KJB Terapkan Sistem Yang Tepat Dan Gaji Besar, Hindari Juri Ngodeng
Tak hanya menyiapkan sistem serta konsep yang baik, namun kesejahteraan juri juga menjadi salah satu kunci untuk menjadikan suatu lomba lebih fairplay sekaligus memperkecil terjadinya kecurangan dalam perlombaan.
Tak dipungkiri bahwa di dunia perburungan, main lobi-lobi kepada juri yang bertugas terutama di lomba-lomba besar sudah dianggap hal yang wajar. Bahkan bisa dibilang telah menjadi budaya di dunia lomba burung berkicau tanah air.
Namun mindset seperti itu nampaknya sedikit demi sedikit mulai terkikis, terutama sejak hadirnya perlombaan yang menganut sistem G-24 yang telah menjamur ke berbagai daerah di penjuru tanah air. Salah satunya SKN yang emang dikenal dalam menyebarkan virus positif konsep G-24 yang membidik pecinta Murai Batu berbagai kalangan terutama di akar rumput.
Salah satunya yang tergress yakni berdirinya KJB (Komunitas Juri Berkualitas) pada awal tahun 2023. Meski terbilang baru, namun komunitas bentukan dari Mr. Kemas yang juga ketua dari SKN (Seduluran Kicaumania Nusantara) itu sangat getol dalam mengenalkan sekaligus sebagai wadah bagi pecinta Murai yang ingin merasakan kenyamanan saat berlomba ala G-24. Tak hanya digelar tiap Minggu di gantangan Gema 45 Surabaya yang kini menjadi markas tetapnya, namun untuk biaya tiket pendaftaran juga cukup terjangkau mulai dari yang terendah Rp 330 ribu sampai Rp 1,1 juta.
Dalam perkembangannya, komunitas yang terdiri dari beberapa juri pilihan itu mendapat respon yang sangat positif dari Kicaumania khususnya pecinta Murai Batu. Dari yang awalnya hanya dipersiapkan 4 kelas di tiap sesinya, kini yang terakhir sukses digelar 7 kelas plus 1 kelas tantangan.
Dan tentu saja, komunitas yang lagi naik daun itu tak lepas dari konsep G-24 sistem blok yang dianutnya selama ini. Ditambah lagi dengan kesungguhan dan kualitas dari para juri yang menjalankan misinya sebagai sang pengadil di gantangan dengan sangat baik.
Namun komitmen para juri untuk menjalankan tugasnya selayaknya sebagai juri yang bermartabat dan terlepas dari perbuatan curang, tentu harus diimbangi dengan gaji seorang juri yang layak atau berkecukupan. “Di KJB justru lebih memperhatikan pendapatan gaji juri yang cukup besar, agar bisa kerja lebih maksimal dan tidak kekurangan sehingga tidak ngodeng,” ujar Kemas yang membocorkan gaji juri sebesar Rp 1,4 juta dan Rp 1,6 juta, serta Jendral lapangan sebesar Rp 2 juta yang kesemuanya diberikan di tiap gelaran.
Hal itu tentu semakin membuktikan komitmen dari KJB sebagai komunitas yang tidak berorientasi pada keuntungan, namun kesemuanya diberikan pada peserta dan kesejahteraan juri serta crew KJB.
Namun hal itu tentu ada konsekuensinya pada semua juri yang emang harus dituntut untuk berkerja secara totalitas dan jujur. Tapi jika ditemukan ada tindakan kecurangan, maka KJB akan bertindak lebih keras dengan melakukan pemecatan dengan tidak hormat.”