Phoenix Cup I, Liga Perkutut Jogja Istimewa, Suguhkan Persaingan Super Ketat, Pavarotti Raih Bendera Empat Warna
Genderang perang perebutan posisi paling atas Liga Perkutut Jogja Istimewa 2019, mulai ditabuh. Gelaran bertajuk Phoenix Cup, Minggu 10 Februari 2019 menjadi ajang pembuka untuk memastikan siapa yang bakal memenangkan supremasi penobatan burung-burung terbaik di liga yang rencananya akan dilaksanakan selama sepuluh putaran/seri.
“Liga Perkutut Jogja Istimewa 2019 akan digelar selama sepuluh seri dengan tempat yang berbeda,” jelas Susriyanto salah satu panitia liga. Lima Pengda yang dimiliki Pengwil Daerah Istimewa Yogyakarya, yakni Pengda Gunung Kidul, Pengda Bantul, Pengda Sleman, Pengda Kulonprogo dan Pengda Yogyakarta Kota, memiliki kesempatan untuk menjadi tuan rumah.
Penyelenggaraan secara bergiliran dimasing-masing Pengda, diharapkan bisa memberdayakan pengurus di tiap Pengda sehingga mereka memiliki pengalaman menjadi tuan rumah penyelenggaraan sebuah liga. Tujuan lain adalah memberikan nuansa baru bagi peserta agar liga ini bisa lebih menarik.
Liga kali ini didukung penuh oleh Phoenix, produsen pakan untuk perkutut. “Alhamdulillah liga pertama bisa berlangsung dengan lancar tanpa ada kendala,” lanjut Susriyanto. Kekhawatiran panitia dengan cuaca, akhirnya tidak terbukti. Pasalnya beberapa hari menjelang pelaksanaan liga, cuaca di Yogyakarta cenderung mendung dan hujan.
Namun saat pelaksanaan, cuaca cerah sehingga memberikan rasa nyaman dan aman bagi seluruh pihak yang ada diloksai liga. Peserta bisa tenang mengerek dan menggantang perkutut miliknya. Begitu juga dengan panitia bisa menjalankan agenda ini tanpa ada rasa khawatir. Lapangan Ngrenak Sleman yang dijadikan lokasi acara, berhasil menghadirkan cuaca cerah.
Kondisi inilah yang membuat pertarungan dimasing-masing kelas berlangsung tanpa hambatan. Ketatnya persaingan dalam melancarkan serangan, terlihat jelas pada nilai yang dihasilkan oleh tiap-tiap peserta, meski ada juga yang berhasil mengakhiri penjurian tanpa ada perlawanan yang dialami.
Di Kelas Dewasa Senior, terjadi perebutan posisi terdepan antara Golden Dragon orbitan Agus Yogyakarta yang dikerek pada nomor 116 dengan Ahil andalan Agus Hendratno Sleman pada kerekan 108. Raihan bendera yang diraih selama empat babak penjurian, tidak mengalami perbedaan. Keduanya mendapatkan bendera masing-masing dua warna hitam.
Sampai akhirnya dimeja rekap, ditemukan perbedaan pada nilai ujung yang diraih. “Peserta pada nomor kerekan 116 (Golden Dragon) meraih nilai ujung 8 ¾ sedangkan peserta nomer kerekan 108 meraih nilai ujung 8 ½,” terang Susriyanto team rekap. Dengan demikian Golden Dragon, perkutut bergelang BBF dinobatkan sebagai juara pertama dan Ahil ternakan ACC meraih urutan kedua.
Ditempat ketiga, ada Gito milik H.Purwo Adi Pakir, perkutut ternakan Pakis pada kerekan 128. Di Kelas Dewasa Yunior, Basiyo orbitan Sukarman Gunung Kidul meraih hasil lebih bagus dari lawan-lawannya. Di babak pertama, kedua dan ketiga raihan bendera dua warna hitam berhasil didapat.
Pada babak keempat, menambah nilai dengan bendera tiga warna. Hasil ini membawa perkutut ring Panji pada kerekan 138 sebagai juara pertama. Sedangkan diurutan kedua dan ketiga, terjadi nilai sama yakni antara Sadewa milik Pur Bawang Cilacap pada kerekan 141 dengan Hangi jago Sukiyono Gunung Kidul dikerekan 149. Keduanya meraih bendera dua warna hitam pada empat babak berturut-turut.
Akhirnya ditemukan letak perbedaan kelebihan yang dimiliki oleh kedua peserta tersebut. Sadewa unggul di suara ujung dengan nilai 8 ¾ sedangkan hangi memiliki nilai 8 ½. Artinya Sadewa, perkutut ternakan Warna Agung melaju peurutan kedua disusul oleh Hangi, produk Panji pada urutan ketiga.
Sebaliknya di Kelas Piyik Yunior, persaingan perebutan posisi terdepan, berjalan tanpa ada nilai sama. Bahkan juara pertama yang diraih Pavarotti orbitan Jay Jay Yogyakarta, perkutut ternakan Cristal, meninggalkan lawan-lawannya dengan raihan bendera empat warna pada babak pertama, tiga warna babak kedua, dua warna hitam babak ketiga dan diakhir babak hanya meraih koncer 1 warna.
Keberhasilan perkutut yang dikerek pada nomor 67 dalam merah nilai bendera empat warna menjadi satu-satunya dalam liga kali ini. Di urutan kedua ada Kanaka, andalan Erie Kulonprogo ternakan Bagus di kerekan 46 dengan raihan bendera tiga warna pada babak pertama dan kedua, dua warna pada babak ketiga dan tiga warna hitam pada babak keempat.
Dan diposisi ketiga, ada Golden Boy milik Agus Yogyakarta, ring WKB yang dikerek pada nomor 38 dengan raihan bendera tiga warna rata selama empat babak berturut-turut. Di Kelas Piyik Hanging, Melati Jaya Giri orbitan Adhie Aryanto Wonogiri pada gantangan 30 berhasil menghadang lawan dan sukses menjadi juara pertama.
Posisi tersebut diraih setelah pada babak pertama perkutut ring Adiraya berhasil mendapatkan nilai bendera dua warna hitam babak pertama, kedua dan keempat, dua warna pada babak ketiga. Di uurutan kedua ada Barcelona, andalan Toni Yogyakarta yang digantang pada nomor 43, dengan raihan bendera koncer satu pada babak pertama.
Bendera dua warna hitam pada babak kedua, ketiga dan keempat. Menyusul ditempat ketiga, Song of Angel orbitan Sigit Obaja Sleman, ring Pison pada kerekan 27 dengan raihan bendera dua warna hitam pada babak pertama dan keempat, serta bendera dua warna pada babak kedua dan ketiga.