Produk Ternak Laku Keras, H.Muhari Kharisma BF Surabaya Tak Pernah Sempat Orbitkan Jawara Sampai Usia Dewasa
Ketika memulai ternak perkutut pada tahun 2001 silam, ada keinginan yang muncul dari H.Muhari, yakni ingin menjadi salah satu peternak sekaligus pelomba yang sukses mencetak sekaligus mengorbitkan burung dengan prestasi bagus di arena. Cita-cita tersebut ia tanamkan betul, karena menurutnya ada sebuah kebanggaan jika mampu melakukan hal demikian.
“Sebagai peternak pasti ingin menghasilkan perkutut bagus, apalagi bisa sampai melombakan dengan juara yang bagus pula,” terang H.Muhari. Guna merealisasikan keinginan tersebut, dirinya mengaku berburu indukan sampai ke Jawa Barat dan Jakarta. Dari hasil perburuan itulah, ia berhasil memboyong indukan dari KS, Warna Agung dan ACC.
“Materi indukan saya banyak dari Jawa Barat dan Jakarta, kayaknya saya lebih cocok menggunakan materi kandang mereka,” lanjutnya. H.Muhari mengaku pernah menggunakan indukan dari peternak besar di Jawa Timur, namun tak pernah menemukan hasil yang memuaskan. Produk ternaknya dinilai tidak ada yang bagus.
Namun demikian dirinya tidak terlalu mempermasalahkan soal penggunaan materi indukan, karena baginya setiap peternak memiliki cara pandang yang berbeda dan bahkan memiliki pilihan bebas untuk menggunakan indukan mana. Materi yang sudah berhasil didapatnya, masuk kandang ternak miliknya.
Dari 30 petak yang ada, hanya sekitar 23 indukan yang produktif. H.Muhari menjalani ternak perkutut dengan santai namun tetap serius dan fokus. Hasilnya pun menggembirakan. Beberapa ternaknya moncer di lapangan. Kebanyakan H.Muhari mengorbitkan perkutut di Kelas Hanging. Sebut saja Jihan, Bento, Micky Mouse, Libas dan sederet nama orbitan H.Muhari yang memulai tarung dari usia muda.
Jihan dan Bento saat ini sudah pindah ke Herman, kung mania Padang Sumatra Barat. Dari prestasi yang selama ini berhasil diraihnya, H.Muhari jarang dan mungkin tidak pernah mengorbitkan burung sampai usia dewasa. Bukan karena burung miliknya tidak mampu tampil di kelas kerekan, ataupun kualitas yang dimiliki tak mampu bersaing, namun lebih kepada alasan bahwa sebelum burung-burung produk dan orbitannya masuk ke kelas kerekan, semua sudah laku ke tangan kung mania.
“Saya paling mentok mengorbitkan burung pada kelas setengah kerekan, itupun jarang, malah lebih banyak di Kelas Piyik Hanging karena banyak yang laku,” lanjutnya. Tidak jarang, burung yang belum sempat dilombakan, sudah ditakar over orang lain. Artinya bahwa produk yang dihasilkan dari kandang ternaknya prosentasenya lebih banyak berada dan diorbitkan orang lain dari pada diorbitkan dirinya.
Bahkan ada kandang ternaknya yang masuk daftar bookingan, yakni kandang Kharisma K.3 (Kharisma x Kharisma). Indukan ini memiliki trah burung jawara ring KS K.5. ditambahkan oleh H.Muhari bahwa selama ini dirinya tidak pernah membandrol produk ternaknya dengan harga selangit. Baginya yang penting produknya bisa laku dan menyebar ke kung mania.
Sebab dengan demikian dirinya akin, ring Kharisma akan semakin dikenal di seluruh kalangan kung mania. Apalagi jika ada oranga yang kebetulan senang perkutut, namun tidak memiliki dana cukup, H.Muhari mengaku tetap memenuhi keinginan membawa pulang produk dari kandang ternaknya sesuai apa yang dia inginkan.
Diakui pula oleh H.Muhari bahwa menyebarnya produk Kharisma Bird Farm Surabaya, berkat bantuan dan kerja keras Munif Achmad kung mania Surabaya. Dari dialah produk Kharisma sebagian besar kini sudah dimiliki kung mania, baik di tanah Jawa, Madura Kalimantan ataupun Sumatera.
“Saya banyak dibantu Munif untuk menjual produk dan selama ini dia memang menjadi satu-satunya penjual yang banyak mengambil dari Kharisma,” katanga lagi. Ketika dikonfirmasi, Munif Achmad membenarkan apanang dikatakan H.Muhari. “Saya banyak dibantuk Abah Muhari dengan cara menjual burung ternaknya, saya sebar kebebrspa pemain yang memang membutuhkan burung kelas lomba. Alhamdulillah selama ini semua pelanggan merasa puas terhadap burung yang saya berikan,” papar Munif.