Tak hanya sukses menjadi penyelenggara lomba burung berkicau bertajuk Proklamator Cup Blitar yang dihelat pada 5 Juni 2022 kemarin, namun PBI Kab. Blitar juga mampu menggairahkan para penangkar Murai Batu binaannya se Kabupaten Blitar.
Dibuka langsung oleh Bupati Kab. Blitar Rini Syarifah yang dihadiri pula oleh petinggi PBI Pusat, Bagya Rahmadi ketua umum PBI dan Dwi Jalu Koordinator Bidang 1 ( Organisasi dan Pengendali Lomba ), gelaran yang digebyar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kanigoro Blitar itu setidaknya mampu menjawab penantian kicaumania Blitar raya terhadap lomba yang diharapkan mampu menjadi ikon bumi Proklamator itu.
Dan cukup lama emang Blitar raya tak menjadi tuan rumah gelaran sekaliber nasional. Namun berkat kerjasama apik antara PBI Kab. Blitar dibawah komando D. Ainu Rofiq, ST, MSi, ketua PBI Kab. Blitar bersama para pengurusnya dan dengan Pemerintah daerah terkait, gelaran yang diharapkan bisa menjadi ikonnya Blitar di dunia perburungan itu mampu menggairahkan kembali kicaumania Blitar raya khususnya para penangkar Murai Batu.
Bidikan utama tentunya tertuju pada para penangkar Murai Batu yang sudah menjadi binaan PBI kab. Blitar sejak tahun 2017 silam melalui program ring silver PBI. Diungkapkan D. Ainu Rofiq bahwa gelaran kali ini tak lain adalah ingin menggairahkan kembali dan memotivasi para penangkar binaan PBI Kab. Blitar untuk lebih semangat dalam mencetak burung-burung berkualitas. Sehingga tak hanya ikut serta dalam melestarikan satwa burung yang sekarang sulit ditemui di habitatnya, tapi juga diharapkan bisa memberikan nilai manfaat ekonomis bagi para penangkar.
Hal itu tentunya sejalan dengan komitmen Pemerintah dalam melestarikan keanekaragaman hayati. “Selain itu dalam penyelenggaraan even yang sangat baik ini, diharapkan bisa berkontribusi dan membangkitkan perekonomian masyarakat melalui sektor pariwisata dan industri kreatif yang terdampak Covid 19 selama ini,” ucap Bupati Rini saat memberikan sambutannya di depan para petinggi PBI Pusat dan daerah yang hadir.
Karena seperti diketahui, PBI cabang Kab. Blitar selama ini dikenal cukup getol dalam melakukan pelestarian. Tak hanya melalui program ring silver PBI yang sudah dilakukannya, pelepas liaran burung-burung endemik hingga melakukan reboisasi di area hutan yang menjadi tempat tinggal satwa burung juga kerap dilakukannya.
Diungkapkan oleh Satya Nova Trilaksana, ST atau yang akrab disapa Sinyo Speed, bahwa telah terdaftar 62 penangkar aktif se Kab. Blitar yang telah menjadi penangkar binaan PBI Kab. Blitar. Dan sebagai wujud apresiasi terhadap konsistennya para penangkar, panitia pun menyiapkan kelas khusus yang diperuntukkan bagi para penangkar Murai Batu pemakai ring silver PBI se Kab. Blitar yakni di kelas Murai Batu Ring Silver PBI Penangkar.
“Burung-burung yang diikutkan di kelas tersebut merupakan hasil produksi dari semua penangkar Murai Batu se Kab. Blitar, dan alhamdulillah jumlah pesertanya nyaris full gantangan,” ujar Sinyo Speed seraya berucap bahwa sebelum didaftarkan menjadi peserta, kesemuanya harus melalui pengecekan terlebih dahulu.
Cukup menarik diikuti. Karena terbukti, meski semua burung peserta merupakan burung-burung asli produksi penangkar lokal binaan PBI Kab. Blitar, namun untuk kualitas tentu tak mau kalah dengan burung-burung papan atas. Apalagi nyaris semua burung yang digantangkan menunjukkan performa terbaiknya.
Salah satunya ditunjukkan peserta di gantangan 34. Meski mendapat serangan hebat dari burung-burung peserta lain yang tak kalah hebatnya namun dengan perform yang berbeda, burung andalan Adi dari Kampoeng Senk yang mengandalkan gaya sujud-sujud itu juga cukup piawai dalam melantunkan lagu-lagu tonjolan suara kasar-kasar.
Bahkan tak hanya mampu memuntahkan lagu-lagu roll tembak panjang-panjang, burung yang diberi nama Gandring itu juga unggul dalam durasinya yang full. Maka tak ada keraguan lagi bagi juri untuk sepakat menancapkan bendera koncer secara mutlak di nomer yang ditempatinya.
Dan usut punya usut, ternyata burung muda yang baru menginjak usia 1 tahun itu merupakan hasil tangkaran Acing BF Blitar. Yang masih satu indukan dengan Al Fatih yang terlebih dulu orbit dan banyak menorehkan prestasi di berbagai even termasuk juara di kelas ring silver PBI.
“Ya mungkin karena indukan betinanya berbeda dengan kakaknya (alfatih), Gandring justru memiliki gaya sujud yang semakin memperindah performanya,” ujar Adi yang juga pemain Kacer andalan, yang akhirnya memboyong 3 tropi (juara 1, 2 dan 4) dari 3 kelas ring silver PBI yang diikutinya.
Keseruan juga terlihat di kelas Cucak Ijo. Dimana bintangnya lapangan si raja jamtrok itu layak disematkan pada CH Pounsterling besutan Abah Paiman dari Malang, yang sukses juara 1 tiga kali alias hattrik. “Alhamdulillah, tampil 3 kali Poundsterling mampu tampil bagus dan juara,” celetuk Abah Paiman yang mengaku bahwa selama 6 bulan dipegangnya, burung muda itu nyaris tak pernah gagal juara 1.
Menurutnya kelebihan dari Poundsterling tak lepas dari ngeroll dan tembakannya yang panjang-panjang. “Yang paling paling menonjol saat digantangkan ya Cililin dan Cungkok yang diperkuat dengan Kapas tembak dan Greja, plus dengan gaya ngentrok,” ujar Maulana putra Abah Paiman yang ikut merawat dan mengawal Pounsterling di berbagai laga yang diikutinya.
Berkat prestasi memukau Pounsterling, pinangan pun sempat datang menghampiri Abah Paiman dari salah satu kicaumania yang mengaku dari Jateng. Sayangnya tawaran 150 juta masih ditolak olehnya.
Di penghujung acara, panitia mendaulat Duta PBI Bersama sebagai juara umum BC dan Sien Ronny Surabaya sebagau juara umum SF.
“Kami mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan partisipasi semua pihak yang ikut mensukseskan gelaran ini termasuk para kicaumania se nusantara yang turut memeriahkan gelaran dari awal sampai akhir meski sempat diguyur hujan beberapa jam,” tutup Ainu Rofiq.*