Latpres Ramadhan Lokal Terkendali Madiun – Kuasai Kelas Cucak Ijo Brutal Quattrik, Bromo, Sosro Bahu Dan Mahendra Berbagi Juara
Dijubeli burung-burung papan atas, Latpres Ramadhan Lokal Terkendali bertema Ngabuburit yang dihelat Sabtu (16/4) kemarin berlangsung seru. Dan CH Brutal tunjukkan kualitasnya dengan menyapu bersih 4 kelas Cucak Ijo, sedangkan Bromo, Sosro Bahu dan Mahendra berbagi juara di kelas Murai Batu.
Cukup menarik untuk diikuti. Meski hanya setingkat latpres, namun animo peserta di gelaran yang dikemas digantangan Benggol Joyo Madiun tersebut tak hanya dari Madiun Raya, namun beberapa pemain dari berbagai kota di Jatim juga tak ingin melewatkan untuk berebut prestasi di beberapa kelas yang diikutinya.
Dan CH Brutal besutan Mr Fuk yang dikawal langsung oleh Arik Finaxel Surabaya sukses menjadi bintangnya lapangan saat itu. Betapa tidak. Dari 4 kelas Cucak Ijo yang disediakan panitia, kesemuanya disapu bersih burung yang kerap menjuarai berbagai even di PBI maupun EO lainnya.
Prestasi yang ditorehkan Brutal itu emang cukup wajar. Pasalnya di setiap sesi yang diikuti, burung yang usianya diperkirakan di angka 12 tahun itu selalau tampil on fire. Kepiawaiannya dalam mendubbing lagu-lagu masteran yang cukup komplit, disertai dengan gaya ngentroknya yang memperindah performanya.
Meski usianya sangat tua, namun Arik Finaxel mengaku hal itu tak lepas dari rawatan harian yang rutin dan tak pernah lepas dari kandang tenggaran. “Kesehariannya, Brutal ini hidupnya hanya ada di dalam kandang tenggaran full,” ungkap Arik yang juga sukses mengusung CH Android meraih 3 besar kelas utama PSC.
Sengitnya persaingan terjadi di kelas Murai Batu. Andri Bolang Ngawi SF yang sengaja menurunkan MB Bromo yang baru aja kelar dari masa mabungnya itu sukses tampil gemilang di sesi utama Pendekar.
Dengan mengandalkan aksi sujud-sujud yang cukup ngotot abis disertai dengan alunan suara lagu-lagu masteran yang cukup komplit, menjadikannya tak hanya jadi sorotan kicaumania yang turut menyaksikan aksinya, tapi juga membuat juri tak ada pilihan lain untuk sepakat menancapkan bendera koncer di nomer yang ditempatinya.
“Ya mungkin karena ekornya yang panjang kali ya yakni sekitar 23 cm, maka dia hanya bisa topform di satu kelas saja,” ucap Andri Bolang.
Sedangkan bagi Dwi Jalu yang hanya mengandalkan burung pelapis yakni Sosro Bahu dan Mahendra, juga sukses menorehkan prestasi di kelas Murai Batu.
Jika Mahendra sang gaco baru itu mampu bertengger di posisi teratas sesi Murai Batu Pecel dan runner up di sesi Penangkar, maka Sosro Bahu mampu menggoreskan namanya sebagai juara 1 di sesi Ring Silver PBI dan 4 besar di kelas utama Pendekar.
Puncaknya yakni penyerahan tropi juara umum BC dari Sinyo Club kepada Duta Proklamator Blitar.
Sementara itu. Gelaran yang juga ditujukan untuk menambah jam terbang sekaligus untuk mengasah kemampuan para juri muda PBI itu patut mendapat apresiasi, karena mampu menjalankan tugasnya dengan baik di 21 kelas yang berhasil digelar. Apalagi nyaris tak ditemukan aksi protes peserta di setiap sesinya.
Dan seusai gelaran, acara berlanjut di lapangan futsal Kampoeng Futsal Community. Selain untuk bukber atau berbuka puasa bersama, juga bertujuan untuk breffing serta evaluasi kinerja juri terutama para juri muda selama menjalankan tugasnya. Agar kedepannya mampu bekerja lebih baik, terutama saat bertugas di even-even yang lebih besar.
Pada kesempatan itu pula, selain dihadiri para petinggi dan tokoh kicaumania Madiun seperti Mamung Adira, Catur, Sinyo Club hingga Fajar Benggol, juga ikut dihadiri Dwi Jalu selaku Koordinator Bidang 1 ( Organisasi dan Pengendali Lomba ).
Daftar Juara :
