Perkutut

Bersama Rolex, Sayyid Muhammad Sampang Mantap Menuju Konkurs Nasional

Rolex, perkutut orbitan Sayyid Muhammad kung mania Sampang kini semakin mantap menempuh jalur konkurs nasional. Berbekal pengalaman menjelajah dari satu konkurs ke konkurs lainnya serta ditunjang oleh kualitas suara indahnya, perkutut bergelang MS/Atlas 122 ini siap untuk kembali meramaikan bursa perebutan posisi kejuaraan di Kelas Dewasa Yunior.

Sayyid Muhammad (kanan) bersama M.Soenaryo siap orbitkan Rolex

“Insha Allah saya akan tetap mengorbitkan Rolex pada Kelas Dewasa Yunior, mudah-mudahan prestasinya bisa terus membanggakan,” terang Sayyid Muhammad. Lahir dari indukan jantan Ratu 2111 K.C.7 bersama pasangan betina HDL 560 K.8, Rolex layak untuk diperhitungkan. Mengawali eksistensinya di Kelas Piyik Yunior sebagai peraih juara ketiga dalam even Liga Perkutut Indonesia Kejurnas Cup Semarang 2018.

Keikutsertaannya ketika itu merupakan penampilan perdana bagi Rolex. Meski minim pengalaman dan tidak pernah menghadapi pertarungan bergengsi para jawara papan atas, namun perkutut yang lahir pada 20 Mei 2018 mampu membuktikan diri dengan perolehan prestasi di tiga besar.

“Ketika tarung di Semarang, saya hanya bermodal yakin karena Rolex baru pertama kali diikutkan dalam lomba nasional, namun Alhamdulillah hasil bagus diraih sebagai juara ketiga,” jelas Wasid sang joki. Kemenangan itu memotivasi Sayyid Muhammad dan juga Wasid untuk terus mengorbitkan Rolex pada even-even lain. Liga Perkutut Jawa Timur di Jember merupakan agenda pertarungan berikutnya.

Masih turun di Kelas Piyik Yunior, lagi-lagi perolehan juara ketiga menjadi milik Rolex. Kenyakinan akan kemampuan orbitan inilah yang membuat Sayyid Muhammad makin bertambah, terlebih dengan bertambahnya usia nampaknya semakin membuat burung ini diprediksi memiliki prospek bagus.

Sayyid Muhammad, M.Soenaryo dan Wasid, berkolaborasi untuk mengantar Rolex

Tarung berikutnya dilakukan dalam Liga CTP Bird Farm Bangkalan Seri I. Masih turun dikelas yang sama, Rolex berhasil menembus urutan pertama. Sebuah prestasi yang selama ini ditungu-tunggu oleh Sayyid Muhammad dan juga Wasid. Pilihan Rolex untuk terus mengukir prestasi di kelas tersebut nampaknya harus disudahi karena usianya semakin bertambah.

Baca Juga :  Hajad “Jatmiko” Sudrajat Situbondo, Dari Seorang Pemain Kini Jadi Pengadil Lomba

Pada even berikutnya yakni Liga Sampang Bersatu seri I, Rolex sudah pindah kelas. Kali ini Dewasa Yunior menjadi pilihannya. Pertarungan perdana pada kelas berbeda yang pernah diikuti, tak membuat Rolex gentar menghadapi lawan yang sama-sama berebut posisi terbaik. Serangan yang dilancarkan lawan, diakui oleh Wasid, begitu dahsyat.

Namun dengan kenyakinan yang kuat, Wasid tetap tenang mengawal sang burung yang dijokinya. Babak semi babak yang dilalui, Wasid merasa bahwa Rolex tampil tanpa tekanan dan hasil akhir memutuskan bahwa Rolex berhak atas juara kedua. Hasil ini semakin membuat Wasid begitu yakin untuk mengantarkannya pada posisi yang lebih tinggi lagi, yakni sebagai juara pertama.

Keinginan itulah ia sampaikan pada sang ayah yakni M.Soenaryo. Tokoh dan sekaligus sesepuh perkutut Sampang ini mengaku siap merealisasikan cita-cita sang anak. “Pokoknya beres, ditangan Soenaryo semua bisa diatasi. Yang penting kualitas burung mumpuni,” kata Soenaryo. Setelah menjalani proses rawatan bersama dokter spesialis perkutut Sampang ini, performa Rolex makin menggila.

Kandang I dimana Rolex menjalani rutinitas setiap hari

Dalam tarung teranyar di Liga CTP BF Bangkalan seri II, Rolex akhirnya sukses menembus urutan pertama Kelas Dewasa Yunior. Hasil ini didapat bukan karena lawan tidak imbang. Raihan nilai yang didapat Rolex membuka mata kung mania bahwa Rolex sebenarnya menyimpan amunisi yang setiap saat bisa dimuntahkan. Jika selama ini nilai mentok yang diraih Rolex hanya berada diangkat 43 3/4 atau tiga warna hitam, dalam Liga CTP Bangkalan seri II, Rolex mampu mendapatkan bendera 4 warna atau nilai 44 dibabak terakhir. Sebuah pencapaian yang semakin membuat performa Rolex makin menakutkan. Soenaryo mengaku bahwa Rolex ini memiliki kualitas yang tidak bisa dianggap enteng. Dalam melantunkan suara sat berada di atas kerekan, mampu dilakukan dengan bagus.

Baca Juga :  Proyek Besar AKN Bird Farm Sampang, Mencetak Produk Volume 50 Tanpa Meninggalkan Pakem Indonesia

“Dalam sepuluh kali bunyi, hanya dua kali saja kurang bagus. Kurang bagus yang dimaksud disini adalah suara dorong, tapi saya nyatakan bahwa tidak ada burung yang bisa tampil sempurna pasti ada salahnya, tinggal menghitung berapa banyak salah dan benarnya,” papar Soenaryo. Masih menurut Soenaryo, sampai saat ini Rolex belum menggunakan tali untuk mendukung kualitas suaranya. “Rolex tidak main tali karena memang bagus kualitasnya,” katanya lagi.

Related Articles

Back to top button