PMM feat PKM Valentine Day, Pekalongan – Anis Merah dan Kenari Jadi Kelas Perdana, Juri Asal Mojokerto Berhasil Raih Gelar Juri Terbaik

Selang 1 Minggu pasca buat even di New Otista Jakarta Timur, pada hari Minggu kemarin (05/02) PMM feat PKM buat even di Pekalongan. Jawa Tengah dengan tajuk Valentine Day yang seperti even – even sebelumnya menuai respon posistif dari kicau mania.

Dari semua gelaran PMM feat PKM kali ini ada kelas baru yaitu Anis Merah dan Kenari, respon peserta terlihat bagus karena dari yang ditarget juara oleh peserta tidak jauh dari apa yang dipilih oleh para juri. Mengaca dengan suksesnya kelas Anis Merah terlihat ada 2 orang peserta yang turut menyampaikan usulan tentang penjurian.

Adalah Andi Bahari dari Motolowo BC sempat berujar tentang penilaian burung kerjadari PKM  itu seperti apa  karena menurutnya burung yang pada kelas pertama peraih juara 1 itu memang power suaranya paling menonjol namun saat membawakan materi lagu khususnya saat kepalanya teler di posisi tengah seringnya kosong lagunya.  Dan dari pengalamannya saat ikuti lomba di berbagai even biasanya burung yang kayak itu kalah durasi kerjanya. Untuk lainnya dari konsep penilaian PKM sudah bagus.

Sebagai Kepala Juri Mr. Agoes memberikan penjelasan, burung peraih juara 1 kelas Anis Merah pertama itu ada di gantangan nomor 08 dan saya sendiri ikut menilainya. Saat di blok saya burung itu selain power, dia juga ngisi lagu saat berada ditengah dan oleh karenanya untuk durasi kerjanya dapat.” Untuk penilaian Anis Merah adalah gaya, durasi kerja kemudian power suara dan untuk pelanggaran salah satunya adalah saat teller burung itu lompat atau ngering dan apabila lebih satu kali maka burung itu kena diskualifikasi dan tidak meraih nominasi juara,” jelas Mr. Agoes sembari menjelaskan pada peserta yang menayakan kenapa burungnya kena dis saat ngering meskipun tidak ngelantai.

Sedangkan untuk kelas Kenari untuk sistem penialaian PKM adalah cengok yang bagus bagaimana burung itu membawakan irama lagu yang nyaman dari pembuka sampai penutupnya luwes saat pembawaanya dan bukan dari durasi kicauannya. Dan untuk kelas Kenari ini mendapat apresiasi bagus dari semua pesertanya yang nampak applause saat penilaian berakhir dan saat pemberian bendera koncer.

Sorak tepuk tangan tak hanya di kelas Kenari saja, melainkan di semua kelas yang tergelar bentuk apresiasi dari kinerja juri memang mendapat respon positif. Selaku owner dari PMM dan PKM, Mr. Iskandar banyak mengucap terima kasih pada semua peserta. “Kami menyuguhkan  sistem penjurian yang sebaik mungkin untuk menilai burung kerja, meski untuk menyamankan semua peserta tidaklah mudah namun konsep kami yang membuat inovasi dari penjurian SMM ini menurut memang sangatlah efektif untuk menilai kinerja burung,” papar Mr. Iskandar SE.

8 juri handal pilihan PMM dan PKM dalam even ini kembali pihak owner memberikan apresiasi pada burung yang kinerjanya terbaik, untuk kriterianya meski bukan pada kinerja saat di arena lomba, melainkan juga tentang Attitude saat bertugas dan diluar juga juga menjadi tolak ukur penilaiaan juri terbaik.

Dan tiba saatnya penentuan juri terbaik diumumkan, 7 tahun mengemban ilmu di gantangan Satelit BC – Mojokerto yang sukses orbitkan nama Papoe Pursuapri sebagai juri yang mempunyai kinerja bagus saat menilai burung, dalam even PMM feat PKM di Pekalongan ini berkat kinerja dan Attitude yang bagus maka diberikannya gelar juri terbaik yang langsung diberikan oleh Mr. Iskandar SE dan Mr. Iwan selaku Kadiv penjurian.

Sementara itu di arena lomba khususnya 2 kelas perdana di even PMM feat PKM yaitu Anis Merah dan Kenari terlihat aksi burung – burung terbaik yang berhasil tampilkan performa terbaiknya dalam berlaga yang membuat konsentrasi juru adil lapangan lebih jeli untuk memberikan bendera koncer.

Di kelas Anis Merah yang sempat meraih juara 2 pada kelas perdana, Brandal milik Andi Bahari dari Motolowo BC sukses membalaskan dendamnya untuk bertengger di podium juara 1. Memang diakui oleh siempunya gaco bahwa Brandal itu seperti mesin Honda yang semakin panas, semakin bagus kerjanya dan isitimewanya burung ini tidak memilih tempat digantung meski itu pinggir ataupun tengah kinerjanya tidak berubah.

Keistimewaan burung ini untuk gaya telernya cepat, durasi kerjanya dapat plus materi suara Walet diselingi Wambie yang menjadi senjata andalannya saat menekan lawan. Burung yang dipelihara sejak tahun 2019 dan didapatnya saat kondisi rusak rontok bulu ini memang gambling saat membelinya karena Andi Bahari kesemsem dengan materi lagunya. Dengan rawatan konsisten menurut feeling Andi Bahari selama 8 bulan kemudian burung ini dilombakan dan hasilnya bisa raih podium jawara dan konsisten juara sampai saat ini.

Untuk kelas Kenari, dari 2 laga yang tergelar menjadi aksi terbaik dari Super Power milik Fahmi dari SPG SF yang berhasil menunjukkan kedigdayaannya. Yups dari 2 laga ini tak satupun burung lain yang mampu mengungguli kenerja dari Super Power dan raih Double Winner kembali dipersembahkan Super Power pada siempunya gaco untuk menambah koleksi gelar juaranya.