Yono Paiton Probolinggo: Tinggalkan Burung Kicauan dan Mantab di Perkutut
Sudah sekitar tujuh tahun, Yono salah satu kung mania Paiton Probolinggo meninggalkan dunia hobi burung berkicau. Bahkan sebelumnya ia bersama Ika sang istri tercinta paling cukup aktif turun di lomba-lomba burung kicauan. Sehingga tak keliru, kalau nama dua sejoli itu cukup dikenal oleh banyak kicaumania.
Namun sejak tahun 2017 kemarin, dua sejoli itu memutuskan untuk pindah ke hobi burung klanegnan yaitu perkutut. Hobi yang awalnya tidak ia sukai itu, kini jadi pilihan yang mantab bagi Yono maupun istrinya. Itu berawal almarhum orang tua Yono, yang selalu dan sering memberi nasehat agar ia pindah ke perkutut saja.
“Betul, orang tua saya dulunya memang hobi banget dengan perkutut. Dan setiap ada kesempatan orang tua selalu menyuruh saya untuk pindah ke perkutut saja. Karena menurut orangnya, hobi perkutut itu akan lebih tentram dan awet. Sampai akhirnya tahun 2017 kemarin, setelah orang tua meninggal dan saya putuskan untuk pindah ke perkutut,” cerita Yono.
Dan ternyata, lanjut Yono. Setelah setelah setahun lebih menekuni perkutut, saya betul-betul menemukan kententraman batin. Dulu saat di kicauan, setiap beli burung saya gak pernah jujur sama istri. Belinya mahal, ngakunya hanya ratusan ribu rupiah. Tapi sekarang, kami berdua sudah sama-sama terbuka.
“Benar, sekarang istri bena-benar mendukung. Bahkan kalau beli perkutut, kami bicarakan berdua. Kalau cocok yang kami beli, meskipun saat saya tidak ada di rumah,” tambah Yono yang mengaku hanya dua bulan sekali baru bisa pulang. Karena kesibukan kerjanya jauh di pulau Lombok Nusa Tenggara sana.
Dan sama halnya saat seperti di hobi burung kicauan dulu. Dua sejoli, Yono dan Ita juga kompak turun di lomba perkutut bersama. Seperti saat mereka berdua hadir di “Anak Manja dan Diana FM Cup” Jember, hari Minggu (28/10) kemarin. Kekompakan Dua sejoli inilah yang perlu kita acungi jempol dan patut kita jadikan contoh.
Bahkan menurut Yono, sang istri sering turun lomba bersama putra tercinta tanpa pengawalannya. “Ia kalau pas saya belum bisa pulang, istri yang berangkat lomba bersama junior saya yang masih kelas 6 sd. Itu kalau lombanya hanya diseputaran Probolingo dan Pasuruan saja. Kalau jauh istri gak mau,” kata Yono.
Hobi perkutut bagi Yono memang sudah jadi pilihan utamanya. Buktinya, baru setahun lebih Yono sudah hadir dibeberapa lomba besar nasional. Bahkan dua pekan kemarin, ia nekat hadir di “Pariwisata Loteng” hanya untuk menyaksikan jago-jago nasional. Karena kebetulan, saat itu ia masih ada di Lombok.
Dan ia mengaku senang saat hadir di Loteng. Karena selain bisa bertemu dengan teman-teman juri dan peserta dari Jawa Timur. Ia juga bisa bertemu dan berselfi langsung dengan Ketua P3SI Pusat, yaitu bapak Zainuri Hasyim serta panitia Pariwisata Cup. “Alhamdulillah, hobi perkutut ini bisa banyak menambah teman dan saudara,” ujar Yono.
Kini saat ia mendapat cuti satu minggu dari kantornya. Kesempatan itu ia gunakan untuk belajar perkutut. Dengan mendatangi beberapa peternak yang ada di Probolinggo, yaitu Pattimura BF dan Kompak BF milik Hardiyo. “Ya mudah-mudahan, silaturahim ini bisa menambah manfaat bagi saya dan keluarga. Karena inilah tujuan utama saya, membangun silaturahmi, dengan siapapun” tandas Yono saat dihubungi media kontesburung.com lewat sambungan handphone. *kb4