New Comer Cendet “Nurfa” Bikin Kejutan di Mata Dewa SF Pamekasan Madura
Gelaran lomba burung berkicau yang bersamaan di empat kota Pulau Madura yakni di Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan (Kamal) pada Minggu, 08 Juli 2018, tak membuat antusias kicau mania untuk memadati lapangan Mata Dewa Single Fighter (SF) Budagan Pamekasan. Dan tak kurang sekitar 900 burung dari 24 kelas yang dibuka, ikut ambil bagian dalam agenda rutin Mata Dewa SF.
“Alhamdulillah gelaran kami masih diminati peserta meski pada saat yang bersamaan ada lomba di Sumenep, Sampang dan Bangkalan,” jelas H.Miming sang pimpinan Mata Dewa SF. Dukungan terbesar memang datang dari pemain lokal Pamekasan dan sebagian kecil dari Sampang dan Sumenep.
Hadir dalam acara tersebut KLI-Madura, diantaranya Tri Starnet Pamekasan dan Deny Sumenep. Deny datang dengan membawa Cendet Nurfa orbitannya. Dua kali turun lapangan, dua kali pula berhasil membawa pulang trophy kejuaraan di posisi kedua pada kelas cendet B dan posisi ketiga dikelas cendet C.
Sedangkan kelas A tak mampu dia ikuti karena datang terlambat. “Saya berangkat dari Sumenep jam 09.30. untung tiket di kelas cendet masih ada meski kelas A tidak bisa gantang karena terlambat datang,” jelas Deny. Keberhasilan meraih posisi kedua dan ketiga membuatnya makin yakin dengan prospek Nurfa, mengingat cendet miliknya ini kini usianya masih rekati muda yakni memasuki usia 15 bulan.
Minim pengalaman tampil di atas gantangan bersama cendet yang sudah memiliki jam terbang tinggi, tak membuat Nurfa demam panggung. “Kerja Nurfa di atas gantangan belum maksimal mengingat usianya yang masih mudah dan minim pengalaman bertarung, tetapi sudah memiliki mental juang yang sanat tinggi,” lanjut Deny.
Keberhasilan cendet Nurfa membuat kejutan di Mata Dewa SF tak mampu terus dilakukan pada kelas akhir mengingat Deny harus segera kembali. “Yang penting saya sudah tahu bagaimana daya tempur Nurfa, saya kira tinggal menunggu waktu dan moment yang pas untuk mempersiapkan kembali di arena lomba,” imbuhnya,
Tri Starnet yang turun bersama andalannya yakni kenari BM Repsol dan Bintang, masih belum beruntung menembus urutan tiga besar. “Sebenarnya burung-burung saya belum ada yang siap lomba. Saya hadir karena memenuhi undangan H.Miming sebagai bentuk dukungan kepada kegiatan Mata Dewa,” kata Tri Starnet.
Hal itu dibenarkan Apoeng, sang perawat burung miliknya. “BM Repsol dan Bintang baru saja usai ngurak, kondisinya belum maksimal, ini pertama kali saya turunkan setelah pasca ngurak,” timpal Apoeng. Arief Rembol Pamekasan mengaku hadir bersama teman-teman KJM seperti Bambang adalah bentuk dukungan.
“Tidak ada burung yang siap, pokoknya kami gantang, makanya tidak ada target juara,” terang Arief Rembol. Ariel Bukan Crew Pamekasan yang hadir ke lokasi mengaku nyeting burung yang baru dia dapat. “Soal kalah dan menang itu urusan belakangan,” terangnya. Masih menurut Ariel yang penting bisa mengetahui seberapa kualitas burung miliknya ketika berhadapan dengan musuh.
Udin Bhonek Duuro yang menyempatkan hadir mengaku bisa tersenyum lebar. Beberapa andalan miliknya seperti love bird Ronggeng dan cucak hijau Gala-Gala mampu menembus urutan kejuaraan. “Alhamdulillah Bhonek Dhuro Family masih bisa eksis dengan jago-jago yang kami miliki,” tegas Udin. Kemenangan yang diraihnya membuktikan bahwa Bhonek Duro tidak bisa dianggap sebelah mata.
Prestasi yang diraih dalam gelaran Mata Dewa menjadi pembuktian nyata bahwa jago-jago miliknya siap menghadapi lawan. Firman Pamekasan juga masih kebagian juara di kelas yang diikutinya. Diakhir acara H.Miming mengapresiasi kicau mania yang hadir. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan Mata Dewa SF dan tidak lupa saya meminta ma’af jika ada yang kurang berkenan,” tutur pengusaha tembakau. *kb10