Berburu Calon Jawara, Djunaedi DND BF Mojokerto Incar Produk Ternak TPP T.10 Thailand Selatan
Keinginan Djunaedi, pemilik DND Bird Farm Mojokerto untuk terus eksis di arena konkurs sampai saat ini masih tetap menyala. Namun setidaknya ketika sudah menyatakan eksis, maka harus disertai dengan amunisi yang bisa diorbitkan. Baginya eksistensi akan terasa lebih lengkap dan menyenangkan jika membawa burung ke arena.
Namun demikian yang amunisi yang dibawa bukanlah asal burung, tetapi harus memiliki kualitas yang imbang dengan dirinya sebagai salah satu kung mania papan atas. “Yang namanya hobi tidak akan mungkin bisa hilang atau berhenti, makanya saya terus mencari amunisi untuk bisa terus hadir di arena lomba,’ terangnya.
Untuk itulah perburuan calon jawara masih menjadi agenda yang masuk dalam catatan. Informasi demi informasi terus diikuti, demi mendapatkan burung yang selama ini menjadi impiannya. Sampai akhirnya, kabar adanya burung lomba datang dari negeri seberang yakni Thailand Selatan.
Diam-diam, Djunaedi mengincar salah satu produk TPP, peternak perkutut asal Thailand Selatan. Adapun kandang yang saat ini menjadi incarannya adalah TPP kandang T.10. “Ada burung ternakan TPP T.10 yang lagi saya kejar, namun saya belum berani berkoar-koar karena burung ini masih dalam tahap negosiasi harga,” terang Djunaedi.
Namun Djunaedi yakin bisa mendapatkan burung tersebut, mengingat sudah ada kontak dan negosiasi, tinggal menentukan harga yang disepakati saja. Usia burung saat ini sekitar 9 bulan. Keinginan kuat Djunaedi untuk mendapatkan burung tersebut sangat beralasan. “Saya sudah mendapatkan rekaman burung yang dimaksud dan saya merasa cocok, makanya saya ingin memilikinya,” lanjutnya.
Apalagi jika mendengar bahwa indukan burung tersebut sudah pindah tangan dari TPP ke salah satu peternak di Puket Thaisel dengan angka fantastik, yakni Rp 750 juta. “Induk dari anakan yang lagi saya incar, sudah dijebol peternak Puket, makanya saya ingin sekali mendapatkan anakan karena indukannya sudah tidak ada lagi,” lanjut Djunaedi.
Ketertarikan Djunaedi pemilik DND Bird Farm Mojokerto terhadap produk import, sampai saat ini masih terus melekat. Menurutnya tipikal suara tebal produk luar, seperti Thailand Selatan masih menjadi pertimbangan penting ketika memutuskan untuk memburu burung baik untuk indukan ataupun kelas lomba.
“Saya memiliki pandangan bahwa produk luar seperti Thaisel suara tebalnya masih membuat saya tertarik untuk mendapatkannya,” jelas Djunaedi. Apalagi selama ini TPP dikenal sebagai peternak luar yang sukses mencetak burung kelas lomba, semisal Den Bagus, jawara yang sempat menghebohkan dunia hobi perkutut tanah air.
Belum lagi produk TPP yakni Kandang T.9, beberapa tahun lalu, menjadi perburuan peternak di Thaisel dan Indonesia, untuk dijadikan materi indukan kandang. Pasca boomingnya produk TPP T.9, sang empunya dikabarkan sakit.
“Pemilik TPP mengalami sakit sekitar 3 tahun, sehingga urusan kandang ternak mengalami gangguan,” lanjut Djunaedi. Namun ketika ada produk bagus dari salah satu kandang ternaknya, sakit yang diderita, berangsur-angsur sembuh dan sejak satu tahun lalu, TPP kembali eksis, sampai akhirnya mencetak burung dari kandang TPP T.10 (TPP x TPP).
Nah, burung inilah yang kini masih jadi bidikan Djunaedi meski indukannya sudah pindah tangan.