Lovebird Suro Milik Tanoshi BF Mojokerto Dibarter Avanza Tak Membuat Mereka Melepasnya
SEBULAN yang lalu, Tanoshi BF dengan anggota 4 orang datang ke kontes burung berkicau yang ada di Malang. Selama 2 hari, Lovebird Suro milik Tanoshi BF ujuk gigi hingga menyabet 7 piala. Kehebatan Suro rupanya membuat seorang penghobi burung jatuh cinta hingga mau membarter dengan mobilnya.
Sebuah rumah yang berada di Dusun Jatiwetan, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, disewa Hadis Siswanto, Brian, dan Acong, secara patungan untuk kandang burung kicauan. Di rumah itu, setidaknya ada 100-an ekor burung Lovebird yang sedang mereka ternakkan. Seorang karyawan mereka pekerjakan untuk merawat burung-burung itu jika mereka sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak bisa mengurusi burung-burung tersebut.
Namun itu dulu, sekarang tiga orang yang boleh dibilang masih muda ini, lebih serius mengurusi burung dan memilih meninggalkan pekerjaan lama mereka. “Pekerjaan yang lama sudah ada yang mengurusi, saya lebih jatuh cinta mengurusi burung,“ ujar Hadis.
Hampir setiap hari, tiga orang ini boleh dibilang selalu datang ke gantangan untuk mengikuti lomba. Hanya Senin mereka memutuskan libur, sementara Sabtu dan Minggu adalah waktu yang justru paling sering diadakan kontes burung kicauan dan skalanya lebih besar atau bergengsi.
Di antara kontes burung yang diikuti Tanoshi BF, kontes di Malang adalah yang paling berkesan, sebab di kota inilah burung mereka yang bernama Suro menyabet 7 piala selama 2 hari berturut-turut. “Sebelum berangkat ke Malang, kami sudah mempersiapkan burung yang akan kami bawa. Malang bagi kami sangat menarik untuk mengikuti kontes sebab di sana banyak penghobi gila dan berkelas,” ujar Hadis.
Brian menambahkan bahwa kehebatan Suro rupanya membuat seorang penghobi burung yang kaya terus memantaunya. Penghobi itu bahkan mendekati juri untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas suara Si Suro.
“Di saat kontes masih berlangsung, kami tiba-tiba dipanggil panitia. Kami menduga waktu itu burung kami pasti akan dilarang untuk bermain lagi, tapi ternyata kami dipertemukan dengan seseorang yang menyukai Suro. Ia menawarkan agar kami melepas Si Suro. Ia pun menyebut sebuah mobil Avanza yang kebetulan dipakai penghobi burung itu sebagai barternya,” kisah Brian.
Mendapatkan tawaran yang mengiurkan itu, Hadis, Brian, dan Acong saling pandang seolah sedang minta masukan satu sama lain. Sampai akhirnya mereka kemudian memutuskan untuk menolak tawaran tersebut.
“Kami menolaknya sebab masih sayang, dan Si Suro menurut kami adalah burung pekerja yang masih bisa berprestasi lebih hebat lagi,” imbuh Brian.
Ditemui KONTESBURUNG.COM, pada Minggu (25/3/2018), Hadis, Brian, dan Acong mengaku tidak menyesal menolak tawaran barter mobil Avanza dengan Si Suro. Mereka juga tidak khawatir, Suro akan mengalami penurunan kualitas suara, sebab burung ini sudah dewasa dan suara konsletnya sudah ngunci.
Hadis menjelaskan bahwa perawatan Suro tidak jauh beda dengan yang lain. Pagi mandi, lalu dijemur sampai sekitar pukul 10.00 WIB. Makanan justru yang perlu diperhatikan dengan seksama, agar kondisi Suro tetap sehat, tidak kurus atau terlalu gemuk. Jika tidak sedang bertanding, Suro dimasukkan ke dalam kandang pasangan yang tujuannya agar ia tidak berkicau. Dalam keadaan berpisah dengan pasangannya, ia akan selalu berkicau apalagi jika masanya birahi.
Dengan terus terang, Brian mengakui jika mereka sebelumnya adalah penghobi berat Pleci. Ketika Pleci sepi, burung itu dikirim ke Bali, yang mana kontes di sana dari jenis Pleci masih ramai.
Menurut Hadis, Lovebird yang mereka tekuni baru sekitar 6 bulan. Booming Lovebird membuat mereka tertantang untuk turut serta meramaikan. Keseriusan meraka dalam menekuni Lovebird tidak sia-sia, tidak saja mereka berhasil dalam breeding. Tapi Tanoshi BF juga berhasil menghasilkan Lovebird berkualitas kelas kontes.
“Suro di Latber dan Latpres di beberapa gantangan sudah tidak boleh ikut serta. Suro mainnya sudah di Piala Cup atau lebih tinggi lagi,” ujar Acong yang diiyakan yang lain. Bahkan, di Lamongan awal April mendatang, Tanoshi BF tidak dapat tiket padahal penutupan pedaftaran masih lama.
Selain Suro, Lovebird Mahesa hasil ternak Tanoshi BF juga tak kalah dalam prestasi. Mahesa juga sudah berkali-kali juara, padahal masih PAUD. Suaranya sudah istimewa dan pernah ada penawaran sekitar Rp 15 juta, tapi lagi-lagi tidak mereka lepas, sebab katanya burung ini bisa diajak bekerja. Bekerja yang mereka maksud adalah mengikuti kontes yang menghasilkan uang.
Hadis, Brian, dan Acong, dalam mengikuti kontes kicauan rupanya tidak main-main atau sekedar menyalurkan hobi. Untuk mobilitas mereka, sebuah mobil pun dipersiapkan agar bisa memuat sangkar yang lebih banyak. “Dua hari keluar di kontes, terkadang kami bisa untuk kebutuhan selama sebulan,” pungkas Hadis Siswanto dengan percaya diri. ##