Kontesburung.com – Murai Batu Banaspati telat datang, bahkan hampir tak ada sedikitpun waktu untuk istirahat di lokasi lomba. Sang pemilik MB Banaspati begitu turun dari mobil mendengar sesi kelas Murai Batu Perang Bintang Latber Dungus Forest Park (DFP) RGN Madiun sebentar lagi di mulai.
Terpaksa, karena sesi sudah akan dimulai sang pemilik langsung bergegas ke meja panitia untuk membeli tiket dan langsung menggantangkan burung jagoannya.
Diluar dugaan, berada di slot baris pinggir tepatnya gantangan nomor 7, Banaspati langsung menghardik garang dengan materi-materi tajam nan mewahnya. Banaspati bahkan terpantau bervolume paling keras diantara burung yang lainnya hingga tembus kepenjuru lapangan.
Alhasil, berkat tampil apik dan kerja cukup menonjol dengan dukungan materi dan irama lagu serta volume dasyat, Banaspati keluar sebagai juara pertama dalam Latber DFP RGN Madiun edisi Perang Bintang Murai Batu. Minggu (12/9/2021).
Meraih juara 1 di kelas ini tidaklah gampang meski peserta gantangan tidak full. Namun persaingan benar-benar panas dan menegangkan pasalnya semua burung terpantau kerja maksimal, kekuatan hampir seimbang dan merata. Sehingga lengah sedikit atau jagoan yang digantangkan membuat kesalahan sedikit saja, tamat. Alis tidak ada harapan masuk nominasi juara.
MB Banaspati sendiri merupakan jagoan milik Thovan Wahyu W Banaspati Bird Farm, yang juga seorang penangkar Murai Batu di kawasan Madiun tepatnya beralamat di Perum Asabri Sidorejo Permai Blok G-1, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
“Gak nyangka soalnya datang telat dan sudah hampir di mulai. Beli tiket langsung gantang. Alhamdulillah, masih dapat hoki, Banaspati kerja cukup baik, “kata Thovan, yang agak demam kamera dan menolak saat di ambil fotonya.
Bahkan Thovan mengutarakan dirinya sangat apresiasi dengan Latber yang berada di kawasan Taman Hutan milik Perhutani di depan RS Lapangan Joglo (Covid-19) Dungus Kecamatan Wungu tersebut. Ia mengatakan bahwa dirinya baru sekali datang ke gantangan DFP untuk ikut Latber, namun ternyata kata dia asik tempatnya.
“Baru sekali ini datang. Tempatnya asik, peserta tidak gaduh dan bisa menilai sendiri antar burung lawan karena pemain saling menghargai satu sama lain. Burung yang main terutama Murai Batu juga bagus-bagus bahkan tadi ada beberapa teman dari kota yang saya lihat datang juga gak masuk burungnya. Seru, bisa diagendakan lagi main kesini, “terang Thovan.
Lebih lanjut Thovan menitip pesan kepada panitia setempat agar terus dipertahankan non teriaknya serta Murai Batu ekor hitam jangan di dua kan biar saling mengisi dalam setiap perlombaan.
“Nitip juga, salut buat peserta dan panitia di gantangan RGN Dungus luar biasa tidak ada yang teriak. Semoga bisa di pertahankan agar kita bisa benar-benar menikmati kicauan burung, “pungkas Thovan. (*)