Perkutut

Lebih Fokus Urus Ternak, Hasil Produk Dhetira BF Jombang Makin Nyata

Satu diantara sekian peternak perkutut lawas di Jombang yang masih eksis adalah Dhetira Bird Farm. Tony, pemilik farm mengaku bahwa alasan hobi yang memberikan nilai tambah inilah mampu mempertahankan farm yang berdiri sejak tahun 2000 silam. “Perkutut adalah hobi yang memberikan keuntungan secara finansial, makanya saya tetap mempertahankan ternak perkutut meski sibuk dengan urusan kantor,” terang Ketua P3SI Korda Jombang.

Tony sukses mengorbitkan Dhetira Bird Farm miliknya sebagai peternak handal

Kesibukan sebagai PNS di Kabupaten Jombang inilah berimbas pada pasang surutnya di dunia hobi perkutut. Tidak jarang dirinya harus absen dulu ngurus perkutut karena kesibukan kantor yang tidak mungkin untuk ditinggalkan. Meski salah satu harus dikorbankan, namun Tony mengaku tidak akan mungkin meninggalkan ternak perkutut yang telah memberikannya hasil tambahan.

Sempat vakum beberapa waktu, namun masih tetap bertahan sebagai peternak, meski tidak fokus mengurus kandang. Ketika kesibukan bisa ditinggalkan, maka tanpa menunggu waktu lama, urusan ternak perkutut mulai ditekuninya kembali. Kondisi seperti ini memang sempat dialaminya.

Pada satu sisi status sebagai PNS tidak mungkin untuk dikorbankan hanya karena hobi perkutut, meski hobi itu sendiri mampu memberikan tambahan penghasilan. Kenyataan bahwa Dhetira Bird Farm yang berlokasi di Pulo Lapangan Jombang ini, tidak lagi mendapatkan perhatian, imbasnya gagal menghadirkan ternakan sesuai harapan.

Sejak tiga tahun, Tony memiliki banyak waktu urus ternak perkutut

Agar tetap terlihat eksis di lapangan, Tony mengaku mengorbitkan perkutut produk farm lain. Baginya yang terpenting bisa hadir ditengah-tengah lapangan meski harus membawa amunisi ternakan milik orang lain. Seiring perjalanan waktu, ketika masa pensiun menghampirinya, Tony merasa bahwa inilah kesempatan untuk lebih focus mengurus burung.

Terhitung sejak tiga tahun lalu, Tony mengaku memiliki banyak waktu untuk terus berada di kandang ternak, melihat perkembangan burung baik yang ada di kandang ternak ataupun didalam sangkar. Beberapa pekerjaan yang sempat tak terurus dan terabaikan bahkan terlantar, kini mulai mendapatkan perhatian.

Beberapa kandang yang dinilai tidak bisa melahirkan produk impian, dilakukan perombakan dengan materi yang sudah dimiliki. Kenzo, Si Bili dan Si Ayu ring farm lain yang sempat orbit bersamanya dengan prestasi apik, kini mulai masuk kandang ternak. Sekitar 80 petak kandang yang selama ini jarang mendapat perhatian, kini mulai dilakukan pengecekan.

Rutinitas berada di kandang ternak inilah yang berimbas pada hasil produk Dhetira Bird Farm. “Alhamdulillah sejak saya pensiun, hasil ternak saya mulai menunjukkan kemajuan,” lanjut Tony. Jika selama ini dirinya hadir di arena konkurs membawa burung ternakan orang lain, namun kini sudah bisa mengorbitkan ternakan sendiri meski baru sebatas kelas hanging.

Tony menunjukkan salah satu kandang andalan Dhetira BF Jombang

Lebih lanjut Tony mengaku bahwa kini saatnya untuk mengorbitkan ring sendiri. “Sudah saatnya Dhetira bisa mencetak sekaligus mengorbitkan produk sendiri, namun saat ini masih terbatas di kelas Hanging. Untuk tarung di kelas dewasa nampaknya tidak mungkin karena burung laku terjual,” kata Tony lagi.

Beberapa kandang yang mulai menghasilkan anakan bagus dan anakannya laku keras adalah kandang D.111 (Haas K.EEE x Fortune 98), kandang B.08 (Jupiter 214 K.Hitachi x Asri 999), kandang B.02 (IBM K.D.47 x IBM C.92), kandang B.09 (TP 128 x TP N.9) dan kandang D.333 (ACC x Asri K.555).

Setidaknya dengan terus eksis di arena konkurs berbekal burung handal dari ternakan sendiri, Tony mengaku siap eksis dengan meraih kembali prestasi yang sempat tertunda akibat kesibukan kantor.

Related Articles

Back to top button