Perkutut

Tampil Stabil dengan Bendera 3 Warna Plus, Basa Basi Orbitan Budi SP Semarang Masih Kokoh di Barisan Depan, Kelas Dewasa Bebas

Prestasi marathon peraih juara pertama di Kelas Dewasa Bebas dan Dewasa Senior, semakin memantapkan posisi Basa Basi, perkutut orbitan Budi SP Semarang sebagai jawara tanpa tanding. “Alhamdulillah sampai saat ini Basa Basi masih tetap juara pertama dalam setiap kali saya lombakan,” terang Mat Rouf, salah satu mekanik perkutut ternakan Trimurti BF Surabaya.

Mat Rouf dan H.Ribut, dua mekanik ang berhasil orbitkan Basa Basi

Diakui olehnya ada rasa bangga ketika mampu mengantarkan Basa Basi pada posisi paling depan daftar kejuaraan. Namun juga ada tanggung jawab besar untuk tetap mempertahankan prestasi bagus yang sudah diraihnya. Mat Rouf sadar bahwa mempertahankan adalah sebuah pekerjaan tidak mudah dari pada ketika akan mengorbitkannya. Namun berbekal pengalaman sebagai mekanik handal, dirinya selalu menjalankan semua itu dengan enjoy dan penuh dedikasi.

Prestasi marathon ini dimulai dari gelaran Blega Bangkalan pada Kamis, 18 Oktober 2018 sebagai peraih pertama di Kelas Dewasa Bebas, prestasi kedua kali didapat dalam pertarungan seru dalam even Konser Bareng Gresik Rock City, Sabtu 20 Oktober 2018, juga sebagai peraih juara pertama di kelas yang sama yakni Dewasa Bebas.

Hanya berjarak satu hari, tepatnya Minggu 21 Oktober 2018, Basa Basi mengulang keberhasilan untuk yang ketiga kalinya dalam agenda Gotong Royong yang dihelat di Lapangan TGR Wates Kediri. Tambahan koleksi prestasi sebagai penghuni barisan paling depan daftar kejuaraan kelas Dewasa Bebas dan Dewasa Senior, dilakukan dalam ajang HK Cup Cenlecen Pakong Pamekasan Madura, sebagai juara pertama Kelas Dewasa Senior.

Empat lokasi berbeda dengan prestasi sama sebagai juara pertama semakin menunjukkan kualitas perkutut yang kini berada pada usia sekitar 1,5 tahun. Basa Basa telah membuktikan tak gentar berhadapan dengan musuh, siapa dan dari manapun. Bahkan Mat Rouf mengaku pantang mundur untuk membawa perkutut asuhannya kemana saja ada gelaran lomba.

Baca Juga :  AW Golden dan Pinot Bebas Hambatan Menuju Podium Pertama di Latber Gotong Royong Mojokerto
Latihan dilakuakn untuk memastikan kesiapan Basa Basi tampil di arena lomba.

Yang membuat Basa Basi begitu luar biasa adalah, dari keempat prestasi marathon yang diraih, semua berkat performa stabil yang ditunjukkan. Menurut H.Ribut, yang juga mekanik Basa Basi mengatakan bahwa kemenangan demi kemenangan yang didapat Basa Basi berkat nilai bendera 3 warna plus (hitam) selama empat babak penjurian. “Lomba di Blega, Gresik, Kediri dan Pamekasan, Basa Basi meraih nilai 3 warna plus (hitam).

Penampilannya stabil dari awal hingga akhir penjurian,” jelas H.Ribut. Bahkan dirinya mengaku bahwa performa perkutut yang kabarnya bandrol penawaran sudah menembus angka ratusan juta rupiah, dianggap belum maksimal. Artinya masih ada peluang untuk bisa lebih bagus lagi. “Syarat bunyi Basa Basi ketika tampil di atas kerekan masih kurang, jika performanya sudah mentok, saya yakin bisa meraih bendera 4 warna,” lanjut Mat Rouf.

Tanggungjawab besar untuk selalu mengawal Basa Basi sampai posisi puncak

Ia mengaku masih memiliki waktu untuk lebih memaksimalkan kinerjanya. Yang pasti Mat Rouf dan H.Ribut akan terus mengawal dan mengawasi perkembangan Basa Basi tanpa melakukan langkah ekstrim. “Saya yakin Basa Basi kedepan bisa lebih bagus, tapi saya tidak mau melakukan tindakan frontal, santai dan alami saja karena saya yakin hal itu lebih baik dan aman,” katanya lagi.

Prestasi bagus yang diraih Basa Basi terjadi secara alami. Menurut Mat Rouf, selama dalam rawatannya tak pernah dilakukan metode diluar cara alami. Prestasi tersebut diraih selain karena faktor burung yang memang memiliki kualitas unggul, juga perlakuan yang diberikan ternyata mampu menumbuhkan semangat Basa Basi untuk selalu siap tampil di lapangan.

Pembuktian Basa Basi sebagai perkutut handal di arena

Seperti perlakuan pada saat Kamis meraih prestasi marathon pertama, pasca lomba yakni Jumat, Basa Basi masuk kandang ternak bersama betinanya, Sabtu pagi diangkat lalu dibawa ke arena lomba. Usai lomba, setelah sampai rumah, burung tinggal dalam sangkar bersama betinanya. Minggu, saat menuju lokasi lomba, Bada Basi tetap berada dalam sangkar bersama pasangannya.

Baca Juga :  Yan Suta Ketua P3SI Pengwil Jateng, Memaksimalkan Lomba di Tengah Keterbatasan Jadwal

Baru saat akan dilombakan, keduanya dipisah pada sangkar berbeda dan dikerek bersama betinanya. “Saya katakan bahwa rawatan Basa Basi, semua alami. Saya hanya mengikuti kemauan burung sehingga ia mau tampil ketika dikerek di lapangan,” kata Mat Rouf lagi.

 

Related Articles

Back to top button