Perjalan Extrim Cendet “Sadis” dari Asembagus Situbondo, Menuju “Piala Pasundan 2” Bandung
Rupanya “Bonex” bukan hanya dilakukan oleh para suppoter sepakbola Persebaya Surabaya. Namun, tiga Kicaumania sejati dari Asembagus Situbondo. Juga benar-benar nekat, melalui perjalan darat demi Even Akbar Nasional yaitu “Piala Pasundan 2” . Yang bakal dihelat hari hari Minggu 15 April 2018 besuk, di Stadion Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung.
Mr.Afandi “Sadis”, Mr.Syamsi “Virus” dan Mr.Kilar, ketiga kicuamania inilah yang hari ini sudah berada di bumi Pasundan. Perjalan extrim lewat darat dari Asembagus Situbondo yang merupakan kota paling timur di Pulau Jawa. Menuju kota Stadion Jalak Harupat Bandung dengan jarak tempuh sekitar 1000 kilo meter lebih, betul-betul mereka lalui tanpa mengenal lelah.
Menurut Mr.Fandy, mereka bertiga berangkat dari Asembagus hari Rabu pagi sekitar jam 06.00 WIB dengan menggunakan kendaraan pribadi (mini bus). “Betul, sekitar jam 6 pagi kami bertiga start dari Asembagus. Dan sekitar jam 11 siang kami istirahat sebentar di kota Jombang Jawa Timur. Sekalian mandi serta mengecek kondisi burung, setelah itu berangkat lagi,” cerita Mr.Fandy.
Dan sekitar jam 9 malam, lanjut Mr.Fandy. Kami betiga nyampek di Klaten Jawa Tengah. Di kota inilah mereka bertiga memutuskan untuk bermalam dan istirahat melepas lelah. Setelah seharian penuh menumpuh perjalanan kurang lebih 15 jam. Baru keesokan harinya, sekitar jam 9 pagi perjalanan menuju kota Bandung pun dilanjutkan.
Perjuangan menuju “Piala Pasundan” betul-betul dirasa paling mengesankan dan paling berat perjalanannya. Karena menurut mereka bertiga, perjalan dari Klaten melalui jalur selatan, seperti kebumen, tanjakan Nagrek sampai Tasimalaya. Kondisi jalannya benar-benar melelahkan. Selain banyak tikungan tajam serta tanjakan, kondisinya jalannya juga sangat berat. Karena banyak jalan yang rusak dan berlubang.
Kondisi jalan itulah yang menurutnya benar-benar banyak menguras stamina mereka bertiga. Begitu pula dengan kondisi dua amunisi cendet yang mereka bawa. Kondisinya juga nyaris sama, setelah melalui perjalan berat selama kurang lebih 13 jam. Dan sekitar jam 10 malam, atau hari Kamis malam Jum’at ketiganya pun nyampek juga di kota Bandung.
“Alhamdulilllah, akhirnya perjuangan kami betiga bisa finish dengan selamat di kota Bandung. Bahkan semua rasa lelah itu hilang, setelah kami bertiga bertemu dengan Mr.Tri Haryanto. Teman kicaumania kota Bandung yang memang sudah menunggu lama kedatangan kami di rumahnya. Dan setelah sebentar melepas kangen, Mr.Tri pun mempersilahkan kami bertiga untuk segera isitirahat,” tutur Mr.Fandi.
Nampaknya perjuaangan Mr.Fandi, Mr.Syamsi dan Mr.Kilar belum bena-benar selesai. Karena hari Minggu besuk ada tantangan yang lebih berat lagi. Yaitu perjuangan dua amunisi Cendetnya “Sadis” dan “Virus” di Piala Pasundan 2. “Terus terang setelah merasakan perjalanan panjang dan berat ini, target saya tidak muluk-muluk. Keduanya mau tampil bagus saja saya puas,” kata Mr.Fandy.
Cendet “Sadis” adalah gaco lawas yang track rercodnya di wilayah Blok Timur dan Bali memang sudah tak perlu diragukan lagi. Dan soal prestasi serta perawatan Cendet “Sadis” sudah pernah diulas oleh media KONBUR (kontesburung.com) beberapa bulan lalu. Sedangkan “Virus” meskipun terbilang amunisi baru, tapi mental dan kualitas trecetan lagunya juga mewah.
Bagaimana aksi “Sadis” maupun “Virus” di Piala Pasundan 2 besuk. Apakah keduannya mampu mengatasi kehebatan jago-jago Cendet Blok Tengah, Blok Barat, Bandung dan Jakarta. Mari kita tunggu saja hasilnya tetap lewat media KONBUR ini. *kb2