Latpres Tiap Rabo di Denpom, Penilaian Kembali ke Tempo Dulu
Kontesburung.com – Ada satu gantangan di kota Malang yang belakangan ini mendapat perhatian dari kicaumania di Malang raya, sampai setiap digelar Latber/Latpres tiap hari Rabo siang (pukul 13.30) gelarannya selalu ramai dipadati kicaumania. Dan ramainya latpres atau latber tersebut bukan karena kemasan atau hadiahnya yang menarik, lebih dari itu adalah sistem penilaiannya yang mengacu pada menilaian lomba yang sebenarnya.
Maksud sebenarnya adalah juri akan menulai dari sisi kualitas irama lagu, kemudian volumenya dan fisik. Kalaupun nanti dari sosok burung yang tampil istimewa ada kekurangan hal itu tidak akan mengurangi nilai atau menggagalkan burung tersebut juara. Menurut mas Hari mantan juri senior PBI, Larber atau Latpres yang digelar di gantangan Denpom tiap hari Rabo akan melihat setiap burung dari sisi kelebihan irama lagunya, bukan mencari kekurangan atau kelemahan setiap burung. Hal itu beda dengan penilaian sekarang ini yang mulai menyimpang, dimana ada burung bagus selalu dicari kelemahannya seperti ngetem, loncat, ngruji dan istilah lainnya yang akibatnya menjadikan burung tersebut tidak bisa juara.
Intinya burung Istimewa bisa kalah dengan burung yang lagunya biasa atau tidak istimewa tapi bunyi terus meski datar tidak ngotot, tampil anteng ditangkringan tidak goyang, tidak loncat, tidak Salto kalau cendet, tidak Mbagong kalau kacer, tidak Ngunci kalau anis merah, tidak Nguji kalau love bird dan sebagainya.
“Kita Latpres di Denpom yang dijuri oleh juri independen mengembalikan sistem penilaian burung seperti dulu atau awal awal lomba burung. Setiap juri akan mencari kelebihan dari setiap burung, bukan mencari kelemahannya. Dan ternyata banyak kicaumania yang senang dengan penilaian seperti itu. Karena memang seharusnya burung yang memeliki kelebihan yang juara, bukan burung yang punya kelebihan tidak bisa juara karena ada kelemahanya,” ujar mas Hari pada kontesburung.com