Legendaris Membalikkan Keadaan di Babak Akhir Liga Perkutut Hanging Sultan BF Surabaya Seri VI

Meski sempat mengalami perubahan jadwal awal, Liga Hanging Sultan Bird Farm Surabaya Seri VI, tetap diminati peserta. “Rencana awal kami akan menggelar Liga Hanging Sultan pada tanggal 1 Mei 2019, namun karena diminta oleh Bangkalan, akhirnya kami mengalah dan menentukan tanggal 9 April 2019,” terang Benny Mintarso selaku penanggungjawab liga.

Pergantian ini memang bisa saja membuat persiapan para peserta cukup mepet, terlebih agenda lomba yang begitu padat. Namun kekhawatiran itu tidak terbukti. Dua blok yang disediakan panitia, masih dapat menampung perkutut usia muda meski tidak sampai penuh.
“Kami tetap bersyukur karena masih banyak dukungan yang diberikan kung mania untuk meramaikan acara liga Sultan,” imbuh Benny. Bahkan tidak hanya peserta Surabaya yang hadir dalam acara ini. Beberapa kung mania luar Surabaya nampak hadir, semisal Taufik Piruz Bird Farm Pasuruan dan H.Sahri Mojokerto serta peserta asal Bangkalan Madura.

“Saya hadir sebagai bentuk dukungan terhadap liga Sultan meski kondisi hujan mengguyur sejak berangkat dari rumah. Saya berangkat jam 5.00 pagi. Alhamdulillah masih sempat nututi acara,” papar Taufik Piruz. Hal senada dikatakan H.Sahri. menurutnya ada keinginan untuk menjajal liga Sultan yang sudah lama ia dengar.
“Kebetulan ada waktu kosong maka saya usahaka datang ke Surabaya sekalian menyapa rekan-rekan di sana,” ungkap H.Sahri. meski tidak memiliki burung yang siap, dirinya tetap berangkat menuju lokasi acara. Sarapan pagi bersama, masih menjadi tradisi yang dipertahankan.

Peserta dipersilahkan mengambil makanan yang disaiikan secara prasmanan. Sementara itu dari dalam lapangan bisa diinformasikan bahwa perebutan posisi kejuaraan berlangsung dalam drama menegangkan. Ada tiga perkutut hanging yang saling bertarung memperebutkan poin tertinggi.
Mereka adalah Legendaris, orbitan Awong Surabaya, Andeng andalan Drs.Amir,MM Bangkalan dan Halilintar amunisi Ir.Mahmud Bangkalan. Di babak pertama, Legendaris dan Andeng unggul dengan raihan bendera tiga warna. Sementara Halilintar hanya meraih dua warna hitam.

Memasuki babak kedua, Anden mampu mempertahankan perolehan bendera tiga warna, Halilintar menyusul dengan raihan bendera yang sama yakni tiga warna. Sementara Legendaris hanya mendapatkan bendera dua warna. Sampai babak kedua, Andeng berhasil memimpin posisi.
Di babak ketiga, Andeng berhasil meraih bendera dua warna hitam dan Halilintar dengan raihan bendera tiga warna. Sementara Legendaris hanya dua warna. Artinya sampai babak ketiga, Andeng memimpin, diikuti oleh Halilitar dan Legendaris. Nah, di babak akhir inilah, semua berubah.

Legendaris yang awalnya hanya bisa puas diposisi ketiga, dibabak keempat inilah perkutut ternakan Atlas ini langsung menggebrak dan membalikkan keadaan. Menjelang injuri time, Legendaris berhasil menembus perolehan bendera tiga warna hitam. Hasil ini sekaligus merubah urutan kejuaraan.
Legendaris yang digantang pada nomor 76 dinobatkan sebagai peraih podium pertama, disusul oleh Andeng, perkutut bergelang Andeng pada nomor gantangan 06 diurutan kedua dengan raihan bendera dua warna hitam di akhir babak dan tempat ketiga, menjadi milik Halilintar produk CTP yang digantang pada nomor 34 mengakhiri penjurian dengan raihan bendera dua warna.





