TARIAN EROTIS DI LOMBA: Ketua Pengda PBI Bali dan Ketua DKO Bali Angkat Bicara
Kasus tarian erotis yang terjadi di sebuah lomba burung di wilayah Koblen-Surabaya yang menjadi viral di media social, sangat disayangkan oleh sebagian besar kalangan kicau mania Nusantara. Karena, dampaknya akan sangat berpangaruh terhadap kelangsungan lomba burung. Di antaranya Ketua Pengda PBI Bali Fadjar Soebagio dan Ketua Dewan Kehormatan Organisasi (DKO) Bali Mr. Simon.
Fadjar Soebagio sangat menyayangkan tarian erotis seperti itu bisa sampai terjadi di sebuah lomba burung yang disaksikan tidak saja oleh orang tua, tetapi juga tidak sedikit ditonton oleh anak-anak dan bahkan keluarga. Jika hal-hal semacam ini sampai terdengar meluas, bukan tidak mungkin pihak istri atau keluarga akan melarang suaminya bermain lomba burung.
Namun, keadaan seperti ini jangan lagi dibesar-besarkan apalagi terus dipublikasikan di media social yang akan memperburuk keadaan dunia perburungan. Terlebih lagi, bisa saja pemerintah akan meninjau lomba burung yang ada selama ini. Kasus ini saat ini sudah ditangani pihak berwajib. Sanksi dari EO juga sudah dijatuhkan kepada oknum yang terlibat di aksi itu. ‘’Ini musibah bagi teman-teman kita, yang menjadi pelajaran bagi kita semua untuk mawas diri di setiap menggelar lomba,’’ ujar Fadjar Soebagio.
Sebagai ketua Pengda PBI Bali, lomba resmi PBI dijamin 100 persen tidak bakal ada tarian-tarian erotis semacam itu. Karena di setiap lomba resmi PBI, panitia memakai inspektur perlombaan (IP) yang memiliki wewenang untuk melarang kegiatan yang berbau asusila. ‘’Sedikit saja ada hal-hal yang berbau kurang bagus, maka IP akan segera bertindak,’’ ujar Fadjar.
Jika bersifat menghibur, maka PBI lebih mengedepankan tarian-tarian tradisional yang biasanya disuguhkan saat akan mulai perlombaan atau acara seremonial, atau selingan yang diisi lagu-lagu tradisional saat jam istirahat siang.
Hal senada juga disampaikan ketua DKO Bali. Ketua DKO Bali Mr. Simon yang mewadahi beberapa EO di Bali yakni Bnr, Oriq Jaya, P2BI, KPK, dan Radjawali menandaskan sangat menyesalkan kegiatan pornografi dipamerkan di sebuah lomba burung. ‘’Itu bukan budaya kita. Itu budaya Barat,’’ berang Mr. Simon.
Simon menambahkan, jika hal-hal semacam ini sampai terdengar luas, bisa saja cibiran-cibiran negatif bakal mengenai para kicau mania. Dan bukan tidak mungkin, pihak keluarga akan melarang suaminya berlomba burung.
Jika ada dari anggota DKO yang menggelar lomba dengan mempertontonkan aksi-aksi amoral, Mr. Simon mengaku bakal paling depan melakukan tindakan tegas. ‘’Kami memastikan teman-teman DKO sudah menyadari bahwa mana yang layak dipertontonkan dan mana yang tidak boleh. Terlebih lagi di Bali yang mengedepankan seni budaya,’’ ungkap Simon seraya memastikan bahwa gelaran DKO di Bali selalu melakukan koordinasi demi kemajuan perburungan di Bali khususnya. *kb3