Banyak Orbitkan Burung Jawara di LPB 2018: Wira’s Raih Peternak Terbaik
Untuk menyandang gelar peternak terbaik Liga Perkutut Bali 2018 yang berjalan sangat amat ketat, bukan perkara mudah. Membutuhkan perfoma sang pengelola kandang agar konsisten menetaskan anakan burung juara di lapangan. Dan hal itu dibuktikan oleh Wira’s, peternak perkutut tertua di Bali yang kini dikelola penuh oleh Angelo Wira Putra alias Een. Di mana pada penutupan LPB 2018 yang digelar Minggu 16 Desember 2018 di lapangan Ketewel Gianyar Bali, Wira dinobatkan sebagai peternak terbaik LPB 2018 setelah mengumpulkan poin tertinggi.
Banyak tetasan Wira yang sukses mendominasi LPB 2018 di Bali dan juga mampu bersaing di skala nasional. Di antaranya Naga Hitam yang lahir dari kandang Wira Apache yang berhasil stabil sejak seri pertama hingga ketiga menempati posisi ketiga atau total enam kali menjuarai LPB 2018 sehingga ditetapkan sebagai burung terbaik kedua di kelas senior LPB 2018.
Wira Apache bermaterikan Wira Lucky Star yang dikawinkan dengan RPM Alpard. Namun kini betinanya diganti dengan Wira K3 yang kental berdarah Jupiter Thosiba. ‘’Sekarang tinggal nunggu anaknya lagi, mudah-mudahan lebih bagus dari Naga Hitam,’’ ujar Een yang tinggal di Jalan Pura Banyu Kuning, Mahendradatta Denpasar.
Ada juga Abudhabi yang sempat dibesut H Abidin yang juga dinobatkan sebagai burung terbaik senior peringkat ketiga LPB 2018 setelah sempat menjuarai di seri keempat, juara 2 dua kali dan juga juara 5 dan juara 9. Abudhabi netas dari Wira K5 bermaterikan Wira 222 dengan IBO C9. Wira 222 merupakan anak dari WAT My Master dengan DLK D5. Adik Abudhabi sendiri kini ada di Mindrajaya dan dalam pematangan usia untuk menghadapi LPB 2019.
Ketika LPI di Bali digelar Agustus lalu, burung lelangan dari Wira yang lahir dari K Beaverfall yang dimenangkan Achmad Yani Zain dari Tabanan sempat menjuarai piyik hanging LPB. Begitu juga Wira K1 yang lepas ke tangan H Salim dan sebagai pasangan Predator ring Patimura ternyata mampu duduk di nomor 10 dewasa senior LPB X. W k1 bermaterikan Grand 9B dengan Wira 333. Namun betinya kembali diganti.
Walaupun sudah berhasil menelorkan jawara di lapangan, namun Een tetap saja seneng bongkar materi. Dengan tujuan ingin mencari hasil yang baru karena merasa kurang puas. Namun setiap materi yang dipasangkan, Een selalu mempertimbangkan trah dan tipikal suara serta tentunya filling dari pengalamannya yang sudah puluhan tahun bergelut di bidang pengembangan perkutut.
Seperti di Wira, trah Beaverfall menjadi basic blood yang diakui pas untuk mengisi irama tengah. Tengahnya yang banyak dikrosing dengan suara-suara besar.
Tidak saja ring Wira mendominasi LPB 2018, juga tetasannya sempat mengebohkan Piala Raja Jogyakarta 2017 yang menempatkan ring Wira dari k Lucky Star (C d7 dengan Wira 777) juara piyik yunior dengan meraih bendera 4 warna di tangan H Iwan Jombang. Wira 777 betina ini kini dimasukkan ke W333 dipasangkan dengan pejantan WAT My Master.
Begitu juga kandang princes juga sempat juara 1 di Jombang dan beberapa kali juara 1 di kelas piyik dan senior. Tetasan ini juga sempat meraih bendera empat warna.
Walaupun dinobatkan sebagai peternak terbaik, Een tidak besar kepala tetapi tak pernah surut menyuntikkan materi baru. Terlebih lagi menghadapi LPB 2019 yang akan semakin ketat. Beberapa hari ini Wiras sudah mendatangkan 10 materi ring Shasha Diva BF dengan tipikal suara gede berirama. Di antaranya Shasha 15 A New York, 13b Monaco, 41 A, dua ekor 6A Medan, VIP 15, 5A Surabaya, 27A Turky dan VIP 22.
Empat di antaranya sudah masuk di kandang K3, K4, W 888, dan A2. Dan seluruhnya dimix dengan Wira khususnya kental berdarah Beaverfall. Selain Shasha juga sudah meminang ALX k XXX, Cristal E5 turunan TL n444, C B777 juga turunan TL n444, ALF Malang k E29, ALF Malang k B13, dan Metro k 666.
Seluruh materi ini kini masih dalam pemulihan fisik sebelum nanti bakal dimasukkan ke kandang dan siap menelorkan anakan yang bisa meramaikan LPB 2019.*kb3