News

Si Pur Solo Duetkan Destroyer dan Galiator di Twister Cup

Hwa Mei kian naik daun saja. Setelah sekian lama tertidur pulas lantaran flu burung, kini burung asal Negeri Tirai Bambu ini bangkit kembali. Kran impor dibuka lagi. Tak heran bila dalam episode setengah tahun ini, burung bermata biru ini kerap menghiasi lomba-lomba burung berkicau.

Dampaknya penghobi-penghobi lama  pun kembali turun gunung. Mereka gatal karena lama tidak ikut lomba.  Alhasil, aroma persaingan di kelas hwa mei bakal kian sengit pada lomba-lomba dimasa  yang akan datang.

“Hwa Mei identik dengan burung bos atau high class, karena harganya yang mahal. Bisa dibilang lomba hwa mei itu sarat dengan gengsi. Yen ora wong duwe duwit ora kuat,” papar Si Pur Solo yang sering mengorbitkan hwa mei juara.

Pria yang dulu pernah mengorbitkan hwa mei Prahara ini memang benar. Transfer hwa mei juara pada masa sekarang memang terbilang fantastis. Sebut saja hwa mei Huru Hara milik Drg. Agung Jogja yang dipinang oleh Nugroho dengan mahar senilai 210 juta. Tidak itu saja kegilaan harga yang ditawarkan. Hwa mei yang bernama Hitler bahkan masih menampik uang sebesar 400 juta rupiah. Fenomena seperti inilah yang bakal membuat hwa mei kian populer.

Si Pur sendiri kini memiliki dua jagoan yang tak kalah hebat yakni Gladiator dan Destroyer. Dibilang hebat lantaran keduanya memiliki prestasi yang stabil, setiap dilombakan tak lepas dari 3 besar. “Misalnya begini, lomba minggu kemarin dapat juara I, minggu ini juara 3, terus minggu berikutnya juara 2, prestasi tersebut sudah bisa dikatakan stabil. Jadi Tak harus juara 1 terus,” ungkap pria berkumis ini.

Sederet gelar memang sudah berhasil mereka raih. Contoh, Gladiator menjadi juara 2 di Semarang,  juara  2 di Malang,  juara 2 dan 3 di lomba LBC, dan pungkasnya juara 1 di Bogor minggu yang lalu. Sedangkan Destroyer meraih juara   1 di PBI semarang, Lindu Aji, PJSI dan Solo.

Sekian banyak gelar yang sudah didapat tersebut berbanding lurus dengan kemampuan keduanya. Lengkingan panjang  dan volume tembus sudah pasti menjadi amunisi keduanya. “Secara keseluruhan keduanya hampir satu tipe, ngerol dan nembak, dan hanya dalam posisi satu titik saja. Bedanya Gladiator lebih gampang daripada Destroyer. Gladiator itu digantang siapa saja dia tetap mau tampil, kalau Destroyer yang bisa gantang cuma anak saya saja,” jelas Si Pur.

Lantas apa resepnya?Ternyata mudah, yaitu mandi. Menurutnya,  kebisaan mandi pagi dan sore hari membuat tubuh mereka tetap fit. Sehingga walaupun jadwal lomba terbilang padat kebugaran keduanya tetap stabil.

Adapun lomba yang nmenjadi tantangan berikutnya adalah Delata Cup 2 Sukoharjo dan Twister Cup 4 Agustus mendatang Semarang. “ Setelah di Sukoharjo nanti kita bakal terbang ke Twister, moga-moga saja Gladiator dan Destroyer bsa mengeluarkan kemampuan terbaiknya,” kata Si Pur.

Related Articles

Back to top button