Perkutut

Tarung Perdana, Meriam dan Sutradara Produk HDL Orbitan Susanto Bali, Tampil Memukau di LPB Seri Perdana

Liga Perkutut Bali Seri Pertama bertajuk Imlek Cup 2019, menjadi moment bersejarah bagi Susanto, kung mania yang tinggal di Muding Indah Denpasar Bali. Pasalnya even yang digelar di Lapangan Kewel Gianyar Bali pada Minggu, 10 Februari 2019, sukses melambungkan nama Susanto sebagai kung mania yang patut untuk diperhitungkan.

Susanto Bali sukses orbitkan Meriam dan Sutradara di LPB Seri Perdana

Tarung di partai bergengsi yakni Dewasa Senior, Susanto berhasil menembus podium pertama dan kelima lewat penampilan ciamik Meriam dan Sutradara, perkutut ternakan HDL Bird Farm Menganti Gresik. Keberhasilan ini tergolong luar biasa karena Meriam ataupun Sutradara tidak masuk dalam daftar peserta yang diunggulkan.

Maklumlah, Meriam yang lahir dari kandang HDL K.11 (WAT x Lion) dan Sutradara dari kandang HDL K.9 dengan indukan jantan Grand Master (Bomber x Anak Gajah Mada) yang berpasangan dengan betina TLT, baru pertama kalinya tampil di lapangan. Susanto sendiri awalnya khawatir dan ragu untuk menurunkan di kelas Dewasa Senior, karena harus berhadapan dengan jago-jago kung mania Pulau Dewata yang sudah memiliki prestasi bagus.

Namun berkat arahan dan masukan dari H.Cholil sang pemilik HDL, Susanto merasa yakin bahwa Meriam dan Sutradara harus tampil di depan publik sendiri pada kelas paling bergengsi. Untuk lebih meyakinkan dan menghapus keraguan tersebut, Susanto langsung mengundang Yogi HDL yang merupakan putra H.CHolil untuk hadir ke Bali, bersama-sama mengawal Meriam dan Sutradara ke lokasi lomba.

Tarung perdana, prestasi Sutradara langsung melejit dipodium pertama

Kedatangan Yogi HDL di Bali membuatnya merasa tenang dan yakin. Yogi HDL sendiri mengaku yakin dengan hasil yang akan direbut. “Saya harus merasa yakin dan menyakinkan Pak Susanto untuk meraih hasil bagus, apalagi semua intruksi dan petunjuk dari Abah (H.Cholil) sudah saya laksanakan,” terang Yogi.

Baca Juga :  Taksu BF Ketut Budha di LPB Seri Ke-9 Denpasar: Peternak Pinggiran yang Juarai Piyik Hanging

Menuju lokasi lomba, Yogi HDL membawa misi penting, harus bisa memberikan bukti pada Susanto. Saat babak pertama dimulai, Meriam kurang kerja. Raihan bendera dua wana hitam menjadi nilai yang didapat. Namun Yogi masih optimis dengan apa yang akan diraih. Babak kedua, Meriam mulai bangkit dan raihan bendera tiga warna berhasil diperolehnya. Hasil ini bertahan sampai babak keempat.

Akumulasi nilai inilah yang akhirnya mengantarkan Meriam berhasil merebut posisi pertama. Sedangkan Sutradara hanya meraih posisi kelima pada kelas yang sama. Prestasi inilah yang akhirnya langsung mendongkrak nama Susanto sebagai kung mania dengan pencapaian prestasi yang luar biasa.

Susanto bersyukur atas prestasi yang sudah diraihnya

Pertemuan dengan H.Cholil sekitar tiga bulan lalu dalam sebuah even di Semarang, menjadi awal mengantarkan dirinya sebagai kung mania dengan torehan prestasi pada level nasional. “Saya bersyukur dipertemukan dengan H.Cholil tiga bulan lalu. Mungkin sudah jalan saya harus mengenal H.Cholil dulu agar prestasi saya di arena bisa moncer,” ungkap Susanto.

Diakui olehnya bahwa perkutut adalah hobi yang sudah dilakoni sejak setahun lalu. Namun selama satu tahun, Susanto mengaku tidak pernah sekalipun merasa bangga dan senang seperti sekarang ini. Beberapa orbitan yang dimiliki ketika itu, tak satupun behasil menembus daftar kejuaraan.

susanto (kanan) bersama Yogi HDL (dua dari kiri) saat berada di arena LPB

Jangankan untuk berada di barisan depan daftar kejuaraan pada kelas bergengsi Dewasa Senior, tampil dalam daftar juara sepuluh besar pada kelas biasa saja, tidak pernah dialaminya. Namun pertemuan dengan H.Cholil menjadi awal baginya sebuah anugrah yang tidak terhingga dan hal itu harus bena-benar disyukuri.

“Saya saja jarang ketemu H.Cholil, mungkin komunikasi saya lakukan lewat telpon ataupun WhatsApp, andai saja saya selalu bertatap muka, mungkin prestasi saya akan lebih cemerlang lagi dengan banyak burung yang bisa diorbitkan,” imbuhnya. Berkat tangan dingin H.Cholil, kini Susanto merasa bahwa dirinya sudah menjadi kung mania sebenarnya.

Baca Juga :  Melatih Burung di Kampung Wanasari Denpasar: Mengingatkan Cikal Bakal Perkututan Bali

Related Articles

Back to top button