Indahnya Tanpa Teriak di Senin Lastrik (11/2) Pondok Indah Denpasar: Lengkong dan Siliwangi Double Winners
Berteriak memang sebuah ekspresi yang membuat yang bersangkutan merasa plong saat berlomba. Namun ketika teriakan itu mengganggu kinerja juri maka hasil dari sebuah penilaian bisa saja bakal keliru. Karena itu, kenapa juri MII/KPK begitu ketat memberlakukan budaya tertib tanpa teriak di setiap latber yang digelar di berbagai gantangan, termasuk di Senin Lastrik di gantangan Pondok Indah Denpasar.
Ketika latber Senin Lastrik, 11 Februari 2019 kemarin digelar, sejak sesi pertama hingga latber berakhir tidak ada yang berteriak. Peserta bisa dengan tenang menikmati jalannya lomba. Suara love bird begitu jelas terdengar meski digantang di tengah. ‘’Kalau sudah tenang seperti ini, semua burung yang digantang akan terpantau dengan baik dan dipastikan tidak ada burung yang kerja terlewatkan,’’ terang Soeprex yang mengawal langsung jalannya latber didampingi ketua pelaksana Dex Jun Lastrik.
Jika berjalan tanpa teriak ternyata juri melakukan kekeliruan, maka peserta dipersilakan untuk mempertanyakan dengan baik-baik. Maka korlap akan menjelaskan sesuai data rekapan dari juri. ‘’Kami sangat terbuka, karena latber ini menjadi media pembelajaran. Tidak saja pembelajaran mental buat gaco juga bagi peserta untuk membiasakan tertib tanpa teriak termasuk juga menjadi tantangan para juri untuk bekerja maksimal,’’ ujar Soeprex Jess.
Cuaca yang cukup cerah kemarin, membuka 8 kelas love bird, cucak ijo dan murai batu. Lengkong milik Agus Wahyudi dari Buduk BC sukses melibas dua kelas dari tiga kelas love bird dewasa yang diikutinya. Sempat tertinggal di posisi runner up di leg pertama oleh Siliwangi milik Iful dari Jempiring SF, Lengkong akhirnya memenangkan dua laga berikutnya. Tidak saja kekeannya yang rata-rata panjang tetapi juga rajin selama penilaian berlangsung.
Begitu juga di kelas paud. Siliwangi milik Joky Edan dari Wani Perih SF berhasil double winners. Sempat unggul di leg pertama bersanding dengan Laksmi milik Jiban di posisi kedua. Namun di leg kedua Luffy milik Imam berhasil melejit ke puncak menyingkirkan Siliwangi di tempat ketiga di bawah Percil debutan Faiz dari KK BC Tegal. Siliwangi kembali membalas dan berhasil memuncaki di laga paud C.
Sementara di kelas baby, Gondek milik Chairul dari Celeng 86 BC sempat memimpin di leg pertama. Namun akhirnya Ableh milik Denis yang sama-sama dari Celeng 86 BC yang sehari-hari menjual bakso joss di arena lomba berhasil naik podium utama.
Walaupun peserta belum maksimal, namun kelas cucak ijo begitu menegangkan. Terlebih lagi roll tembak belasan gaco yang bertarung begitu santer terdengar di telinga. Jarwo milik Nisan memenangkan di leg pertama. Namun di laga kedua Brontoseno debutan Dedet berhasil menyalip menggeser Jarwo di posisi kedua. Begitu juga di kelas murai batu, Tuana dan Dextor berbagi juara dari dua kelas yang diikutinya.
Ketua pelaksana Dex Jun Lastrik memastikan bahwa latber Lastrik tetap mempertahankan budaya tanpa teriak. Bersama Lastrik BC dan juri MII/KPK ikut menjaga agar latber berjalan sesuai tujuan dari latber itu sendiri. Tidak saja mengasah gaco, juga sekaligus mengasah diri untuk tetap santun dalam berlomba sambil ngopi bercengkerama menjalin persahabatan. Dex Jun Lastrik dan Soeprex Jess mewakili panitia dan juri mengucapkan terimakasih kepada seluruh kicau mania yang sudah hadir seraya memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. *kb3