Kehadiran Kopdar SKN sebagai rujukan para pemain akar rumput yang ingin merasakan lomba burung berkicau yang nyaman dan fairplay sebelum melangkah ke even SMM, semakin mendapat perhatian yang cukup besar dari pecinta Murai Batu.
Hal itu dibuktikan dengan banyak bermunculannya pemain-pemain baru maupun pemain lawas non member yang tak ingin melewatkan nyamannya bertanding di suatu lomba burung berkicau ala SMM, yang memang diyakini memberi harapan besar bagi Kicaumania tanah air yang rindu dengan lomba fairplay dan nyaman yang tak hanya sebatas jargon semata.
Bahkan untuk memfasilitasi besarnya animo peserta non rekom pada Kopdar SKN ke 10 yang dihelat di Puspa Agro Sidoarjo (17/7) kemarin, panitia menambah kelas tambahan. Jika sebelumnya disediakan 12 kelas, maka di gelaran kali ini ada 13 kelas yang dipertandingkan plus 1 kelas Best Of The Best.
Penambahan kelas itu emang cukup beralasan, lantaran hanya dalam hitungan kurang dari sehari sejak disebarnya brosur ke berbagai medsos, tiket yang disediakan langsung ludes. Sementara banyak pemain-pemain baru yang belum merasakan main di SKN tidak kebagian tiket, sehingga penambahan kelas pun dirasa menjadi keputusan panitia yang sangat tepat.
“Alhamdulillah saya akhirnya bisa bermain di SKN berkat rekom dari Abah Wilson (Sekjen SKN). Walau hanya kebagian 2 kelas, tapi saya sangat berterimakasih dikasih kesempatan main di SKN,” ungkap Sulthanudin dari Kicman Course Mojokerto.
Dan benar saja, saat main di SKN yang pertama kalinya itu membuatnya benar-benar bisa merasakan lomba burung dengan nyaman dan fairplay tanpa harus mengenal sang pengadil alias juri yang bertugas. “Saya menyaksikan sendiri bahwa di SKN, juri hanya menilai berdasarkan kualitas burung saat di lapangan dan bukan karena faktor lain tanpa memandang pemilik dari burung tersebut,” ujar Sulthanudin yang mengaku banyak dikecewakan saat berlomba di EO perburungan lain.
Hal senada juga dirasakan Agus pemandu bakat burung andalan Bagus Juwana Pati Jateng. Keikut sertaannya di gelaran Kopdar SKN yang kedua kali diikutinya itu juga sebagai wujud kerinduannya dengan lomba yang bersih dan terbebas dari para penjahat gantangan.
“Kalau di SMM kita udah beberapa kali ikut, tapi kalau di SKN sudah kedua kalinya. Karena akan menjadi kebanggaan sejati jika burung kita juara karena emang benar-benar layak, bukan karena faktor lain,” ujar Agus Sragen yang dipercaya Bagus Juwana mengusung gaco andalan ke berbagai lomba.
Sementara itu. Seperti di Kopdar SKN di jilid sebelumnya atau ke 9, burung andalan Abah Wilson SKM kembali jadi bintangnya lapangan saat itu. Yup, adalah MB Pangeran Sabrang yang menjadi amunisi andalannya itu tak hanya berhasil menorehkan prestasi sebagai double winner, namun kelas Best Of The Best yang diikuti oleh para juara di tiap kelasnya itu sukses mengukuhkan Pangeran Sabrang sebagai burung terbaik dari yang terbaik setelah berhasil mendominasi jalannya pertandingan di kelas penghujung acara.
Tak tanggung-tanggung, 2 kelas utama dari 3 kelas yakni Luar Biasa A dan C tiket Rp 990 ribu yang dipersiapkan panitia dikuasai oleh burung yang nyaris selalu tampil all out di setiap perhelatannya.
Menariknya, ternyata di gelaran kali ini Abah Wilson juga mengusung Sultan Sulaiman. Bahkan saat turun di sesi SKN B, kemampuannya dalam mengolah materi lagu sukses ditampilkannya dengan sangat baik yang dikolaborasi dengan durasi kerja yang totalitas. Maka tak ada pilihan lain bagi juri untuk menancapkan bendera koncer di nomer gantangan yang ditempatinya.
Belum kelar gelaran yang dikomandoi Kemas selaku ketua SKN, kepiawaian Sultan Sulaiman dalam mendubbing lagu-lagu masteran langsung bikin H Wiwid Malang kepincut untuk meminangnya. Dan mahar senilai Rp 130 Juta menjadi burung tersebut sah berpindah KTP ke H Wiwid. “Ya karena kita masih Seduluran sesama penghobi, saya pun melepasnya dengan harga Seduluran,” ujar Abah Wilson.
Keberhasilan mengantarkan sang gaco andalan meraih prestasi gemilang juga ikut dirasakan Dewa Putu 139 Team. Dan kali ini, perolehan tropi juara mampu didapat berkat kinerja apik dari Bhisma di sesi Seduluran A.
Tak cukup sampai di situ. Kemampuannya dalam mengolah irama lagu, juga menjadi kunci sukses keberhasilannya dalam meraih prestasi di kelas bergengsi di sesi Best Of The Best sebagai pengisi podium runner up.
Sedangkan bagi Mahendra Brankaz SF Jombang, yang kali ini kembali sukses mengantarkan Santet sebagai Runner up dan GTR di 5 besar. Namun acungan jempol patut diberikan padanya, mengingat nyaris di setiap perhelatannya di tiap Kopdar SKN, namanya nyaris tak pernah absen di daftar para pemenang.
“Kebetulan ini emang penampilan perdana dari Santet setelah rehat masa mabung. Karena bulu masih basah, aku hanya memainkannya sekali saja,” ungkap Mahendra.
Dan benar saja, perform stabil Santet saat sebelum ngurak itu juga telah lama menjadi incaran Yoga Arafat Mojokerto. Tak butuh waktu lama setelah berprestasi di Kopdar SKN ke 10 yang juga menjadi pantauan terakhir, Yoga Arafat pun langsung meminang Santet. Untuk nilai transaksinya, Mahendra masih enggan membocorkannya.
Diakhir gelaran, Kemas mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi dan support dari para member serta rekom yang ikut mensukseskan gelaran dengan cukup lancar tanpa kendala dari saat start jam 10.00 dan berakhir sekitar jam 17.00 wib.*
Klik video :