Padma Bird Farm Bandung, Produk Kandang Ternaknya Sukses Menembus Pasar Thailand
Thailand adalah tujuan yang selama ini selalu diharapkan oleh peternak Indonesia untuk bisa memasarkan produk ternak perkututnya. Ada rasa bangga ketika peternak Indonesia berhasil masuk pasar Thailand. Itulah mengapa Thailand adalah pasar menggiurkan dan jadi bidikan peternak Indonesia untuk bisa merebut pasar disana.
Memang bukan perkara muda dan gampang untuk bisa menembus pasar Thailand, namun bukan berarti pula tidak ada peluang yang bisa dilakukan untuk bisa merealisasikan cita-cita tersebut. Karena yang pasti ada beberapa peternak Indonesia yang sudah berhasil membuat produknya digandrungi oleh peternak di Thailand.
Salah satunya Padma Bird Farm. Farm yang berlokasi di Perum Cihanjuang Indah Cimahi Bandung Jawa Barat, telah membuktikan bahwa produknya mampu menembus pasar Thailand. “Alhamdulillah, beberapa ternakan Padma sudah diterima oleh peternak di Thailand. Rata-rata mereka menggunakan produk Padma untuk materi kandang ternak,” terang Sigit dengan rasa bangga.
Tidak disebutkan siapa saja peternak di Thailand yang menggunakan produk kandang ternaknya, namun yang pasti peternak di Thailand menjadikan produk Padma Bird Farm sebagai penghuni kandang ternaknya. Menurut Sigit, selama ini dirinya banyak mengirim burung lewat H.Basir MAM Bird Farm Thailand.
“Saya banyak dibantu H.Basir Thailand untuk memasarkan sekaligus mengirim burung dari Padma ke beberapa peternak disana. Selama ini kerjasama yang saya jalin dengan peternak di Thailand berjalan lancar,” terang Sigit. Meski jarang berkunjung kesana, namun Sigit tetap melakukan komunikasi baik, via telepon, WhatsAp ataupun media sosial lainnya.
Komunikasi yang terjalin inilah yang sampai saat ini menjadikan proses pemasaran burung Padma ke Thailand berjalan lancar. “Biasanya jika saya punya burung sesuai kebutuhan mereka, saya kirim video ke beberapa peternak disana. Jika cocok mereka langsung kontak dan take over. H.Basir yang selalu bantu saya untuk membawa burung tersebut,” lanjut Sigit.
Lebih lanjut Sigit mengaku bahwa irama dan air suara bagus, yang menjadi alasan peternak di Thailand memilih produk Padma. “Dari beberapa pengakuan peternak Thailand yang menggunakan produk Padma, mereka menilai bahwa irama dan air suara bagus dan mereka butuh semua itu untuk dicrossing ulang dengan produk kandang ternak mereka,” imbuh Sigit.
Tidak sedikit dari peternak Thailand yang membooking kandang ternak Padma. Biasanya peternak yang booking kandang, merasa cocok dan pas dengan produk yang pernah didapat sebelumnya, sehingga mereka tertarik untuk memilikinya lagi. Masih menurut Sigit, tidak hanya peternak Thailand saja yang menggunakan produk ternaknya.
Beberapa peternak dan juga pelomba di Indonesia juga mengakui keunggulannya. Keberhasilan Sigit menjadikan Padma Bird Farm miliknya sebagai farm yang diminati peternak karena inovasi yang selalu dilakukan. Sampai saat ini Padma terus melakukan crossing materi indukan. Tak ada kata puas dalam moto Sigit.
Jika masih bisa dilakukan, maka ia akan merealisasikan bongkar pasang indukan untuk menemukan satu paket yang memang benar-benar pas dan sesuai pasar. Indukan TL 444, BK K-5, BK K-31, BK K-11 adalah materi yang sengaja didatangkan untuk menyempurnakan materi yang sudah dimiliki.
“Materi utama tetap Padma, indukan TL dan BK saya jadikan suntikan agar hasilnya bisa sesuai kebutuhan,” lanjutnya. Proses inilah yang menjadikan farm yang pernah mengorbitkan jawara legendaris bernama Bajul Ijo, akhirnya berhasil memenuhi kebutuhan akan perkutut, baik kelas lomba ataupun untuk materi kandang. “Saat ini kandang Padma K.888 (Padma K.3 x Padma K.8) sudah menghasilkan anakan bagus, beberapa diantaranya sudah terbang di Jakarta dan Kalimantan, soal kualitas jangan diragukan,” kata Sigit lagi.
Selain itu Padma K.3 dan K.6 merupakan kandang favorit yang banyak mencetak burung kelas lomba. Diakui oleh Sigit bahwa dari kandang Padma K.3 muncul nama Kansas, burung yang pernah menjadi andalan H.Iwan WI Jakarta. Kansas sendiri pernah merajai gelaran di Jawa Timur ketika masih dalam perawatan Abdus Syukur, perawat handal, hingga akhirnya di take over oleh Sulistianto kung mania Malang.