Temu Kangen Member SKN – Duet Arjun feat RR Sulit Ditembus, Bringas Dan Egois Jadi Ancaman Baru
Dipertemukan kembali dalam gelaran bertajuk Temu Kangen Member SKN yang digebyar beberapa hari yang lalu, para pemain Murai Batu menurunkan gaco-gaco terbaiknya demi merebut predikat juara Murai Batu.
Tak ingin menyia-nyiakan kondisi terbaik dari sang gaco andalan di beberapa pertemuan belakangan ini, Abah Hudan 911 SMM langsung menurunkan Arjun di kelas pembuka. Dan benar saja, sempat bersaing ketat dengan burung-burung papan atas lainnya seperti Egois milik Yudhistira, Sultan gaco Abah Chamto, Jahanam milik H Agus dan Boss Muda andalan Dodiet Kober, Arjun pun justru semakin tancap gas dalam melantunkan lagu-lagu roll tembak.
Berkat kestabilannya selama durasi penilaian 10 menit itulah, 4 juri yang bertugas tak ragu-ragu lagi untuk kompak menancapkan bendera koncer A pada nomer gantangan 28 yang ditempatinya di kelas Temu Kangen A.
Hoki di angka nomer 28 ternyata juga diikuti oleh andalan lain dari Abah Hudan yakni Rock N Roll yang tak ketinggalan untuk kembali menyenangkan hati tuannya. Tak tanggung-tanggung, RR nama panggilan akrabnya yang turun di sesi C langsung tampil ngotot dari awal digantangkan hingga berakhirnya penilaian. Handal dalam memainkan lagu-lagu isian yang cukup komplit ditambah dengan gaya yang beberapa kali sujud-sujud, menjadi modal baginya mengikuti jejak Arjun bertengger di posisi puncak.
Kerennya lagi, prestasi dari RR tak puas sampai di situ karena saat turun di sesi H dia masih mampu berada di jalur juara sebagai pengisi nomer urut 4.
Sedangkan gaco lain dari 911 yang diberi nama Kalimosodo juga turut menyumbangkan prestasi sebagai runner up di kelas Temu Kangen G yang menempel ketat Spartan milik Dewangga Dewa SF yang berjaya di podium juara.
Aksi menawan juga berhasil ditunjukkan andalan H Topo Surabaya Cell Kediri di sesi B yang mampu mengantarkannya merebut podium juara. Dan usut punya usut, ternyata burung yang menempati gantangan 28 itu bukanlah Kendil Wesi yang selama ini menjadi gaco utama sekaligus mengangkat nama H Topo di kalangan pecinta Murai Batu, melainkan gaco tergress yang diberi nama Bringas.
“Sebenarnya udah lama saya mendapatkannya, yaa sekitar 7 bulanan lah. Namun karena ngurak yang cukup lama maka baru bisa turun gantangan kali ini dan ini emang tampilan perdananya,” ujar H Topo yang mengaku mendapatkan Bringas dengan nilai transaksi Rp 25 jeti dari pemain Kediri.
Untuk performa burung yang diperkirakan umur 5 tahun itu emang tak diragukan lagi, selain mampu mengalunkan lagu-lagu yang dilakukan berulangkali seperti Cucak Cungkok, Kenari, Lovebird hingga Cililin selama 10 menit penilaian yang serasa tak kenal lelah, gayanya yang ngeplay semakin menambah indah penampilannya. Ditambah dengan serangan panjang Cucak Cungkok, semakin memperkuat juri yang bertugas untuk menancapkan bendera koncer di nomer yang ditempatinya.
“Bisa dibilang sebelum ngurak yang terakhir, Bringas termasuk burung stabil di tiap penampilannya. Padahal harian hanya diberi voer plus jangkrik 5 + 5 ekor pagi dan sore, serta tanpa pemberian kroto dan hanya andalkan ulat kandang saat di lapangan,” ungkap Alwi Toyota sang pemilik lama yang sekaligus menjadi pemandu bakat Bringas dan seraya mengaku rutin melakukan pengembunan pagi serta penjemuran selama 1 jam dalam kondisi masih dikerodong.
Gelaran kali ini juga sebagai pembuktian kedigdayaan MB Egois amunisi Yudhistira Delta Pandawa. Setelah seminggu sebelumnya tampil gemilang di Kopdar SMM dan berhasil menyandang gelar juara, maka di even yang dikomandoi Kemas SKN juga sukses tercatat nama Egois sebagai pemegang juara di sesi E.
Meski sempat mendapat perlawanan sengit dari Halilintar besutan Dwi Jalu SF dan Mascot andalan Cahyo Matrix Malang, namun berkat kinerjanya yang stabil dalam membawakan roll tembak yang dikolaborasi dengan power yang mumpuni, mampu membawanya melesat ke podium juara.
Kesuksesan Egois tak hanya diraih saat turun di kelas E, namun pekegang juara runner up juga berhasi diembannya saat bertarung di sesi pembuka alias A dan sesi H.
Sementara itu, walau hanya berhasil mengantarkan Halilintar berada di podium runner up dan Negro di posisi 5 sesi B, namun setidaknya Dwi Jalu siempunya mampu membuktikan kestabilan plus kedigdayaan dari burung yang sempat mencicipi juara di Piala Raja 2019 silam. Pasalnya dalam beberapa pekan terakhir, Halilintar masih bisa tampil totalitas dan mampu pertahankan jalur juara.
Rasa bangga terhadap sang andalan juga ikut dirasakan Dewangga Dewa SF. Setelah sempat tampil menawan di sesi C dengan merebut posisi runner up, burung yang diberi nama Spartan itu justru semakin menggilan saat kembali diturunkan di kelas G. Alhasil, bendera koncer pun berhasil diraihnya dengan mudah.