Tips Trik

Tips Menjinakan Murai Muda Hutan, ala Mr.Johan Leuser Buat Pemula

Murai batu sudah lama jadi pilihan favorit kicaumania. Namun, untuk menampilkan burung bisa meraih prestasi di lapangan tidaklah mudah. Apalagi burung yang kita pelihara dari bahan muda hutan, butuh waktu untuk mengkondisikannya, Mr.Johan Shia pemilik Leuser Bird Shop, Pekan Baru Riau, berbagi tips untuk kalangan pemula.

Membeli burung bahan maupun setengah jadi memang butuh kesabaran dan ketelatenan. Sebab, yang namanya burung bahan, biasanya masih liar, belum bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Tentu ini akan menjadi tantangan buat sipemilik untuk menjinakannya. Dan ada kepuasan tersendiri, bila burung yang dipelihara dari bahan itu kemudian rajin berbunyi bahkan bisa prestasi di lapangan.

Kondisi burung yang masih asing dengan suasana barunya terkadang membuatnya jadi cepat stress, bahkan burung semakin liar. Butuh lama untuk memulihkannya. Apalagi burung muda hutan seperti murai batu bahan cenderung liar dan giras serta gesit bila didekati.

Menurut Mr Johan, breeder dan penyedia khusus murai batu asli Bahorok dan Marike dari Pekan Baru Riau, cara mudah dan cepat adalah dengan membiasakannya menaruh kandang di lantai. Satu atau dua minggu biasanya burung  mau berdaptasi. Kalau sudah bisa menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, tidak lebih dari 2 bulan burung sudah mulai jinak dan mulai berani bunyi, bahkan langsung nggacor.

Untuk itu, menurutnya  memang butuh kesabaran. Yang penting lagi, kata dia, sipemilik  harus disiplin. Karena, kalau tidak dijinakan, butuh waktu lama burung gacor. Apalagi bila untuk dimainkan ke lapangan butuh waktu lebih lama, bisa sampai 3 tahun baru bisa di bawa ke lomba. “Tapi kalau kita jinakan, beres mabung juga burung sudah bisa dimainkan ke lapangan,” bebernya.

Baca Juga :  Atasi Murai Batu Over Emosi Akut, Cara Simpel Namun Hasilnya Tokcer!

Dia menyarankan, untuk burung baru atau bahan, apalagi seperti murai muda hutan, harus dibiasakan ditempatkan digantang  tidak jauh dari keramaian. Posisi gantung jangan terlalu tinggi, ya seukuran bahu orang dewasa. Biarkan saja burung lompat ke sana-kemari sampai dia bosan, yang penting burung tidak nabrak jeruji sangkar.

Lebih bagus lagi, setelah itu posisi penempatan dirubah, coba ditaruh di lantai. Kalau murai batunya banyak, ya cukup dijejer di lantai kandang, kondisi sangkar jangan dikerodong, satu sama lain disekat dengan penutup agar tidak saling melihat. Kecuali malam hari disaat istirahat semua dikrodong. Masing-masing didekatkan dengan burung isian (masteran), sejenis celilin, cucak jenggot, kapas tembak, lovebird, srindit, kenari dan lainnya.

Penjinakan dengan cara di lantai  cukup beberapa minggu sudah beradaptasi yang penting aman dari gangguan kucing atau anjing. Atau maksimal 2 – 3 bulan burung sudah jinak.“Tapi kalau dibiarkan liar, sampai bertahun-tahun burung akan tetap liar, dan tidak mungkin bisa dibawa ke lomba,” kata pemilik Birdshop khusus menyediakan murai batu Bahorok dan Marike  hasil breeding di Jl. M Yamin No. 30, Pekan Baru, Riau, (HP 085363818888).

Lebih lanjut dia menjelaskan, selama proses penjinakan selama 2-3 bulan burung tidak terkena jemur. Kecuali bila sudah buka krodong burung mau bunyi ngeriwik di depan orang-orang burung sudah bisa dijemur.

Begitu juga untuk kebutuhan ekstra fooding, bila burung memang sudah nge-voer kroto segar tetap diberikan, estra fooding jangkrik jumlah standar diberikan pagi hari cukup 5 ekor jangkrik  dan sore 5 ekor. Untuk kebutuhan mandi dilakukan setiap hari untuk mempercepat adaptasinya.

Jadi, burung akan rajin bunyi atau gacor biasanya bila sudah jinak atau beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Karena, burung tidak akan bunyi bila kondisinya dalam keadaan ketakutan yang membuat burung jadi giras. Selamat mencoba. *kb4

Baca Juga :  Tips! Rahasia Sembuhkan Murai Batu Ngelowo Jinak dan Giras

Related Articles

Back to top button