1st Anniversary Ciken SF Kediri – Meriah Di Tengah Guyuran Hujan, 4 Burung Peraih Burung Terbaik

Kerjasama apik ditunjukkan pada perayaan Anniversary Ciken SF ke satu dengan gantangan Bukimata BC Kediri, 13 Desember 2020 kemarin. Meski cukup meriah, namun protokol kesehatan Covid 19 benar-benar diterapkan dengan baik.

Betapa tidak. Begitu akan memasuki area gantangan, semua peserta wajib melalui pemerikasaan suhu badan serta diharuskan menggunakan masker. Bahkan panitia juga telah menyiapkan beberapa box masker untuk dibagikan gratis kepada peserta yang tidak membawa masker. Dan saat gelaran berlangsung, sang mc juga tak pernah lelah untuk terus menyuarakan akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

“Kami memang telah mempersiapkan segalanya semaksimal mungkin agar gelaran dapat berjalan dengan baik di tengah membludaknya jumlah peserta, namun tetap mematuhi protokol kesehatan untuk menghambat terjadinya penularan virus Covid 19 ini,” ujar Verdy motor penggerak gantangan Bukimata BC.

Hal senada juga ungkapkan M Yunus ketua Ciken SF yang bermarkas di Wates Kediri ini. Bahwa meski harus tetap merayakan Anniversary komunitas yang beranggotakan sekitar 26 crew itu di tengah pandemic Covid 19 , namun setidaknya para peserta yang hadir harus sadar akan bahayanya virus ini. “Kita sangat bersyukur, bahwa meski jumlah peserta cukup membludak, namun bisa dibilang mereka cukup tertib saat di lapangan mulai dari menggunakan masker hingga jaga jarak,” celetuk M Yunus punggawa komunitas yang diisi oleh para pecinta burung berbagai jenis.

Sementara itu, meski gelaran kali ini termasuk lomba lokal, tapi penyajian serta euforia yang ditunjukkan para peserta menjadikannya terasa seperti lomba besar. Apalagi pesertanya tak hanya didominasi kicaumania dan kekekmania Kediri raya, tapi dari beberapa kota tetangga seperti Blitar, Tulungagung , Jombang hingga Lamongan juga tak ingin melewatkan sengitnya pertarungan di 23 kelas yang disediakan panitia.

Salah satunya di kelas Cucak Ijo yang menjadi kelas favorit yang mempertemukan para jawara-jawara untuk saling unjuk kebolehan demi berebut posisi puncak. Persaingan pun tak bisa terhindarkan, apalagi tak adanya burung yang mendominasi jalannya pertandingan di 4 sesi yang disediakan panitia.

Sehingga untuk meraih posisi puncak, terjadilah aksi saling jegal di tiap sesinya. CH Sniper amunisi M Havid CIK Team yang membuka kemenangan di kelas Cucak Ijo pembuka, mendapat serangan sengit di sesi lanjutan yang akhirnya dimenangkan oleh rekan setimnya yakni Bakso besutan Kentang CIK Team. Sedangkan di 2 sesi berikutnya, podium juara berhasil diduduki oleh Aswotomo gaco Gojhe Berkah Kuli dan Sukri andalan Ali Wates.

Namun berkat kesuksesannya meraih juara 1 di sesi B dan juara 3 di sesi C dan D, akhirnya gelar burung terbaik pun diserahkan pada Bakso besutan Kentang CIK Team. “Walau penampilannya di sesi C dan D kurang powerfull tidak seperti saat turun di sesi B, tapi setidaknya Bakso masih mampu memberi perlawanan peserta lain,” celetuk Kentang.

Meski belum hoki pada gelaran kali ini, Mr Hendra dari Ngasem Kediri yang mengawal gaco andalannya yakni Beng Beng itu mengaku memang belum puas dengan penampilannya kali ini yang seharusnya masih bisa lebih maksimal. “Ya setidaknya tadi masih bisa bekerja di tiap sesi yang diikutinya seperti di sesi B dan D yang mengantarkannya merebut runner up,” ujar Hendra.

Senada dengan sesi Cucak ijo, di sesi Murai Batu juga terjadi aksi saling rebut podium juara di tiap sesinya. Jika di sesi A, Hercules besutan Aris dari Gajah Mada dengan mudah merebut gelar juara berkat aksi gemilangnya dalam memainkan materi lagu serta roll tembaknya yang cukup panjang-panjang, maka di sesi B posisi puncak menjadi milik Lesus gaco Rully Koi dari Mbentheout. Sayang keberhasilan Hercules dan Lesus bertengger di posisi puncak tersebut belum mamou mengantarkannya merebut gelar sebagai Murai Batu terbaik, karena predikat tersebut justru menjadi milik Siliwangi andalan Mr Joe Jugala SF berkat prestasinya sebagai juara satu di sesi terakhir dan juara 3 di sesi B.

Aksi gemilang juga sempat dipamerkan Superman amunisi Gio Tropi Wates. Dengan bermodalkan kinerjanya yang stabil saat menyemburkan kicauan standart berdurasi panjang-panjang dan jeda rapatnya, membuatnya secara mutlak menguasai 2 sesi kelas Kenari yang dipersiapkan panitia dan turut pula mengantarkannya sebagai pemegang gelar Kenari terbaik.

Usut punya usut, ternyata Kenari Superman itu adalah gaco tergress milik Gio Tropi yang baru ditake over 3 hari sebelumnya. “Saya baru dapat Suoerman pada hari Jumat kemarin, dan baru aku gantangin sekali di latber pada hari Sabtunya dan berhasil juara 1, lalu puncaknya di Bukimata BC ini dengan mamlu meraih juara nyeri, ” ucap Gio.

Menariknya, ternyata performa keren abis yang ditunjukkan Superman itu mendapat pethatian dari Mr Joe Jugala SF wates yang beberapa terakhir ini emang kerap berburu burung-burung jawara untuk memperkuat beberapa amunis-amunisinya saat berlaga di even-even besara. Dan benar saja. Dengan mahar sebesar Rp 15 jeti, akhirnya Kenari Superman pun berpindah tangan ke Mr Joe.
“Meski saya baru kali ini melihat topformnya, namun saya yakin kalau Superman akan menambah kekuatan gaco-gaco terbaik yang kita persiapkan untuk even-even besar, ” ujar Mr Joe yang akan mengawal Superman menuju Bung Tomo Cup 3 Surabaya pada 20 Desember 2020.

Sedangkan untuk peraih Lovebird fighter terbaik berhasil disandang Mentil besutan Bufago, setelah keberhasilannya meraih double winner berkat aksi gemilangnya di sesi LB Fighter B dan C.

“Terima kasih atas partisipasi dan support kicaumania dan kekekmania yang ikut serta menyemarakkan gelaran kami ini, ” tutup Verdy yang salut dengan antusiasme yang ditunjukkan para peserta, karena meski diguyur hujan sepanjang hari namun mereka tetap semangat untuk menyelesaikan lomba hingga di kelas terakhir.