Breeding

Peluang Emas Ternak Hwa Mei – Gampang Jodoh, Harga Anakan Rp 5 Juta

Kontesburung.com – Dunia breeding burung ocehan memang memberikan peluang usaha yang sangat mengiurkan, bagaimana tidak? Kebutuhan anakan burung ocehan untuk lomba cukup besar, dan kebutuhan anakan hasil tangkaran terus meningkat, apalagi kedepan hanya burung hasil penangkaran yang boleh dilombakan, tentu hal itu menjadi peluang emas yang harus segera ditangkap.

Sudah banyak penangkar yang sukses dan menjadikan usaha penangkaran sebagai mata pencaharian utamanya, karena hasilnya memang luar biasa besar. Seperti yang dirasakan oleh Ahmad Afan peternak Murai batu yang tinggal di Jl.Jambe Ds.Banjarkemantren RT 5 RW 2 BNuduran Sidoarjo.

Awalnya pria asli Lamongan ini menekuni ternak Murai Batu beberapa tahun ini, dan sudah menghasikan puluhan anakan murai. Sebagai peternak yang suka tantangan, ia ingin mencoba ternak Hwa Mei dengan membeli Hwa Mei ombyokan disalah seorang pedagang Surabaya. Waktu itu harga Hwa Mei Omboyokan yang jantan Rp 2,25 juta dan yang betina yang terlihat lebih jinak harganya Rp 2,4 juta.

Afan yang punya naluri penjodohan, melihat kalau si betina bakal cepat birahi, karena melihat tampilan sudah dewasa dan jinak. Ternyata sampai dirumah keduanya belum disatukan, tapi tetap dipisah meski berdekatan. Yang jantan masuk sangkar dan sering dimandikan di bak karamba tiap pagi selama seminggu, sedang yang betina dimasukkan kandang besar ukuran L1,5 M x P 2 M, T 2 M.

Setelah seminggu baru keduanya disatukan dengan memasukan si jantang kekandang besar yang sudah ada betinyanya. Sejak dimasukkan sudah kelihatan akan jodoh karena sibetina mau didekati si jantan. Sampai malam keduanya saling berdekatang. Sepuluh hari kemudian si betina bertelur sebanyak 3 butir. Setelah diamati sampai sepuluh hari kedepan, ternyata si betina tidak mau mengerami telur tersebut, hal itu menunjukkan kalau telur tersebut tidak bisa menetas.

Baca Juga :  Berbekal Indukan Trah Jawara, Ternak Murai Batu Indra BF Surabaya Diantri Pembeli

“Melihat telur tidak dierami, maka saya ambil telur telur tersebut, kemudian saya lihat dengan lampu hand phone dan ternyata dalam telur terlihat butek, dan tidak ada gerakan. Berati telur tersebut gagal alias tidak ada isi. Baru ketiga telur saya ambil saya buang,” jelas Afan.

Beberapa hari sejak telur pertama diambil, si betina mulai menata sarang dan tepat sepuluh hari saat dilihat dalam sarang sudah ada telur lagi sebanyak 4 butir. Empat belas hari sejak bertelur, anakan mulai menetas dengan dimulai dengan cangkang mulai pecah dan anakan mulai terlihat.

Ketika menetas pertama, bapak satu putra ini berani mengambil ketiga anakan untuk diloloh sendiri, saat anakan umur 6 hari. “Pengalaman merawat anakan murai saya terapkan di anakan Hwa Mei, ternyata tak jauh beda. Saat diloloh sendiri jadwal meloloh sama dengan meloloh anakan murai batu yakni tiap 2 jam sekali. Tiap anakan diloloh  jangkrik sebanyak 3 ekor yang diambil hanya perutnya saja dan kroto secukupnya atau sampai anakan merasa kenyang.

Anakan umur 12 hari sudah terlihat besar, dan umur 20 hari anakan sudah mulai ngriwik. Umur 20 hari sudah bisa terlihat anakan jantan dan betina dari suaranya. Kalau jantan umur 20 hari sudah mulai ngriwik, sedang yang betina tidak.

HARGA ANAKAN Rp 5 JUTA PER EKOR

Menariknya lagi dari ternak Hwa Mei adalah anakan umur 12 hari sudah laku dengan harga Rp 5 juta. Kalau setiap tetasan menetas 3 ekor tentu bisa dihitung berapa uang yang didapat dari jual anakan. Kalau dipacu, misal habis menetas anakan umur enam hari diambil. Maka 10 hari berikutnya akan bertelur lagi dan enam hari berikutnya menetas lagi, maka sebulan bisa menetaskan dua kali.

Baca Juga :  Gladiator dan Tawon Ndas juara di Cuaca Panas

Artinya kalau tiap tetasan minim bisa hasilkan 2 ekor anakan, maka rupiah yang didapat tentu cukup menggiurkan. Dan itu sudah dirasakan oleh Ahmad Afan. Sepasang Hwa Mei yang dibeli bulan desember 2018 lalu, telah menghasilkan anakan 9 ekor. Pertama telur 3 butir gagal netas, sepuluh hari kemudian bertelur 4 butir menetas 3 ekor. Setelah diambil anakannya sepuluh hari lagi bertelur 3 butir menetas 2 ekor. Yeng keempat bertelur 4 butir menetas 3 ekor dan yang terakhir hanya netas seekor. Setelah itu baru salah satu indukan mabung/rontok bulu.

Kendala yang dialami beternak Hwa Mei adalah saat indukan ngurak, palagi kalau nguraknya tidak bersamaan, maka untuk bisa dihjodohkan lagi perlu waktu yang cukup lama, sampai keduanya sama sama selesai dari ngurak dan dalam kondisi sehat. “Sejak ngurak salah satu induknya, lebih dua bulan ini keduanya belum bisa produksi, karena waktu nguraknya berbeda,” terang pemilik kios pulsa bernama Van Pulsa yang berada didepan rumahnya.

Beberapa waktu lalu Afan belanja lagi calon indukan untuk dijodohkan lagi, tapi sampai sekarang masih proses penjodohan. Kalau Indukan yang baru ini cepat jodoh maka bisa menghasilkan anakan lagi, sambil menunggu selesai mabungnya sepasang indukan yang pertama. Menurut Afan, beternak Hwa Mei saat ini, hasinya sangat mengiurkan, karena anakan umur 12 hari sudah dipinang Rp 5 juta, mengalahkan harga anakan burung jenis lainnya.

Related Articles

Back to top button