Kerap dipertemukan dalam satu even yang dikemas PBI, Romeo besutan Jalu SF Kediri kembali saling jegal dengan Twister SPI gaco Irfan di kelas Kacer. Begitu halnya Cendet Werkudoro yang selalu dibayang-bayangi Djalu amunisi Ir Heru Kediri di gelaran Piala Walikota Pasuruan (2/10) kemarin.
Seperti diketahui bahwa Twister SPI selama ini dicap sebagai salah satu burung yang sulit dikalahkan ditiap gelaran yang dikemas PBI. Dan ketika bertemu dengan rival terberatnya yakni Romeo, pertarungan antara keduanya pun sulit terhindarkan.
Dimulai di kelas Kacer PBI Lestari. Tak hanya ditampilkan oleh kedua burung tersebut, beberapa burung peserta lainnya juga tak ingin kalah dalam menampilkan performa terbaiknya. Namun setelah berjalan sekitar setengah permainan, kualitas keduanya bisa dibilang paling menonjol.
Apalagi keduanya sama-sama memiliki durasi kerja yang nyaris seimbang. Hingga di penentuan akhir, juri pun memutuskan untuk menjatuhkan bendera koncer A kepada Twister SPI, sedangkan Romeo harus puas di posisi Runner up.
Seolah tak ingin kehilangan peluang untuk membalas dendam atas kekalahannya di kelas Kacer pembuka tersebut, Romeo yang kembali dipertemukan dengan Twister SPI di sesi Bintang PBI langsung tancap gass dalam menampilkan kemampuannya dalam mengolah lagu-lagu.
Menjadi lebih seru lantaran keduanya berada di nomer gantangan yang berdampingan. Tak ayal aksi keduanya pun mengundang perhatian Kicaumania yang ikut menyaksikan aksinya dari luar pagar gantangan. Dan berkat performa keduanya yang nyaris seimbang, membuatnya sama-sama meraih bendera koncer yang sama. Sehingga penentuan juara pun musti dilakukan dengan cara tos, yang akhirnya berhasil dimenangkan oleh Romeo.
Tak kalah serunya dengan pertarungan di kelas Kacer, pertarungan di kelas Cendet juga sempat mengundang perhatian para Kicaumania. Walau Cendet Werkudoro besutan Yono Baladewa SF Banyuwangi menjadi bintangnya lapangan kelas Cendet setelah keberhasilannya yang nyaris meraih juara hattrik. Namun untuk meraihnya saat itu tidaklah mudah, apalagi diapit dengan burung-burung on fire salah satunya Djalu amunisi Ir Heru Kediri.
Dan benar saja. 3 dari 4 kelas Cendet yang diikutinya, kedua burung tersebut sama-sama tampil stabil dan bersaing ketat dalam menarik perhatian juri yang bertugas.
Diawali di kelas Cendet Kota Resik, Werkudoro sukses tampil mendominasi jalannya pertandingan. Tak hanya handal dalam melantunkan lagu-lagu terdahsyatnya, namun volume tembus plus speed rapat dan gaya tancapya mengantarkannya dengan mudah merebut podium juara. Sayang bagi Djalu, lantaran kinerjanya yang kurang maksimal.
Dimainkan lagi di kelas PBI Lestari, giliran Djalu yang tampil maksimal. Tapi sayangnya performanya itu masih belum bisa menaklukkan hati para juri, dan kembali harus puas di posisi kedua di bawah Buldoser milik IB Gresik. Dan malang bagi Werkudoro yang kurang bisa memainkan aksinya, sehingga terpaksa gagal bertengger di daftar para juara PBI Lestari.
Berlanjut di kelas Cendet, Werkudoro terlihat bersaing ketat dengan Djalu. Aksi saling saut-sautan dalam menyemburkan lagu-lagu masteran pun menjadi pemandangan yang sangat menarik, dan puncaknya podium juara akhirnya kembali jadi milik Werkudoro yang diikuti Djalu diposisi kedua.
Hingga akhirnya di kelas penentuan, keduanya terlihat sama – sama agak kelelahan. Salutnya, meski dalam kondisi performa yang sedikit mengalami penurunan, namun kedua burung jawara itu masih bisa menunjukkan kualitasnya sekaligus sukses menempati juara 2 untuk Werkudoro dan Djalu sebagai peraih 3 besar.*
Daftar Juara :