Masih Eksis Dijalur Pemandu Bakat, Abdus Syukur Siap Ramaikan Konkurs Tanah Air Bersama Jago Anyar Ambasador dan Kansas
Eksistensi Abdus Syukur di dunia hobi perkutut tanah air, setidaknya telah memberikan warna pada hobi milik kung mania Indonesia. Lewat tangan dinginnya, Abdus Syukur mampu menjadikan persaingan dalam perebutan podium kejuaraan, lebih seru dan penuh aksi menegangkan.
Sederet nama-nama orbitan yang pernah diukir dalam konkurs tanah air, membuatnya menjadi salah satu sosok yang dikagumi dan layak mendapatkan apresiasi. Meteor, Beauty, Terajana, Singer dan setumpuk nama lain, seakan mengingatkan kita bahwa Abdus Syukur ternyata memiliki kelebihan dalam mengawal perkutut hingga mencapai puncak prestasi.
Bukan hanya sekali, namun tidak dapat terhitung sudah berapa banyak koleksi trophy yang berhasil dimilikinya dari hasil perjuangan meloloskan orbitan pada garis finish paling depan. Prestasi demi prestasi yang selalu disuguhkan setiap kali turun lomba, membuat dirinya sukses menyandang predikat sebagai perawat terbaik.
Pemberian titel tersebut, tidak lantas membuatnya besar kepala. Sebaliknya Abdus Syukur mengaku memiliki tugas berat yang harus diembannya. “Saya mengucapkan banyak terima kasih atas pemberian penghargaan sebagai perawat terbaik, tetapi sebenarnya tujuan saya bukan kesana. Saya main perkutut karena kebetulan diberikan tugas sebagai perawat untuk mengorbitkan burung agar bisa juara. Dan selama ini saya diserahi merawat burung bagus sehingga peluang untuk juara selalu terbuka lebar. Alhamdulillah semua berjalan sesuai harapan,” papar Abdus Syukur.
Kalaupun dirinya ketika itu tidak mendapatkan titel tersebut, ia mengaku akan terus berkiprah sebagai perawat, karena itu merupakan amanah dan tugas yang harus dijalani. Seiring perjalanan waktu, ketika kejayaan hobi perkutut berhasil dirasakannya, Abdus Syukur mengaku mengurangi aktifitasnya di arena konkurs.
“Terhitung sejak 2015 sampai 2018 saya mengurangi aktifitas di perkutut, saya tidak terlalu fokus,” terang pria yang tinggal di Sidoarjo tanpa menyebut alasan secara detail. Kondisi inilah yang menyebabkan namanya seakan tenggelam bersama berkurangnya aktifitasnya di hobi perkutut.
Tidak ada lagi perkutut juara yang berasal dari hasil rawatannya. Masa vakum yang dijalaninya tak membuat Abdus Syukur bertahan. Ada rasa kangen untuk kembali eksis mengulang masa-masa dimana bisa bersua dengan rekan-rekan kung mania, menjalin tali silaturahmi, bercanda gurau. Akhir 2018 menjadi awal comeback-nya Abdus Syukur dari “pertapaannya”.
Bersama Ambasador dan Kansas, dirinya memulai aktifitas sebagai pengorbit burung perkutut. Keputusan memilih Ambasador dan Kansas untuk amunisi perdana, nampaknya tidak salah. Beberapa kali tarung, kedua burung ini mampu menempatkannya sebagai jawara dibarisan paling depan. Ambasador, perkutut produk AKN BF Sampang yang merupakan milik H.Gunawan MTG Indonesia dan Kansas perkutut ternakan Padma BF Bandung milik H.Iwan Jakarta saat ini menjadi perkutut yang sukses mengukir prestasi apik di arena konkurs.
Meski merupakan pendatang baru, namun keberadaannya patut untuk diperhitungkan. Setiap kali turun di lapangan, Ambasador ataupun Kansas sukses menembus podium juara dengan raihan bendera tiga warna hitam. Diharapkan Ambasador dan Kansas akan menjadi petarung hebat untuk agenda konkurs di tahun 2019 ini. “Saya targetkan 2019 Ambasador dan Kansas bisa mencapai puncak prestasinya. Mudah-mudahan target saya bisa tercapai,” harapnya.
Ditambahkan oleh Abdus Syukur bahwa performa Ambasador dan Kansas selama ini, memang belum maksimal. Ada proses yang harus dijalani kedua burung ini mencapai puncak prestasi. “Mengorbitkan burung itu tidak mudah, ada beberapa faktor yang harus dijalani untuk mencapai hasil maksimal. Makanya saya tidak terlalu terburu-buru untuk segera merealisasikan tujuan akhir,” lanjutnya lagi.
Pasang target yang tidak terlalu terburu-buru, dikatakan olehnya bahwa saat ini menyetel burung tidak semudah dulu. “Burung saat ini tingkat kestabilannya tidak sebagus burung dulu, makanya ini menjadi tugas berat yang harus saya lalui,” terangnya. Namun demikian bukan sesuatu yang sulit baginya untuk mencarikan solusi. Pengalaman mengutak atik perkutut selama bertahun-tahun, bisa dijadikan dasar baginya untuk menemukan cara terbaik memaksimalkan performa burung.