Perkutut

Payuk Prungpung Genta BF Putu Artha di Kaba-kaba Tabanan: Disupport Habis DWR, Didominasi Materi Import

Hujan gerimis siang kemarin, Kamis 29 November 2018,  membuat konbur sedikit berlari di lorong gang menuju rumah Putu Artha di bilangan Banjar Gaduh Desa Kaba-kaba Tabanan Bali. Hanya berjarak 50 meteran sudah sampai di depan rumahnya. Bergegas masuk ke halaman depan, dua kandang bak umbaran menyambut konbur. Bukan anggungan perkutut yang menyapa, tetapi ketukan kayu dari para pemahat yang sedang mengerjakan ukiran Bali yang begitu jelas terdengar.

Sebelum dipersilakan berteduh di rumah stil bali bagian timur, langkah kaki sempat terhenti ketika melihat sangkar-sangkar kotak berjejer rapi yang rata-rata berisi sepasang indukan. Duduk di tepi lantai, sambil menghela napas panjang, pandangan mulai liar melihat sangkar-sangkar yang berjejer di bibir rumah dan ada dua kandang di bawah pohon kelor yang berisi dua pasang indukan.

genta
SANGKAR: Dimanfaatkan untuk Ternak Perkutut

Ketika hening sejenak sambil mengatur napas setelah berlarian di gang yang berair, tiba-tiba perkutut berbunyi. Satu per satu burung yang di kandang, sangkar kotak dan sangkar bulat menyapa dan setiap mengakhiri anggungannya selalu kami menanyakan burung yang mana dari siapa. Enggan menjawab, Putu Artha memilih mengeluarkan seluruh kitir dari tas kecilnya.

Sungguh mengagetkan,  dari sebundel kitir yang dikeluarkan sebagian besar burung import dari kandang AD, DTL, MC dan HJST. Dan lebih kaget lagi, ketika indukan di kandang yang amat sangat sederhana itu mengeluarkan suara depan ngayun, tengah tebal nekan-nekan double ditutup ujungnya yang bengung panjang. Begitu juga burung-burung yang masih jomblo di sangkar yang juga rata-rata bersuara besar yang ternyata bercincin AD, DTL yang belum cukup umur untuk dimasukkan ke kandang.

Mulailah pemborong ukiran rumah stil Bali ini bercerita bahwa ia senang perkutut sejak tiga tahun lalu dan setahun belakangan serius beternak. Namun materinya diambil dari mana-mana dan tanpa memperhatikan suara. ‘’Yang penting ternak,’’ aku Putu Artha mengawali kisahnya.

Baca Juga :  Acara Spesial Ngerek Perkutut Bersama Kelompok Arisan Sumbersari Jember, Ajang Membangun Kebersamaan Demi Menuju Jember Bangkit

Namun  pertemuannya dengan pemilik DWR BF membuka cakrawalanya dalam dunia ternak perkutut. Bahwa di sana ada trah darah, ada tipikal suara dan macam-macam. Berkat bimbingan yang tulus dari Dwr Devanda Krishna,  Putu Artha sejak enam bulan lalu mulai focus pada suara. DWR BF pun kemudian mengenal-eratkan dengan LKmo Ah Soo, kung mania Malaysia yang sukses meraih grand champion Piala Raja Thailand. Begitu juga H Adun, pemilik AD Bird Farm Thailand yang dikenal dengan materi-materinya yang super wah. Mereka pernah berkunjung ke kandang Genta BF yang sederhana, ketika gelaran LPI di Bali kemarin.

genta
PUTU ARTHA: Genta BF Banyak Disupport para Sesepuh Perkutut

Dari kesederhanaan dan kesungguhan hati yang tulus ditunjukkan Putu Arthalah kemudian DWR BF bersama kawan-kawannya membantu Genta BF untuk terus berkarya sehingga kelak bisa menjadi peternak yang berhasil menelorkan anakan-anakan yang siap meramaikan perkututan di Bali dan bahkan di tingkat nasional. Beberapa ring AD, DTL,HJST dan juga dari DWR BF kandang favorit pun meluncur ke home base Genta BF.

Tidak hanya dari basic import, Genta BF juga membidik trah TP 666, C B8 dan B 12A yang dikembangkan di Adipati BF. Kini di antaranya ada yang dimikskan dengan AD dan DWR (anak Bhisma dan Chanakya dengan HJST).

Dengan panduan DWR BF, Genta BF kini memasangkan DWR (Bhisma x Chanakya) dengan HJST yang bersuara tipe A yang sudah menghasilkan beberapa anakan dan cucu yang siap turun ke arena. Ada juga materi AD no. 21 dengan AD no. 11, DTL 17 dengan DTL 21, DTL 21 dengan DTL 4, AD 28 dengan Adipati k Parikesit, AD 47 dengan DNA (C E8 dengan Lestari), Adipati trah C B8 dengan Padma K 01 (Ireta K Bima dengan GG 547- MMC 2) dimana mengeluarkan dua anakan betina yang keduanya dipasangkan dengan BDC yang memiliki tipe suara besar (A). Ada juga DNA (saudara Sanjiwani yang sempat juara LPB) yang dikawinkan dengan MC Thailand, DNA (belahan Pancawarna) betina dengan APT DWR darah Transformer.

Baca Juga :  Harjono Utojo Pasuruan: Kini, Mencetak Perkutut Unggul Menjadi Lebih Praktis

Walaupun materinya sebagian besar import dan juga banyak dari DWR, Adipati dan juga DNA, serta tidak menutup kemungkinan masuknya darah-darah baru dari peternak lain, namun Putu Artha mengaku tidak mesti mengeluarkan modal yang besar. Apa yang sudah ada saat ini tidak terlepas dari modal semangat dan kesungguhan sehingga mendapat kepercayaan dari para sesepuh.  ‘’Karena itu, terimakasih yang setinggi-tingginya buat ajik Dewa DWR, bapak H Adun dkk, ajik Gustu Adipati, dan kawan-kawan yang sudah membimbing dan mensupport Genta BF,’’ ujar lelaki yang suka apa adanya yang banyak hasil karya ukir berupa plakat nama kandang dipasang di kandang peternak Bali dan luar Bali.

genta
APA ADANYA: Walaupun Banyak Menggunakan Materi Import, Genta BF Tetap Memanfaatkan Trah-trah Bagus dari Tetasan di Bali

Dukungan tidak saja berupa materi indukan, juga bagaimana perawatan perkutut yang maksimal baik indukan di kandang, piyik yang baru disapih hingga burung lomba. Dukungan yang tanpa batas dari para sesepuh ini semakin meyakinkan dirinya bahwa aura perkutut tidak sendirian. Putu Artha pun kini mengajak rekan-rekan terdekat untuk bersama-sama mengembangkan perkutut. Kini ada yang beternak dua kandang, empat kandang, hanya mengeluarkan modal yang sangat minim.

Begitulah aura perkutut, ketika semangat, ketulusan, dan kejujuran yang menjadi dasar sebuah usaha maka dukungan akan datang dari mana-mana dan seperti air akan terus mengalir sampai ke hilir. ‘’Jika perkutut disayang, maka dia pasti akan membalas dengan rajin beranak,’’ ujar Putu Artha yang akrab dipanggil Nang Sholin. *kb3

Related Articles

Back to top button