Kacer Rising Star Amunisi Mr.Afuy Borneo Jember, Pasca Mabung Kerjanya Makin Ciamik dan Siap Menuju Piala Bupati Beleleng Bali
Gelaran “Kades Cup Tempurejo” Jember, hari Minggu (10/3) kemarin. Jadi aksi perdana kacer Rising Star turun arena, setelah 2 bulan absen karena rontok bulu. Bahkan amunisi handal Mr.Afuy Borneo Jember yang sebelumnya bernama “Garuda” itu performanya makin luar biasa pasca mabung.
Buktinya, tarung dua kali dikelas yang paling bergengsi yaitu kacer Kades dan kacer Kasun. Dimana saat itu banyak jawara-jawara kacer juga turun dan nyaris full gantangan. Rising Star bukan saja mampu meredam ambisi para pesaingnya, tapi jago yang sudah 1 tahun di tangan Mr.Afuy Borneo itu berhasil merampas dua tropy juara satu.
Bukan hanya itu, Rising Star yang memang punya kualitas dan materi lagu mewah. Isian komplit type roll suara burung-burung kecil yang dikombinasi dengan tembakan suara cantingan dan lovebird berdurasi panjang. Serta didukung kerja ngotot sambil menari disatu tangkringan, sembari memainkan sayap dan ekornya yang terbuka seperti kipas. Rising Star juga sukses memboyong tropy The Best Kacer.
Sejatinya Rising Star bukan bukan jago sembarang, pasalnya sejak burung ini di take over oleh Mr.Afuy, prestasinya pun terus melambung. Dan selama setahun, sudah puluhan tropy juara yang berhasil dikoleksi oleh Rising Star dari lintas organiser (EO). Bahkan dalam kondisi bulu tua mau mabung, Rising Star masih bisa merebut juara 3 dan 7 di gelaran ARW Cup Kepanjen Malang beberapa bulan lalu.
Menurut Mr.Afuy, yang juga pemilik kios pakan burung “Borneo Jaya” di Kaliwining Rambipuji Jember. Usai Mabung, Kerja Rising Star lebih bagus dari sebelumnya. Bahkan Rising Star termasuk burung yang paling enak dan tidak ribet rawatannya. Dan tak ada yang isitimewa, baik rawatan harian maupun persiapan menjelang turun lomba.
“Betul, tiap harinya full krodong tanpa jemur. Mandi malam hanya dua hari sekali, yaitu hari Selasa dan Kamis. Pagi sekitar jam 7 atau 8, burung saya keluarkan lalu buka krodong dan diberi 10 ekor jangrik. Cukup diangin-anginkan sebentar, kemudian dikrodong lagi masuk rumah. Baru nanti jam 6 sore, saya beri jangkrik lagi 10 ekor, itu saja tiap hariannya,” tutur Mr.Afuy.
Baru hari Minggu sebelum berangkat ke arena lomba, sambung Mr.Afuy. Pagi Rising Star mandi dulu, lalu diberi kroto satu sendok makan plus jangkrik 10 ekor. Sampai lapangan dilihat kondisinya, kalau kurang kenceng diberi 3 ekor ulat hongkong. Itu kalau betul-betul sudah terpaksa atau cuacanya kurang mendukung sekali.
“Ya itu saja, dan untuk mendukung stamina tempurnya di arena, setiap selesai tarung saya beri 5 ekor jangkrik, begitu seterusnya sampai sesi kacer selesai. Bahkan tambah ke belakang kerja Rising Star tambah gila, staminanya seperti tak pernah kendor. Padahal kalau di rumah, seharian burung ini bunyi terus dan berhenti kalau lampunya dimatikan,” tambah Mr.Afuy.
Dan untuk menguji kembali mental dan kualitanya, hari Minggu (17/3) besuk, Rising Star bakal diusung ke Piala Bupati Buleleng Bali. “iya mohon do’anya saja, mudah-mudahan perjalan pertama Rising Star ke luar kota bisa sukses dan pulang membawa tropy juara,” kata Mr.Afuy saat ditemui awak media kontes burung di kiosnya. *kb2.