LPI Seri VI Bupati Badung Cup, Ilegal dan Gendawa Juara, Bali Siap Tuan Rumah ASEAN Cup
Jika pada gelaran Sabtu sore, LPI seri VI dikemas sederhana, berbeda dengan puncak acara pada Minggu, 12 Agustus 2018 yang dibuka secara resmi Wakil Bupati Badung. Dihadiri anggota DPRD Badung, dinas terkait, kung mania Thailand, Malaysia, Singapura dan juga jajaran pengurus P3SI Pusat serta kung mania Nusantara.
Diawali dengan tari Pendet sebagai penyambutan, lomba dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Badung Suiasa ditandai dengan pelepasan burung perkutut ke alam bebas. Ketum P3SI Pusat dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada tuan rumah Bali khususnya Pemkab Badung yang telah mendukung gelaran LPI seri VI yang digelar di Bali bisa berjalan lancar dan sukses. Pada kesempatan itu, H Zainuri Hasyim berharap dengan suksesnya gelaran LPI seri VI penyelenggaraan konkurs tingkat ASEAN tahun 2019 mendatang bisa digelar di Bali.
Ketika Wakil Bupati Badung memberi sambutan, Suiasa menyambut gembira ajakan P3SI yang ingin konkurs tingkat internasional digelar di Bali khususnya di Badung. Pemerintah Kabupaten Badung menyatakan siap untuk mendukung gelaran tersebut. ‘’Cuma kalau digelar di Badung, nginapnya juga harus di Badung,’’ kelakar Wakil Bupati Suiasa.
Kegembiraan, kemeriahan yang terpancar di awal berbeda jauh ketika babak pertama konkurs dimulai. Ketika peluit dibunyikan sebagai tanda babak pertama, teriakan peserta langsung keluar. Angin kencang yang membuat suara perkutut kurang terdengar terkadang peserta tanpa sadar ingin mengingatkan kepada juri.
Dari babak ke babak berjalan dalam suasana terik matahari dengan angin yang berhembus kencang. Bertolak belakang dengan gelaran Sabtu yang justru diselimuti mendung. Di pengujung lomba, 35 burung ditetapkan sebagai juara. Juara pertama di kelas dewasa senior disabet Ilegal milik ALF dari Semarang. Sedangkan juara pertama dewasa yunior disabet Gendawa milik H Udin dari Banjar.
Hasil kejuaraan didominasi kung mania dari luar Bali. Namun beberapa gaco dari tuan rumah juga berhasil moncer. Di antaranya Putra Klungkung yang diusung Suparlan sukses meraih posisi runner up dewasa yunior. Begitu juga Black Mamba milik Moh Hasan dari Kampung Jawa yang berada di posisi 7 dewasa senior, Mutiara Bali milik Sumawijaya di posisi 9, dan Mama milik Suparlan di posisi 12.
Di dewasa yunior selain Putra Klungkung juga melejit Ababil milik Z Abidin di posisi 6, Bali Bergoyang milik Hariyanto di posisi ketujuh, Bunga Cinta di posisi 8, Bramastra di posisi 12, Pangeran milik Mulyadi di posisi 17 dan Bejo di posisi 19.
Ketegangan kung mania mereda ketika MC membuka burung lelengan. Jok jok yang dilontarkan membuat suasana mencair. Salah satu kung mania dari Tabanan akhirnya melakukan penawaran tertinggi 3,1 juta untuk seekor burung ring Wiras. Di sela lelangan juga diserahkan kepada P3SI Pusat dana sumbangan gempa Lombok sebesar 4,01 juta.
Kung mania masih belum beranjak dari lapangan karena harus menunggu undian doorprize dua buah sepeda motor. Dengan berat hati kung mania yang hadir, dua buah sepeda motor diraih oleh owner Terminal BF yang memborong tiket yang tidak laku. Namun satu unit sepeda motor akhirnya diserahkan kepada P3SI Pusat untuk disumbangkan kepada korban gempa Lombok.
Di momen yang penuh persaudaran dan kegotongroyongan ini, P3SI Pusat juga mengukuhkan Syafei sebagai juri nasional dan Rizky sebagai perekap nasional.
Ketua Panitia Hariyanto bersama Budi Dharma dan panitia mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung gelaran ini baik material dan spiritual, kepada kung mania yang sudah hadir seraya memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. *kb3