H.Leman Surabaya, Tukar Indukan Samudra Cinta Setya BF Sidoarjo dengan Sepeda Motor Honda Beat Baru

Samudra Cinta, perkutut orbitan Nawang Triton Bird Farm Surabaya saat ini menjadi catatan kung mania karena prestasi bagusnya yang berhasil ditorehkan. Turun di Kelas Piyik Hanging, perkutut bergelang Setya ini mampu memperlihatkan prestasi yang semakin menanjak.

Tarung untuk pertama kalinya di Liga JR Bird Farm Surabaya, Samudra Cinta hanya meraih hasil pada urutan paling buncit. Lomba berikutnya, Samudra Cinta kembali diikutsertakan dalam laga Mandala Cup XI Situbondo, Minggu 31 Maret 2019 dan berhasil menerobos daftar kejuaraan masih di kelas yang sama yakni Piyik Hanging sebagai juara ketiga.
Rasa bangga menghampiri Sukirno pemilik Setya Bird Farm Pondok candra Surabaya, sebagai farm yang melahirkan Samudra Cinta. “Perkutut yang diorbitkan Pak Nawang di Kelas Hanging adalah tetasan kedua, sedangkan tetasan pertama masih bersama Pak Leman,” terang Sukirno.

Disebutkan oleh Sukirno bahwa Nawang mendapatkan burung tersebut tidak langsung melalui dirinya, namun hasil rekomendasi dari H.Leman kung mania kawak Surabaya. H.Leman ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. “Pak Nawang memang dapat burung itu dari saya,” jelas H.Leman.

Nampaknya kualitas bagus yang dimiliki Samudra Cinta, masih lebih bagus dari kakaknya yang kini berada di tangan H.Leman. Prediksi perkutut tersebut bisa mencapai nilai di arena lomba dengan raihan bendera tiga warna hitam. Namun sampai saat ini burung tersebut masih disimpan untuk persiapan ketika sudah berusia agak dewasa.
“Perkutut yang saya ambil dan merupakan anakan pertama, volume besar, kira-kira 50,” lanjut H.Leman. Kenyataan inilah yang membuatnya tidak kuat untuk meninggalkan indukan tersebut di kandang Setya Bird Farm. Muncul keinginan memboyong indukan tersebut ketempat tinggalnya.

Tanpa menunggu waktu lebih lama, dirinya menyampaikan minat untuk memboyong kedua indukan yang selama ini menghuni Kandang Setya K.11 (Cristal A.10 x Cristal E.11). Setelah melalui negosiasi, akhirnya Sukirno sepakat melepas indukan tersebut. Transaksi ditandai dengan pemberian sepeda motor Honda Beat baru dari H.Leman kepada Sukirno.
Maka sejak itulah indukan tersebut resmi diambil alih H.Leman. “Sebenarnya Pak Nawang juga berminat memiliki indukan tersebut, tetapi sudah keduluan Pak Leman,” lanjut Sukirno. Ada kandang lain yang diprediksi bakal melahirkan anakan bagus yakni Setya K.2 (Cakrawala Messi 1 x Cristal E.11) dan Setya K.8 (Harmony Takuma x Harmony AAA).

Sukses yang diraih Sukirno dalam menekuni ternak perkutut sebenarnya bukan kebetulan. Sebagai orang lawas yang menggeluti dunia ternak burung perkutut, menjadi modal kuat. Terlebih dengan pasokan indukan dari Cristal, DND dan AW, semakin memudahkan dirinya untuk menentukan indukan mana yang akan digunakan.
“Saat ini saya memiliki banyak stok indukan, terutama indukan betina, ini saya lakukan dengan harapan ada pergantian indukan jika hasil tidak memberikan kepuasan,” katanya lagi. Setiap tiga sampai empat kali tetasan, indukan dalam kandang ternak Setya harus sudah dibongkar, kecuali hasilnya memuaskan dan banyak yang booking, mungkin proses pergantian pasangan indukan ditambah menjadi enam kali tetasan.

Munculnya produk ternak Setya dengan prestasi bagus, diakui oleh Sukirno berkat bantuan dari H.Leman. “Saya tidak pernah sempat memantau burung, tapi saya banyak dibantu Pak Leman. Beliau rutin datang ke rumah meski saya kerja. Jadi produk ternak saya akhirnya terpantau olehnya dan banyak juga yang laku terjual berkat Pak Leman,” papar Sukirno lagi.



