut punya trah yang bagus jika telusuri kakek, nenek atau buyutnya.

Tentu, lanjut Mulyadi, dirinya memastikan bahwa tipikal pejantan dan betina memiliki karakter suara kekinian. Sebelum dimasukkan ke kandang diuji coba dulu di arena konkurs untuk mengetahui mental tempurnya. Burung yang berdarah bagus jika mentalnya kurang maka tidak ada gunanya, karena tujuan akhirnya adalah dibawa ke lapangan. Jika sudah lolos seleksi mental maka calon indukan bisa dimasukkan ke kandang. Tentu melalui proses perjodohan. Di sinilah membutuhkan feling untuk menentukan pasangan yang tepat. Misalnya pejantan bervolume besar basah maka dicarikan betina bervolume kering. Pejantan senggang dicarikan betina yang rapet. ‘’Tetapi dipastikan pejantan atau indukan yang dipilih sudah memenuhi kriteria dasar suara baik depan, tengah dan ujungnya yang pajang,’’ ujar Mulyadi tanpa bermaksud menggurui tetapi hanya sharing semata.

Baca Juga :  Trijaya Bird Farm Mojokerto, Fokus Cetak Perkutut Berkualitas Harga Terjangkau

Sebagai penggemar perkutut yang konsisten ke arena lomba dan juga beternak, Mulyadi begitu berharap perkututan di Bali semakin ramai. Karena itu pula, tetasan Yosi dibandrol dengan harga yang sangat terjangkau. Hanya merogoh kocek sedikit saja sudah bisa mendapatkan ring Yosi dan bisa bermain ke lapangan. Tidak heran, ketika awak media berkunjung ke rumahnya di bilangan Pemogan Gang Anggrek IXA/9 Denpasar, hanya empat ekor anakan umur sebulan yang masih tersisa. Bunyi sesekali bukan saja tengahnya yang ciamik tetapi juga ujungnya panjang. *kb3

Related Articles

Back to top button