Perkutut

Budi SP Semarang, Siapkan Proyek Besar untuk Hobi Perkutut Tanah Air

Totalitas seorang Budi SP, kung mania Semarang dalam menekuni hobi perkutut, tidak bisa diragukan lagi. Meski sempat mengalami pasang surut perjalanan di hobi perkutut, cerita tersebut tidak bisa dijadikan parameter yang menggugurkan totalitas yang patut disandangnya. “Saya mulai main perkutut sekitar tahun 1991-an. Kemudian vakum pada tahun 2000-an karena pindah ke ocehan. Tahun 2004 saya balik lagi ke perkutut tanpa meninggalkan hobi ocehan.

Budi SP Semarang, semangat berkarya untuk dunia hobi perkutut

Baru tahun 2017, saya benar-benar total balik ke perkutut,” tutur Budi. Tiga bulan setelah mantap dan yakin focus menekuni hobi perkutut, perburuan jago lapangan langsung dilakukan. “Tiga bulan setelah saya kembali ke perkutut, saya mengeluarkan dana sekitar Rp 600 juta hanya membeli perkutut kelas lomba,” tegasnya. Kepindahannya menekuni hobi di luar perkutut bukan tanpa alasan.

Dirinya mengaku ingin membandingkan bagaimana sebenarnya hobi ocehan dan perkutut. “Saya senang berorganisasi, makanya saya ingin masuk ke organisasi dan ingin tahu apa yang ada di dalamnya,” lanjut pemilik Basa Basi, perkutut berprestasi. Sampai akhirnya Budi berkesimpulan bahwa dunia hobi perkutut lebih bisa memberikan nilai lebih. Hobi perkutut diakuinya berbeda dengan ocehan.

“Kalau ocehan hanya bisa dinikmati di telinga saja, sementara perkutut masuk sampai jiwa. Tidak dapat saya pungkiri bahwa tingkat fari play di perkutut lebih tinggi,” lanjutnya. Di perkutut ada pakem yang jelas, sehingga penjurian semata-mata tidak didasarkan kepada selera juri, tetapi berdasarkan pakem yang dimiliki. Parameternya jelas dan tidak ada hal-hal yang dihilangkan. Begitu halnya dengan bisnis yang ada dalam hobi perkutut, yang dinilai memiliki keunikan tersendiri.

Bukan pekerjaan mudah dan gampang untuk mendapatkan apalagi mengorbitkan burung perkutut, meski memiliki banyak duit. Terlebih lagi, bukan hal yang gampang ketika seorang bos besar melepas perkutut miliknya yang sudah berprestasi, meski nilai tawaran cukup menggiurkan. Kenyataan inilah yang membuat Budi merasa bahwa menekuni dunia hobi perkutut, adalah pilihan yang tidak salah.

Baca Juga :  Budi SP Semarang : Kegiatan Tanpa Publikasi Akan Sia-Sia

Untuk itulah dirinya kini memiliki proyek besar untuk menjadikan hobi perkutut lebih semarak dari hobi ocehan yang pernah ditekuninya. Ia mengaku akan memulai dari hal-hal kecil namun dampaknya luar biasa. Semisal merangkul group media sosial yang saat ini sudah banyak berkembang di masyarakat, salah satunya Whats App (WA). Lewat media sosial inilah, diharapkan ada keterkaitan dan hubungan emosional antar kung mania.

Prestasi di dunia hpbi perkutut sudah seringkali diraih

Diskusi seputar hobi perkutut, sangat baik untuk dijadikan tema dan topik pembicaraan. Langkah lain adalah dengan menggandeng media, baik elektronik (TV, radio, medsos, dll) ataupun media massa cetak (koran, tabloid, dll). Media yang akan digunakan tidak terbatas, artinya media yang digunakan mulai dari yang berskala lokal sampai yang nasional. Menggandeng media merupakan langkah untuk mempublikasikan setiap kegiatan organsasi perkutut tanah air, yakni Persatuan Penggemar Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI).

Moment pentin saat merayakan kemenangan dari hasil juara konkurs

“Saya kira publikasi sangat perlu dan dibutuhkan untuk mendukung program organisasi sehingga bisa diketahui dan tersebat ke masyarakat,” lanjut Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Jawa Tengah. Sebab selama ini, dirinya melihat publikasi yang dilakukan P3SI kurang, ketika ada gelaran konkurs, misi dan visi organisasi yang seringkali dilontarkan oleh Ketua Umum ataupun Ketua Pengwil dan Pengda pada acara sambutan, akhirnya terlewatkan sia-saia. Bisa jadi tidak banyak yang menyimak apa yang dikatakan para ketua tersebut.

Begitu juga usai acara, seluruh pemenang menerima trophy, piagam dan hadiah, kemudian mereka meninggalkan lokasi konkurs. Tak ada kesan mendalam dan dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Namun jika melibatkan media, setidaknya dari media inilah akan menyebarkan informasi sampai ke public yang lebih luas. Bagi mereka yang selama ini tidak tahu apa itu hobi perkutut, dengan membaca, melihat dan mendengarkan siaran dan berita dari media, akhirnya mereka tahu dan paham.

Baca Juga :  Kejurnas dan Rakernas 2018, Kepercayaan dan Pertaruhan P3SI Pengda Semarang
Bersama rekan sesama kung mania, selalu kompak dan saling mendukung

Bukan tidak mungkin, jika program dan kegiatan ini menyenangkan, masyarakat akan terdorong untuk menekuninya juga. Setidaknya dengan media, eksistensi hobi perkutut bisa terus terlihat. Bahkan Budi SP mengaku memiliki rencana untuk membuat Prokung TV, dimana media televise ini akan dijadikan sarana bagi setiap kegiatan hobi perkutut terekam dan tersiarkan lewat media ini. Mayoritas acara hobi perkutut menjadi porsi terbesar dalam media ini. Budi juga akan menggandeng beberapa komunitas perkutut tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari Thailand, Singapura, Malaysia untuk mendukung acara media Prokung TV nanti.

Koleksi trophy yang didapat selama menekuni hobi perkutut

Dari sinilah diharapkan promosi seputar hobi perkutut akan diinformasikan. Program yang juga sduah direncakana adalah membuat Pondok Perkutut yang akan berisi showroom perkutut, lokasi latihan perkutut, tempat singgah bagi kung mania, tempat diskusi dan berbagai kegiatan hobi perkutut. “Saya sudah menyiapkan lahan sekitar 1500 meter di Semarang untuk merealisasikan rencana membuat Pondok Perkutut. Mudah-mudahan segera bisa terwujud,” lanjut Budi SP.

Related Articles

Back to top button