Murai Membludak di NCPI Denpasar: Jon Bilqis, Anak Lanang, Petir Nyeri; Masepuk dan Korek Api Juara Umum
New ceria Pondok Indah (NCPI) yang digelar dua kali dalam sebulan pada minggu kedua dan terakhir benar-benar ditunggu kicau mania Denpasar. Baik cucak ijo mania, cendet mania, kacer mania, merah mania, love bird mania dan khususnya murai mania yang pada Jumat, 11 Januari 2019 kemarin jumlah pesertanya membludak. Bagi cendet dan kacer mania, NCPI adalah tempat yang paling strategis untuk melatih gaco karena terkadang latber di tempat lain tidak membuka kelas cendet dan kacer.
Hadirnya semua kelas di NCPI menampilkan wajah latber bak lomba sungguhan. Bukan saja pertarungannya berjalan sengit dari kelas ke kelas tetapi juga perebutan juara umum yang berlangsung ketat. Juri PBI yang menjadi hakim untuk memilih yang terbaik dari yang baik tampak begitu hati-hati untuk menentukan pilihan. Jon Bilqis, Anak Lanang dan Petir akhirnya berhasil menuai hasil double winners di ajang NCPI (11/1), sedangkan Masepuk BC dan Korek Api SF ditetapkan sebagai juara umum setelah bersaing ketat dengan lawan-lawannya, seperti Sempidi BC dan Raja Patung SF.
Anis merah menjadi pembuka NCPI kemarin. Taro milik Yuda yang memilih di nomor 63 (barat daya) begitu terang menunjukkan gaya tarungnya yang semidoyong nancep sepanjang penilaian. Taro bersaing dengan Drupadi yang memilih pojok tenggara yang juga nagen sejak awal. Namun juri mengapresiasi kerja Taro dan menandai dengan penancapan koncer A disusul Drupadi di tempat kedua. Namun di leg kedua, Drupadi yang punya mental baja berhasil mengambil alih posisi puncak setelah kembali unjuk teler.
Kesempatan kedua diberikan buat cendet mania. Walaupun minim peserta namun kualitas gaco yang turun menjadi tontonan menarik. Rata-rata mengeluarkan rolingan. Namun Anak Lanang milik Wisnu begitu piawai memainkan gereja tarung dan lagu-lagu kecil lainnya yang diselingi dengan tembakan ngeban gerejaan yang panjang. Dengan gaya nagen di satu titik dan full kerja baik di leg pertama dan kedua, Anak Lanang pun berhasil double winners.
Memasuki laga cucak ijo, suasana mulai hangat. Terlebih lagi sederet gaco menampilkan rolingan dengan lagu-lagu panjang membuat juri bolak-balik memilih yang terbaik. Namun Jon Bilqis debutan Jon Dendi yang digantang di nomor 33 tampak begitu menonjol yang akhirnya terpilih sebagai juara pertama. Jon Bilqis bersaing dengan Komando milik Mr. Alex yang ada di sebelahnya yang menempati posisi kedua.
Di leg kedua pertarungan kembali menghangat. Jon Bilqis kembali mempertahankan posisi puncak setelah mengumbar lagu-lagu panjang yang volumenya tembus ke luar arena. Kali ini Jon Bilqis berhadapan dengan Monster milik Mr. Eko dari Kober SF yang menempati posisi runner up yang juga piawai memainkan roll tembak sambil memainkan gaya ngentroknya.
Untuk meredakan suasana, kelas love bird dewasa naik. Antusias love bird mania untuk mencicipi kinerja juri PBI begitu tinggi. Rolingan ke rolingan juri memantau dengan seksama setiap burung. Satu burung dipastikan terpantau oleh seluruh juri, sehingga burung yang layak juara adalah tidak saja mampu menunjukkan kualitas kekean, tetapi juga memenuhi durasi sesuai dengan pantauan dari rolingan ke rolingan. Lioni yang digantang di timur laut begitu lantang memainkan kekean sepanjang rolingan sehingga menang mutlak di posisi puncak disusul Cemplon milik Wah Pram di posisi kedua.
Namun dileg kedua yang diiringi hujan deras Brutal milik Andre Bear sukses mengambil alih posisi puncak yang kembali dipepet Cemplon di tempat kedua sedangkan Lioni melorot ke posisi keempat.
Setelah juri focus pada penilaian love bird per blok, kelas kacer dinaikkan. Dengan jumlah peserta yang lumayan banyak beberapa gaco begitu eboh memainkan gaya ngobra di awal. Namun seiring waktu beberapa gaco mulai berguguran, ngetem tidak sanggup melanjutkan pertarungan. Namun berbeda dengan Petir milik H Wawan yang tampil nagen di satu titik sambil memainkan rolingannya yang nyepid, rapat dan tanpa jeda yang akhirnya duduk di podium pertama bersanding dengan Sincan di tempat kedua. Petir kembali mempertahankan posisinya di puncak leg kedua setelah lagi-lagi tampil ciamik.
Ketika partai neraka diumumkan, para murai mania satu per satu muncul dari persembunyian. Peserta membludak membuat persaingan berjalan menegangkan. Tidak saja juri yang bisa melihat dan mendengar dari dekat rolingan, besetan dan pukulan tembakan setiap gaco tetapi juga peserta, pemerhati dan penikmat murai yang banyak hadir kemarin.
Jahanam milik P Liza yang piawai memainkan rolingan sambil sujud-sujud tanpa jeda sepanjang penilaian yang sesekali diselingi besetan dan tonjolan terpilih menduduki posisi puncak setelah bersaing ketat dengan Komando milik Wisnu yang digantang berdekatan.
Namun ketika perang kembali dilanjutkan di leg kedua yang disambut hujan deras, Mihawk milik Jarwo tiba-tiba menyodok lawan-lawannya dan sukses duduk di puncak. Mihawk berhasil memainkan rolingan dan tembakan cililinnya yang ngeban sepanjang penilaian. Jahanam yang sempat kaget karena mendadak air mengguyur gantangan harus turun ke posisi kedua walau perfomanya tetap stabil.
Melepas ketegangan, kelas paud naik. Peserta yang ramai membuat para kontestan mesti mampu menunjukkan kualitas kekean dan rajin sepanjang rolingan jika berharap juara. Namun Tayo milik Mr. Solihin berhasil menyelesaikan tugas setelah receh sepanjang rolingan. Tayo tampil di puncak disusul Rama milik Meiky yang juga gacor. Namun memasuki laga kedua, Anak Hilang milik Kulit dari Sempidi BC begitu ciamik setelah cocok dengan suasana hujan. Tampil di puncak dipepet Rama yang bertahan di posisi runner up.
Agus S mewakili Panitia dan juri yang bertugas mengucapkan terimakasih kepada seluruh kicau mania yang sudah hadir meski sempat diguyur hujan lebat dan tetap bertahan hingga akhir acara, seraya memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. *kb3