Kelompok Jalak Bali Manistutu Jembrana: Galakkan Konservasi Wujudkan Wisata Akrab Lingkungan
Dilatarbelakangi potensi alam yang sangat mendukung di wilayah Desa Manistutu Kecamatan Melaya Jembrana, tidak kurang dari 32 masyarakat setempat menyatukan diri membentuk Kelompok Jalak Bali Manistutu Bali Kauh pada awal Januari 2019 lalu. Mereka tidak mau berpangku tangan melihat kekayaan alam yang ada di daerahnya yang dibiarkan terbengkalai. Ketut Ariasa yang didaulat sebagai ketua dibantu Made Wirama sebagai sekretaris dan Ketut Sumantra sebagai bendahara bersama anggota lainnya menyatukan diri mengembangkan wisata yang akrab lingkungan di Desa Manistutu. Selaras dengan program Jembrana pokdarwis yakni kelompok sadar wisata.
Kelompok Jaman Bali Kauh kini baru mengembangkan empat objek wisata. Pertama, menyajikan paket wisata jegog, tari makepung dan tari Jalak Bali. Kedua, wisata makepung lampit, sebuah atraksi lomba makepung yang digelar di lahan sawah berair yang digelar tergantung pemesanan dari wisatawan. Ketiga, pengembangbiakan jalak bali serta keempat, wisata off road yang kini sudah mulai didatangi pecinta off road dari seluruh Indonesia.
Khusus konservasi jalak bali yang kini konsen dikembangkan di Manistutu, Kelompok Jaman Bali Kauh membawa missi dan visi menjaga, melestarikan dan mengembangbiakkan burung jalak bali di habitat di Bali Barat khususnya di Desa Manistutu. Saat ini telah dikembangkan tiga pasang indukan jalak bali oleh Made Wirama, Ketut Darta, Ketut Master dan Putu Astawa. Ketiga indukan jalak bali ini sumbangan dari Ketua PBI Cabang Jembrana Budi Darma, Nandra dan Ketut Jiwa. ‘’Sebenarnya kami masih membutuhkan banyak indukan agar seluruh anggota bisa ikut serta,’’ ujar Ketut Master.
Untuk menambah indukan, kelompok Jaman Bali Kauh akan memohon bantuan kepada semua pihak yang peduli terhadap konservasi jalak bali seperti ke PCB, Taman Safari, instansi BUMN dan tentunya Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana. Termasuk juga berharap bantuan dari dana desa yang dikucurkan setiap tahun.
Sementara itu pada 14 Maret mendatang, Kelompok Jaman Bali Kauh bakal mendapat bantuan 2 pasang indukan jalak bali dari pengusaha bernama Heri T dari Kalimantan Tengah. ‘’Kami juga berharap bantuan datang dari penggemar burung yang ada di Bali,’’ harap Ketut Master.
Kelompok Jaman Bali Kauh semakin bersemangat ketika bertemu muka dengan Ketua DPRD Kabupaten Jembrana Ketut Sugiasa, SH M.Si pada perhelatan Bongkar Cup 1, Minggu, 24 Februari 2019 di gantangan Pasti Puas Negara. Sugiasa pada kesempatan itu menyambut baik semangat Kelompok Jaman Bali Kauh yang membangun daerahnya sendiri menjadi objek wisata alam khususnya mengembangkan jalak bali. ‘’Kami mendukung penuh program itu,’’ terang Sugiasa yang meminta agar kelompok ini segera mengajukan surat ke dewan.
Untuk mewujudkan program eko wisata khususnya pelestarian jalak bali, masyarakat mesti berkolaborasi dengan pihak terkait seperti dinas kehutanan dan lingkungan hidup, KSDA, pertanian dll. Sehingga kelak konservasi ini bisa berjalan selaras. Ketika melepas jalak bali di alam dipastikan ketersediaan akan makanan sehingga jalak bali bisa survive di alam. ‘’Ayo, segera bersurat dan saya tunggu,’’ minta Sugiasa yang punya kepedulian besar terhadap masalah lingkungan hidup.
Hal yang sama juga dilontarkan Ketua PBI Cabang Jembrana Budi Darma yang kini menjadi calon legislatif dari Partai Perindo. Budi Darma hampir sebagian hidupnya diabdikan di dunia konservasi. Sebagai Ketua Pelestari Burung Indonesia (PBI) yang marwahnya pelestarian, banyak mendorong lahirnya peternak burung di Jembrana yang tidak saja berdampak besar mengurangi pengambilan burung di alam juga menjadi sumber perekonomian keluarga. ‘’Ke depan kami berharap besar, habitat jalak bali tidak saja di wilayah Bali Barat tetapi juga di seluruh wilayah Jembrana,’’ harap Budi Darma. *kb3