Tips Trik

Penyebab Murai Batu Bunyi Tapi Mangap di Gantangan dan Cara Mengatasinya

Kontesburung – Kerap bikin pusing para pemilik burung murai batu saat ngegantang burung. Sebab, burung mangap diam seribu bahasa alias tidak mau bunyi.

Namun, ada lagi yang bunyi tetapi mangap seperti kepanasan, sehingga kinerja burung kurang maksimal saat diperlombakan.

Lalu apa faktor yang membuat murai batu tiba-tiba kondisinya mengalami perubahan dan mangap saat digantang?

Tentu saja hal itu karena burung tidak dalam kondisi terbaik karena beberapa faktor.

Faktor murai batu mangap memang harus diketahui oleh pemilik burung, jika ingin burungnya tampil maksimal di gantangan.

Hal itu karena dengan mengetahui sebab musabab-nya, maka baru akan bisa diketahui cara mengatasinya.

Doknet/ist

Diketahui, penyebab murai batu mangap karena beberapa faktor yang ada dan yang terjadi. Pertama, murai batu masih muda atau bahan.

Jika itu yang terjadi, maka perilaku mangap pada murai batu muda sangat wajar. Karena murai batu muda butuh banyak jam terbang dan penyesuaian.

Umumnya murai batu muda yang mangap adalah murai batu muda hutan, burung hasil tangkapan alam liar.

Burung muda hutan memang biasanya masih giras, takut orang, takut perjalanan, dan takut suasana baru, setiap dijumpainya.

Murai batu muda hutan umumnya masih giras, sering loncat jika dekat orang dan bahkan sering menabrak sangkar. Karena itu burung mudah kecapekan hingga akhirnya mangap.

Baca Juga: Cara Bikin Murai Batu Gacor Dor Owor-owor dengan Mudah

Jika faktornya memang burung masih muda, maka murai batu mangap hingga tidak mau bunyi adalah sangat wajar. Sebab, burung masih takut dan butuh jam terbang.

Kemudian faktor kedua adalah mangap karena pemberian ekstra fooding (EF) yang terlalu banyak. Hal ini umumnya paling sering terjadi karena dianggap EF banyak, burung akan jadi gacor. Namun faktanya tidak.

Baca Juga :  Bongkar Rahasia Kedahsyatan Kroto untuk Burung Kenari

Namun ada juga yang mangap karena efek perjalanan, karena di kerodong dan saat perjalanan menuju lokasi lomba kepanasan.

Ilustrasi murai batu mangap. (Doknet/ist)

Tetapi jika memang karena pemberian EF, biasanya burung tetap akan bunyi namun sambil mangap seperti kepanasan. Sehingga kerja burung tidak dalam kondisi top performa.

Jika faktor itu terjadi, tentu pengurangan EF jelang lomba atau hari H lomna perlu dan wajib dipangkas porsinya.

Diketahui, burung kebanyakan EF tidak baik dalam penampilannya. Karena itu ukuran EF untuk burung lomba sangat penting.

EF seperti jangkrik, kroto, ulat hongkong dll bertujuan untuk meningkatkan energi pada burung lomba. Namun, sejatinya burung secara alami hanya akan memperoses makanan jadi energi sesuai daya kebutuhan setiap burung itu sendiri.

Sehingga tidak jaminan EF banyak, burung akan jadi gacor dan energinya semakin banyak. Justru sebaliknya.

Karena itu mengetahu porsi kekuatan EF pada setiap burung jadi salah satu kunci utama mencetak burung jawara.

Terakhir, murai batu bunyi tetapi sambil mangap bisa jadi karena kurang vit yang disebabkan pada kesehatan burung.

Baca Juga: Kunci Sukses Cetak Murai Batu Jawara dengan Simpel

Kasus umum yang terjadi karena panas dalam, karena faktor cuaca. Panas dalam pada murai batu bisa diobati dengan cara dikasih minum larutan.

Ganti air minum dengan yang lebih baik, bisa dengan air kelapa atau larutan untuk manusia yang biasa dijual di toko-toko, untuk mendinginkan suhu di dalam tubuhnya.

Selain itu kurangi pemberian EF bersifat panas seperti ulat hongkong. Baiknya dikasih kroto dan jangan dijemur atau kuramgi porsi penjemuran dan tambah porsi madi.

Namun, mandi tidak boleh dipaksakan, biarkan murai batu mandi sendiri secara alami di dalam keramba. (*)

Baca Juga :  Ternyata! Murai Batu Ciri Sayap Seperti Ini yang Berkualitas Paling Mewah

Related Articles

Back to top button