Malang Award 2018, Jokotole dan Duta Pakualam Sabet Gelar Juara Umum
SETELAH beberapa kali mengelar lomba lokalan dan sukses, Minggu (8/4/2018) kemarin, NZR Malang mencoba menggelar lomba yang lebih basar dengan titel “Malang Award 2018” di gantangan Denpom yang dikelolanya. Hasilnya cukup bagus, bahkan boleh dibilang sukses sebab kalau dari sisi peserta tidak mengecewakan, peserta dari luar kota banyak datang seperti dari Lumajang, Mojokerto, Jombang, Blitar dan Surabaya.
Karena kedatangan mereka membawa burung andalannya yang selama ini sering juara didaerahnya, maka di beberapa kelas pun persaingan berlangsung cukup seru, terutama kelas love bird. Di kelas yang saat ini menjadi primadona tersebut, ada banyak nama besar yang langsung turun sejak awal. Salah satu jawara yang menjadi juara pembuka di kelas cukup bergengsi Lovebird A adalah Charlitos milik Agung Thole, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur
Burung dengan andalan trecetan panjang dengan kekuatan napas panjang dan stamina tangguh, berhasil menekuk banyak lawan yang selama ini juga punya nama besar, seperti Ratu Dollu, Tali Pocong, Sandal jepit, Klotak dan lainnya. Kesuksesan burung andalan cucu abah Sholeh pendiri lesehan terkenal di Pandaan pun semakin siap diturunkan ke beberapa even besar seperti Bojonegoro Cup dan Pakualam untuk bertarung dengan jawara-jawara papan atas dari berbagai blok.
Kemudian untuk kelas kenari, nama Bintang Timur yang cukup kondang di Malang juga sulit dikalahkan. Dua kali turun burung milik Ipung gaet juara satu dua kali. Dan kemarin burung ini mendapat tambahan bonus total Rp 2,5 juta, selain hadiah dari kejuaraannya, karena ia masuk juara satu dua kali dan pakai sangkar NZR.
Memasuki kelas Anis Merah yang pesertanya juga lebih dari 30 burung, juara satu dan juara dua disabet Juve dan Lamborghini dimana keduanya merupakan burung milik H. Riyanto asal Gading BC. Sementara jawara Anis Merah lain seperti Buser, Phil Collin, Andromeda, harus puas menempati urutan di bawahnya. Main di kelas Anis Merah berikutnya, ternyata Lamborghini berhasil naik dan menggantikan posisi Juve yang hanya masuk urutan ketiga, sementara Phil Collin berhasil naik tahta di urutan kedua.
Di kelas murai batu tensi pemain terasa naik, karena selain banyak burung-burung jawara yang turun, para peserta juga lebih banyak, juripun harus bekerja ekstra keras, dimana diperlukan ketelitian dan jam terbang tinggi, karena kalau tidak, bisa memunculkan komplain. Awal main, jagoan H. Jokotole pendatang baru yang juga memiliki jagoan pilih tanding berhasil orbitkan Maestro menyisihkan Artis, New Barracuda, Hantu jalanan dan lainnya di kelas Malang Award.
Main lagi di kelas Kota Bunga, ganti Artis milik H. Bianto asal Batu menduduki peringkat atas. Di kelas ini, sempat muncul protes keras, karena ada burung mletik yang bisa dapat koncer. Sebenarnya, kalau korlap bisa menjelaskan maka protes tersebut tidak akan berlarut lama, karena burung mletik setelah penilaian dianggap selesai. Tapi untuk ada penggemar murai lain yang dalam hal ini H.Bianto berhasil melerai.
Sementara untuk kelas Cendet nama Roller Speed milik Kapten Samsul memang luar biasa, dua kali turun dua kali juara satu disabetnya.
Di akhir lomba yang selesai pukul 19.30 WIB, juara umum team diumumkan, dan kali ini juara umum BC sukses direbut Duta Pakualam sedangkan juara SF digaet oleh H. Jokotole asal Singosari, yang selama ini memakai nama Joko SF. Menariknya lagi, setelah sukses dieven ini, ternyata banyak tokoh baik yang burungnya masuk juara maupun yang hanya masuk sepuluh besar akan menyiapkan ke lomba yang lebih bergengsi Bojonegoro Cup tanggal 29 April dan dan Piala Pakualam Cup 6 tanggal 6 Mei mendatang.