H Salim Andriyanto Makin Berkibar: Tampil di Tiga Kelas LPB II, Siap Luncurkan Tetasan Maestro BF
Kehadiran H Salim Andriyanto beberapa bulan belakangan telah menghidupkan denyut dunia perkututan Bali. Konkurs yang digelar semakin bergairah, banyak bermunculan penggemar pemula yang berani ke arena. Bahkan kini para peternak Bali semakin semangat menunjukkan hasil tetasannya di kelas piyik hanging.
H Salim memang lagi penuh semangat berlomba. Beberapa kali sudah mentake over gacoan yang siap meramaikan konkurs local dan juga nasional. Tidak itu saja, H Salim juga sudah menyelesaikan kandang Maestro BF-nya yang diakui tampil eksklusif dengan materi-materi kandangnya yang rata-rata sudah pernah merasakan juara di arena konkurs.
Baru beberapa pecan memasukkan materi sudah banyak yang booking. Namun sayang baru menetaskan beberapa ekor yang masih piyik yang siap bakal diluncurkan di event lomba.
Sambil menunggu tetasan Maestro yang siap berlaga, ada sederet gaco yang ikut meramaikan liga di Bali yang pada event Liga Perkutut Bali seri II bertajuk Kaswari Cup, H Salim berhasil mengantarkan gaconya di tiga kelas.
Di antaranya Buldozer bergelang Arista yang menduduki posisi kelima di kelas dewasa senior, Harley Davidson ring AKN yang bertengger di posisi keempat kelas dewasa yunior, dan Singalaga bergelang JBM sebagai runner up bersama Leonard ring AKN juara lima di kelas piyik yunior.
H Salim menyadari, apa yang diraih hari ini membuktikan bahwa menampilkan gaco di arena konkurs tidaklah gampang. Banyak factor yang mempengaruhi, baik perawatan, posisi kerekan dan cuaca di lapangan. Karena itu, apa yang dicapai hari ini patut disyukurinya sebagai sebuah proses untuk menghadapi lomba ke depan.
Namun yang paling utama dari keseriusan pengusaha sukses di Bali ini bermain perkutut adalah ingin membangun tali silaturahmi di antara penghobi. Seperti pada event LPB II kemarin, tidak saja dihadiri kung mania Bali tetapi juga para tokoh perkututan di Jawa. Burung boleh saja bertarung di arena, namun hubungan persaudaraan di luar arena mesti tetap terjaga. Ketika rekan meraih kemenangan di arena, H Salim tak pernah sungkan mengucapkan selamat.
Sejak H Salim terjun ke arena konkurs, para tamu silih berganti mengunjungi kandang Maestro, dan begitu sebaliknya, H Salim juga rajin mengunjungi kawan. Berbincang, berdiskusi demi memajukan perkututan Bali. H Salim juga begitu cepat akrab dengan pemain-pemain ternama di Jawa. Tidak saja ingin lebih banyak menimba ilmu, juga melirik siapa tahu ada gaco yang layak diboyong ke Bali. *kb3