Mengintip Sukses AKN Bird Farm Sampang Terus Eksis Orbitkan Jawara
Nama AKN Bird Farm Sampang saat ini menjadi salah satu peternak yang sukses mencetak sekaligus mengorbitkan burung berkualitas kelas lomba. Deretan panjang perkutut bergelang AKN yang sukses di lapangan dengan prestasi bagus dalam daftar kejuaraan, menjadi bukti nyata bahwa farm satu ini memang layak masuk sebagai peternak papan atas.
Sebut saja Syahrini, Syahrul Khan, Mahkota, Ambasador, Mayapada dan setumpuk nama lain, adalah bukti nyata kalau produk AKN patut untuk mendapatkan apresiasi. Kemenangan produk AKN tersebut bukan saja pada level regional, tetapi sudah merambah pada konkurs nasional. Beberapa nama yang sudah orbit dengan prestasi membanggakan, tidak hanya saat berada di tangan H.Moh.Aksan selaku pemilik farm, tetapi ada juga yang sudah di take over orang lain.
Prestasinya juga sudah banyak mengakui bahwa produk AKN dimanapun berada dan diorbitkan siapapun, pasti akan memetik kemenangan bagus. H.Aksan mengaku bahwa apa yang sudah diraihnya saat ini bukan didapat dengan cara mudah, apalagi datang dengan sendirinya. Ia mengaku bangga sekaligus puas dengan apa yang sudah didapatnya.
“Alhamdulillah AKN akhirnya berhasil mengeluarkan produk bagus dan berprestasi di lapangan. Mudah-mudahan saya bisa terus mempertahankan prestasi ini,” terang H.Aksan. Apa yang telah dialaminya memang bukan faktor kebetulan. Dirinya mengaku bahwa banyak faktor yang akhirnya menjadikan AKN banyak melahirkan produk unggulan.
Selain materi kandang yang mumpuni, artinya kualitas indukan yang menjadi penghuni kandang ternak harus bagus dan layak menjadi indukan, faktor lain yang tidak bisa dikesampingkan adalah sistem crossing. “Kualitas indukan bagus menjadi syarat yang tidak bisa ditinggalkan dalam menekuni ternak perkutut, sehingga proses pencetak anakan bagus akan memiliki peluang lebih besar,” katanya.
Setelah indukan bagus sudah tersedia, maka tinggal melakukan proses penjodohan. Ada dua masa atau waktu ketika AKN melakukan penjodohan yakni satu tahun dua kali, pertama bulan Juni dan kedua bulan November. Alasannya dengan sistem penjodohan seperti ini, maka ketersediaan burung bisa selalu ada.
“Saya kan senang juga lomba, maka saya harus punya burung yang bisa dilomba, makanya saya melakukan proses penjodohan dua kali dalam setahun,” imbuh kung mania yang juga kepada Desa Pangarengan Sampang. Proses penjodohan dua kali dalam setahun bisa disebut sebagai penjodohan materi indukan baru atau bongkar pasang indukan.
Bongkar pasang indukan dilakukan jika hasil dari anakan dinilai kurang bagus. Perombakan indukan dilakukan setiap enam strip atau enak kali tetasan. Jumlah indukan yang dirombak juga menyesuaikan dengan bulan yang dipilih. Jika perombakan dilakukan bulan Juni, maka H.Aksan hanya membongkar indukan sebanyak 30 sampai 40 persen dari jumlah kandang yang dimiliki.
Sedangkan perombakan indukan di bulan November dilakukan dengan jumlah indukan sebanyak 85 persen. Keputusan ini disesuaikan dengan pengalaman yang selama ini dirasakan. H.Aksan melakukan proses perombakan dengan jumlah prosentase berdasarkan analisa dan evalusi yang sudah dilakukan sebelumnya.
Artinya perombakan itu tidak asal dilakukan, tetapi sudah melalui perhitungan matang. Setiap kali perombakan indukan yang sudah melalui enam tetasan, biasanya H.Aksan menyisakan satu pejantan dan satu betina. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan indukan dari hasil ternakan sendiri.
Cara ini dilakukan agar indukan-indukan yang dimiliki, mayoritas merupakan pengembangan kandang yang sudah dilakukan. Apalagi dirinya tahu bagaimana kelemahan dan kelebihan dari masing-masing indukan yang dimiliki. Adapun anakan yang dijadikan bahan indukan harus memiliki kriteria.
Untuk calon indukan jantan, jalan harus benar, dasar suara bagus. Sedangkan calon indukan betina harus cowong. “Secara teori memang depan ujung harus mewah, tapi kalau tengahnya kurang nata, dasar suara kurang, maka hasilnya juga kurang,” jelasnya. Lebih lanjut H.Aksan mengatakan bahwa harus memperhatikan dan mempelajari daya turun indukan.
Alasannya ketika seorang peternak sudah paham daya turun indukan miliknya, maka ia akan dengan mudah bisa menentukan untuk mencetak burung dengan tipikal yang diinginkan. Dengan teori yang diterapkan ini, AKN sampai hari ini masih bisa teus mengorbitkan burung tanpa mengalami krisis jawara.