Profil

Murai Batu Bravo Milik Yudi Cawang Jakarta, Siap Bidik Jayakarta Cup dan Piala Jokowi

BAGI penggemar murai batu khususnya wilayah Jabodetabek, nama Bravo sudah sangat popular sejak dua tahun lalu. Burung hebat yang prestasinya mencorong di sepanjang musim lomba tahun 2016 – 2017. Kini, di tangan Yudi Cawang, burung ini siap kembali mengulang suksesnya, target utamanya membidik dua even penting Jayakarta Cup dan Piala Jokowi Cup di Bogor. Begini perjalanan “karirnya”?

Yudi Cawang
Yudi Cawang Bersama Bonni N (kiri).

Perjalanan burung ini memang cukup berliku, sebelum akhirnya berada di pangkuan Yudi Cawang. Pada musim lomba tahun 2016 silam, nama murai baru Bravo hampir selalu menghiasai judul utama pemberitaan beragam media seputar liputan burung. Pasalnya, burung milik Cece dari Jakarta ini kerap merajai gelaran even akbar. Lebih dari sepuluh even penting di Jabodetabek dimenanginya.

Tak lama di tangan Cece, memasuki awal tahun 2017 lalu, burung tersebut dipinang Mr Bonni N dari Mahesa Ratu SF Depok. Harga pinangannya lumayan fantastis, namun sayang kedua belah pihak ogah bercerita perihal nilai nominalnya. Namun, kabar yang berembus di atas tiga ratus jeti, di tangan Bonni N Bravopun berganti nama menjadi Ninja Hitam.

Yudi Cawang
Murai Batu Bravo. Berjubal prestasi.

Di tangan Boni, prestasi burung inipun semakin moncer. Sejumlah prestasi di tiap gelaran nasional selalu berhasil diraihnya. Menariknya, sejak di tangan Cece maupun Bonni, burung tersebut dikenal sebagai langganan juar pertama di kelas utama atau kelas paling tinggl baik harga tiket maupun nilai hadiahnya.

Kemudian, memasuki bulan Agustus di tahun yang sama, kembali burung ini berganti majikan. Kini giliran Yudi Cawang Jakarta Timur yang menjadi pemilik barunya. Awalnya, Yudi membeli Black Dragon juga koleksi murai batu Bonni N lain yang juga selalu prestasi.

Baca Juga :  Murai Batosai Amunisi Sien Rony, Siap Ramaikan Jogja Istimewa
Namun entah kenapa, dia akhirnya lebih memilih Bravo (Ninja Hitam), hingga Black Forest pun dikembalikannya meski Yudi harus rela menambah maharnya. Nama Ninja Hitam pun dikembalikannya ke nama semua, yakni Bravo.

Sejatinya, pasca transfer dari tangan Bonni, murai ini sempat tidak jalan maksimal di lapangan, yang diperkirakan akibat memasuki masa mabung. Bahkan, begitu selesai mabung, masih mengalami masalah lain, kondisi pertumbuhan bulu sayapnya kurang sempurna. Di saat itu, Yudi tentu harus bersabar menunggu hingga gaconya ini kembali tampil prima, dan buah dari kesabaran itu pun dipetiknya.

Seiring bulu-bulunya yang semakin rapi, prestasinya pun terus menanjak, di antaranya menyabet gelar juara 1 di even Piala Halim Cup yang digelar PBI Jakarta, kemudian juara 1 di even Meruya Cup BnR Jakarta, Road To BnR Award, dan juara kedua di BnR Award Cibubur dan yang paling gres masuk urutan runner-up dieven AA AA BC Cup 1 Bekasi.

Lantas, apa sebenarnya kelebihan burung ini sampai membuat Yudi Cawang kepincut meminangnya dengan mahar yang lumayan gede? Menurut Yudi, kehebatan Bravo sudah teruji sejak di tangan dua pemilik sebelumnya. “Burung itu memang mewah, selain memiliki materi irama lagu yang dibawakannya komplit, durasi kerjanya juga hebat, dan stabil di lapangan,” ungkapnya.

Keunggulan yang dimiliki burung ini tampaknya juga membuat Yudi mengambil keputusan segera membelinya, meskipun dengan mahar yang lumayan tinggi. Namun, harga tersebut sepadan dengan kualitas sang burung.

Selain itu, keputusannya membeli Bravo, tak lain juga karena dia melihat kehebatan Bonni yang dikenal sebagai pemain murai batu hebat yang membuatnya percaya kalau burung tersebut memiliki kualitas terbaik.

Dengan keberadaan Bravo alias Ninja Hitam, akan menjadi amunisi andalannya kala memasuki “medan termpur” musim lomba 2018 ini. Apalagi kondisinya kini mulai on fire. “Semoga saja di tangan saya prestasi Bravo semakin stabil,” harap Yudi di akhir obrolannya. (kb-4)

Related Articles

Back to top button